Aku mulai memasuki gerbang sekolah dan dengan sengaja aku perlahankan gerakan kakiku karena hari ini begitu pagi untuk aku tiba disekolah, sekarang menunjukkan pukul 06.20 WIB, lapangan sekolah serta koridor bahkan ruang kelas masih begitu sepi. Ada beberapa penjaga sekolah yang membersihkan area sekolah, dan sesekali mereka melontarkan senyum kepadaku dan ku balas dengan senyuman dan anggukan kecil, mereka semua terlihat ramah dan pekerja keras.
Beberapa siswa mulai berdatangan ketika jam telah menunjukkan pukul 06.55 WIB, padahal upacara akan dimulai 5 menit lagi, tapi diantara mereka semua tidak ada yang telat ketika upacara dimulai.
Aku masih berada didalam kelas karena sibuk mencari topi untuk upacara, padahal tadi pagi sudah ku siapkan dan ku bawa kesekolah bersamaku. Aku bingung mengapa topi upacaraku tiba-tiba menghilang entah kemana, aku bingung harus ngapain padahal 5 menit lagi upacara segera dimulai.
"Hai! Kamu cari apa?" suara seorang laki-laki mengagetkanku, sontak aku menoleh dan menatapnya, namun aku tak kunjung mengucapkan sepatah kata apapun. "Kamu tidak segera ke lapangan? 5 menit lagi upacara akan segera dimulai!" timpalnya lagi,
"Eeem, aku itu.. aku sedang mencari topiku, perasaan tadi ku letakkan dimeja tapi tiba-tiba tidak ada" ucapku dengan nada memelas.
"Yaudah ini topi aku pakai aja gapapa" sambil memberikan topinya kepadaku.
"Beneran engga papa?", Dia hanya mengagguk sambil tersenyum kepadaku.
"Yuk kelapangan!" ucapnya sambil menarik pergelangan tanganku, sontak aku kaget dan menepiskan tangannya,
"Astaghfirullah hal Adziim" ucapku spontan ketika tanganku ditarik olehnya, "Eh, maaf ya" ucap laki-laki itu dan segera bergegas keluar kelas karena merasa malu denganku.
Upacara pagi ini berjalan dengan khidmat dan sesuai prosedur penatalaksaan upacara pada umumnya, namun diakhir penutupan upacara diumumkan beberapa hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengikuti upacara, dan ada beberapa nama siswa yang dipanggil ke tengah lapangan karena tidak membawa atribut yang lengkap ketika upacara.
"Jonathan Leonardus Edzhar silahkan maju kedepan" suara Bapak BK sekolah memanggil salahsatu siswanya, setelah sampai ditengah lapangan sontak aku kaget banget karena laki-laki itu adalah yang meminjamkan topinya kepadaku, aku bingung harus bagaimana lagi, disini aku merasa bersalah banget karena sudah membuat orang lain dihukum karena ulahku.
"Terimakasih!" ucapku sambil memberikan topi miliknya, "Maaf ya tadi kamu dihukum gara-gara aku".
"Gapapa kok, yang penting kamu upacara gak kepanasan. Tadi cuma dikasih tau sama Pak guru ga kena hukum kok!" ucapnya meredakan rasa takutku. Aku hanya bisa tersenyum membalas ucapannya.
"Oh iya kita belum kenalan ya? Kenalin aku Leon!" ucapnya sambil pengulurkan tangannya padaku. "Udah tau, tadi kan namamu dipanggil sama pak guru" jawabku sambil nyengir ga jelas.
"Hahaha.. jadi malu aku, Btw nama kamu siapa?"
"Aku Nadia Allifiya Azhar, panggil aja Nadia". "Oke Nadiaaaaa!" jawab Leon sambil ketawa-ketawa sendiri sampai matanya ga kelihatan, karena dia memang keturunan chiness jadi kalau nyengir aja bola matanya udah ga kelihatan.
***
Sejak kejadian peminjaman topi itu, aku semakin akrab dengan Leon, dan kini Leon menjadi sahabat ku. Leon adalah satu-satunya sahabat paling tampan yang aku miliki, karena diantara semua sahabatku dari kecil Leon adalah satu-satunya yang tidak berjilbab (kerena dia laki-laki sendiri hehe).
.
.
.
.
Assalamualaikum wr.wb.
Semoga selalu dalam yang maha esa yaa reader.
Terimakasih sudah membaca ceritaku,
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 👌
.
Sampai ketemu di part selanjutnya yaa..
See U
KAMU SEDANG MEMBACA
"Islammu Mahar Terbaik"
Teen Fiction" Ajari aku mengenal Tuhanmu Nadia! Aku tahu jika aku ingin memilikimu maka aku harus mendekat kepada penciptamu, merayu penciptamu agar diizinkan untuk membahagiakanmu lebih lama ". Ucap Jason dengan lembah lembut membuat hati Nadia terkagum, dan t...