Teriakan riuh bersemangat, terdengar dari sebuah gedung besar. Gedung yang menyelenggarakan lomba biola antar sekolah.
Jihan salah satu peserta lomba juga dapat merasakan semangat pengunjung gedung ini, apalagi sekarang tinggal menunggu pengumuman hasil akhir.
Gadis itu terlihat tampak gelisah dan tak henti-hentinya merapalkan do'a dalam hati takut akan hasilnya nanti mengecewakan.
Pemuda jangkung yang ada di samping Jihan itu mengerti, bagaimana perasaan sahabatnya untuk saat ini, maka ia meraih tangan Jihan lalu menggenggamnya erat seolah menyalurkan semangat dan aura positif kepada gadis itu.
"Sudah, jangan terlalu gelisah seperti itu. Apapun hasilnya nanti itu pasti yang terbaik buat lo. Gue percaya ko kalau sahabat gue yang satu ini pasti dapat juara pertama," ucap pemuda itu berusaha meyakinkan Jihan dengan senyuman lebarnya, buat Jihan merasa sedikit lega.
"Makasih ya, tapi gimana kalau nanti gue.... "
"Shut, nggak boleh ngomong kaya gitu, ingat semua hal yang terjadi pada diri kita itu tergantung dengan apa yang kita pikiran. Jadi untuk saat ini lo harus berpikir positif. Lo harus yakin kalau lo dapat juara pertama dan bisa mendapatkan beasiswa buat sekolah di SMA Bintang."
"Ihhh, gue jadi terharu dengar nya. Lo emang sahabat terbaik gue," kata Jihan dengan mata berbinar. "Oh iya, nanti kalau gue menang lomba, besok malam gue teraktir lo makan deh," lanjut Jihan.
"Ko besok malam sih, kenapa nggak sekarang aja pulang dari sini?"
"Ish nggak lah, gue kan mau merayakan kemenangan bareng keluarga gue dulu, udah ya besok aja 'kan malam minggu."
"Oh jadi ceritanya lo mau malam mingguan sama gue nih."
"Ih apaan sih, bukan itu maksud gue," kata Jihan merasa malu sendiri.
"... Dan, juara pertama lomba biola tahun 2020 jatuh kepada ... Jihan Anindita...."
Setelah mendengar itu...
Jihan langsung menjerit.
Dia begitu bahagia mendengar namanya disebut sebagai juara pertama dalam lomba biola tahun ini. Setelah sekian lama, akhirnya dia berhasil mendapatkan juara pertama. Selama ini dia sering mengikuti lomba. Namun, hanya mendapatkan juara ke-dua atau ke-tiga saja, dan sekarang berkat kerja kerasnya, dia berhasil mendapatkan apa yang dia impikan.
Setelah lulus SMP nanti, dia akan melanjutkan sekolahnya di SMA BINTANG, sekolah musik yang menjadi impian banyak orang.
"GUE MENANG, GUE MENANG," teriak Jihan histeris seraya memeluk pemuda yang ada di sampingnya itu.
"Ini gue nggak mimpi 'kan, gue nggak mimpi, gue berhasil mendapatkan juara pertama," ucap Jihan lagi setelah melepaskan pelukannya.
Pembawa acara menyuruh Jihan untuk mengambil piala-nya ke atas panggung.
Setelah menerima piala juara pertamanya, Jihan bergegas untuk pulang.
Tidak sabar ingin menunjukkan piala juara pertama kepada orang tuanya.
Selama perjalanan pulang, gadis itu tidak bisa berhenti untuk terus memikirkan bagaimana ekspresi kedua orangtuanya ketika melihatnya membawa piala juara pertama dari lomba biola.
Begitu ia turun dari taksi, dengan perasaan bahagia, dan senyuman yang terpancar dari wajah oval-nya, Jihan berlari penuh semangat-menuju rumahnya. Hingga ketika dia membuka pintu....
Dalam sekejap Jihan menjadi diam membisu, lidahnya terasa kelu, dan secara perlahan matanya memerah meneteskan butiran-butiran kristal bening yang membasahi pipinya. Sungguh demi apapun dadanya terasa sakit, ketika melihat dan mendengar secara langsung adegan pertengkaran antara kedua orangtuanya, yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Ada apa ini?
Kenapa semuanya menjadi seperti ini?
Jihan tidak pernah menyangka, keluarga yang selama ini terlihat begitu harmonis, ternyata hanyalah sebuah topeng. Nyatanya, kedua orangtuanya sering bertengkar tanpa sepengetahuan Jihan.
Jihan melihat ibunya yang membawa koper besar berjalan menghampirinya.
"Jihan sayang, kamu ikut mama ya," ucap ibunya seraya menarik tangan Jihan.
"Ta-tapi, ma ..."
"Jihan ayo!"
"MAA ..., PAPA ...,"teriak Jihan di sela isak tangisannya.
Jihan melihat Papanya yang sedang berdiri mematung menatap ke arahnya, tubuh Jihan yang terasa lemas ditarik paksa oleh ibunya untuk naik ke dalam mobil, hingga tanpa sadar piala yang berada di genggamannya terjatuh ke bawah.
~Bersambung.
Hallo Guys, selamat datang di cerita kedua ku.
Oh, iya gimana dengan prolognya?
Semoga kalian suka ya.
Jangan lupa kasih vote dan comment ☺
Aku tunggu saran dan kritik dari kalian❤
Jangan lupa untuk terus ikuti cerita ini, dan sampai jumpa nanti di Bab 1❤😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
General FictionAwalnya Agas dan Jihan bersahabat. Persahabatan yang hampir membuat semua orang tidak percaya kalau mereka berdua hanya sebatas sahabat. Namun, keadaan membuat keduanya tiba-tiba berpisah dan putus komunikasi. Sampai takdir mempertemukan mereka ke...