Hi. Rendy comeback!!
Happy reading 😍
Aku tunggu notif dari kalian yak!!*****
"Di dalam?"
"Di luar?"
"Di dalam?"
"Di luar?"
Rendy bergumam gelisah sambil mengetuk-ngetukkan sebuah bolpoin ke meja kerjanya seirama dengan apa yang ia ucapkan. Ia memandang hamparan pemandangan luar dari kaca gedung perusahaan yang ia bangun dengan hasil kerja kerasnya bersama Daffa. Selama ini Rendy memutuskan untuk tinggal di Singapura.
Ada beberapa hal yang membuatnya memutuskan untuk menetap di negara kecil yang sangat berkembang itu. Salah satunya, ia ingin menghindari ayah dan juga istri mudanya yang kini telah dikaruniai seorang putra. Ya, adik Rendy.
Lalu, memang ada sesuatu yang membuatnya sangat ingin tinggal di Singapura.
Sebenarnya, saat ini Rendy tengah merasa gelisah, ia mengingat kembali betapa cerobohnya ia meniduri seorang wanita dalam keadaan mabuk. Selama ini, ia tidak pernah meniduri wanita dalam keadaaan tidak sadar. Bahkan siapa wanita itu, Rendy tidak terlalu mengingatnya.
Stefa? Stela? Atau siapa namanya? Sungguh Rendy tidak bisa mengingat nama, bahkan wajahnya saja teringat samar.
Rendy hanya takut, jika ia tidak sengaja mengeluarkannya di dalam, lalu wanita itu hamil. Ia tidak ingin punya anak dimana-mana seperti pria brengsek yang tak bertanggungjawab, apalagi dengan seorang wanita asing yang baru ia kenal.
Oh sungguh sial.
Tapi, jika mengingat wanita itu adalah tipikal wanita nakal, pasti ia akan berusaha bagaimanapun caranya agar tidak hamil, apalagi Rendy sudah memberinya uang yang cukup banyak.
Lamunan pria itu buyar ketika seseorang mengetuk pintu ruangan.
"Masuk," suruh Rendy.
"Pak Rendy, apa Anda memanggil Saya?"
Rossa, sekretarisnya muncul dengan pakaian super ketat yang hampir mencuatkan belahan dadanya.
"Ya, atur ulang jadwal pertemuan siang ini, karena aku tidak bisa pergi terburu-buru, kepalaku sakit," pinta Rendy memijat dahi.
Sembari tersenyum menggoda, Rossa mengiyakan permintaan bosnya lalu meninggalkan ruangan dengan gestur yang masih tampak nakal.
Rendy sudah tidak heran dengan tingkah Rossa yang berani kepadanya. Sudah kesekian kali Rossa berusaha menggoda Rendy, tetapi ia tidak menggubris sama sekali.
Bagi Rendy, suatu pantangan untuk bercinta dengan karyawan sendiri, atau rekan bisnisnya. Hal itu tidak akan bisa terjadi karena akan merusak imej juga kinerja mereka.
Bukannya apa, Rendy hanya takut jika mereka jatuh cinta padanya tetapi Rendy tidak akan bisa membalas perasaan mereka. Siapa yang akan dikorbankan? Tentu saja pekerjaan. Dan Rendy tidak menginginkan itu. Ia sangat profesional jika itu menyangkut karirnya.
Rendy mendengus pelan dan mengusap kasar wajah tampannya. Sungguh kecerobohan yang tidak akan Rendy ulang seumur hidup.
.
Seorang gadis membolak balik sebuah kertas berpotongan kecil panjang sembari tersenyum menyeringai penuh rencana. Ia mengayun-ayunkan kakinya di kursi sebuah kafe tempatnya melamun sejak tadi, menunggu teman-temannya datang. Sesekali ia menyeruput milktea yang sudah tersisa setengah.
"Cherry!"
Panggilan seseorang memalingkan pandangannya. Disana, ada dua gadis yang sedang ia tunggu-tunggu menuju ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Driving Me Insane √ (COMPLETED)
عاطفيةWARNING 21++ This is story about Rendy and his girls.. Entah suatu kesialan atau keberuntungan, seorang Rendy Leonard Sandjaya, pria yang paling diinginkan di muka bumi ini, tidak sengaja meniduri Cherry, gadis cantik delapan belas tahun yang baru s...