High School? ✔

× 열일곱 ×

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—'

"BANGSAT!" Dengan gusar YanAn menendang bola-bola yang berserakan di depannya. Dan itu cukup membuat kedua sahabatnya tersentak.

"Kenapa jadi gini sih?? Kenapa jadi Changgu??! Kita udah fokus buat ngelindungin Shinwon tapi tiba-tiba- Changgu?? Sialan!"

Yuto menghela nafasnya lelah. Sudah beberapa menit sejak mereka menemukan ponsel Changgu di halaman parkir belakang. Dan sejak itu pulalah sahabat tampannya itu mulai mengumpat.

"Lo tenang dulu. Kita balik dulu ke tempat gue buat mikirin rencana selanjutnya sambil nunggu info dari orang gue," Wooseok menginterupsi. Tapi YanAn menggeleng kencang.

"Gak. Gue gak bakal balik tanpa Changgu. Dia di culik gara-gara gue."

"Wooseok bener. Gue yakin Hyojong gak bakal ngapa-ngapain Changgu. Kayak kata Hui hyung; yang Hyojong mau itu lo." Yuto menimpali.

YanAn terdiam sejenak. Lalu kemudian berdiri dengan cepat.

"Lo bener. Hyojong cuma mau balas dendam ke gue." Pandangan YanAn menyapu kedua sahabatnya. "Jadi biar gue yang nyelesaiin ini semua sendiri. Lo berdua bisa balik. Lagian kalian juga ada pertandingan besok, 'kan?" lanjutnya.

Wooseok membulatkan matanya, "Jangan gila deh lo, Nan! Masalah lo sama Hyojong itu udah jadi masalah kita juga!"

"Emang kadang kalo ngomong suka seenak jidat sendiri ni bambu satu!" Yuto menambahi.

YanAn mendengus. "Gue serius," ucapnya sambil mengusap wajahnya kasar. Frustasi.

"Yut, siniin kunci mobil lo."

Yuto tak bergeming. Dia menatap YanAn iba. Dia tau, sahabatnya itu sedang jatuh cinta kepada Changgu. Kalau tidak, mana mungkin si dingin YanAn bisa jadi sebegininya? Tapi Yuto juga tidak bisa membiarkan YanAn pergi sendirian begitu saja.

"Gak. Kalo lo mau pergi, kita pergi bareng." Ujar Yuto.

"Yap. Pergi bertiga, atau gaada yang pergi sama sekali sampe orang gue ngasih informasi," imbuh Wooseok.

"Tapi ini masalah gue sama dia! Kalian gak perl—"

"Ngomong sekali lagi kalo kita gak perlu ikutan, gue timpuk pala lo pake bola basket." Yuto menyela cepat dengan mimik muka datar namun terdengar kesal.

YanAn mendengus. "Fine! Emang dasar batu ya lo berdua!"

"Sama-sama. Kita semobil aja. Mobil gue biar di sini aja." Timpal Wooseok sambil berlalu kembali ke halaman parkir depan, diikuti Yuto, dan YanAn yang masih setia mengumpati kedua karibnya itu dalam hati.

••••••••

Di tempat lain, Hyojong terduduk lesu di sebuah sofa yang sudah nampak lusuh. Matanya menatapi ponselnya yang menampilkan popup panggilan tak terjawab dari nomor ponsel Changgu. Hyojong yakin YanAn lah yang menelfonnya.

"Hahhhh..... Kenapa gue jadi kayak gini sih.... ," gumamnya lirih. Matanya menatap sekeliling. Sejak sekitar sejam yang lalu, dia membawa Changgu pindah dari rumahnya dan menuju ke tempat ini. Tempat yang di salah satu dindingnya penuh dengan sticky notes penuh tulisan kekanakan soal 'janji persahabatan' dan beberapa foto empat orang remaja.

"Gue yakin mereka udah gapernah kesini lagi..." Hyojong tertawa miris.

Dengan lemah Hyojong berjan menghampiri sebuah foto yang tergantung di tengah. Dia mengambilnya dan membaliknya.

'Bestfriend Till The End'

Hyojong tersenyum sedih. "Maafin gue. Gue udah terlalu jauh buat berhenti sekarang. Jadi gue gaada pilihan lain selain lanjutin ini semua sampe gue tau gimana caranya berhenti dengan sendirinya," lirihnya sambil meletakkan kembali foto tersebut ke tempatnya.

"Dan hari ini bakal jadi hari penentuan antara kita berempat. Ending kita. Hari ini."

T.B.C

Dikit dulu aja yaa~
Besok tamat soalnya ㅠ^ㅠ

Oiyaa. Maafkan typo" yang bertaburan di sana sini~
Maafkan juga selama ini aku sering gantungin cerita"ku sampe mungkin bikin kalian kesal (iya. Sampe pada unfol :")

^ IYA. AKU CURHAT DIKIT ITU :v

Tapi terimakasih banyak ya buat kalian" yang udah setia nungguin update an ku >,<
Aku sayang kalian banyak banyakkk!! 💙💙💙💙💙
/menebar cinta

💜 PENTAGON Saranghae Juseyo 💜

^😘 사랑해요 😘^