2

13 8 7
                                    

Suasana kelas XI ips-3 di hari pertama masuk sekolah begitu berisik dan gaduh. Satu persatu siswa-siswi yang berdatangan memasuki kelas langsung menyeruak, dan bahkan melompat gila saling memeluk satu sama lain-edisi kangen setelah libur panjang.

Saling menanyakan kabar satu sama lain, dan menceritakan hal apa saja yang dilalui setelah libur sekolah panjang, suasana di kelaspun berubah seperti di pasar.

"Hallo guys," tiga perempuan cantik datang memasuki kelas seraya melambai-lambai ria pada sebuah kamera, membuat beberapa orang menoleh dan sisanya tidak peduli.

"Ketemu lagi bersama saya Putri Marisa atau Caca," ucap gadis mungil ceria dengan aksesoris berwarna pink yang posisinya berada di tengah memegangi kamera.

"Saya Pricilla Salsa," lanjut gadis tinggi dengan rambut sebahu yang posisinya berada di sebelah kiri.

"Dan saya Zahra Liana," kata gadis yang sama tingginya dengan Salsa yang posisinya berada di sebelah kanan.

"Dan, di video kita kali ini, kita akan...."

"HALLOOWWW MA BRO, " ucap seseorang secara tiba-tiba menyeruak ke depan kamera, membuat ketiga gadis itu tersentak kaget, dan segera mendorong pemuda itu menjauh.

"UPO IH LO APAAN SIH?" teriak ketiga gadis itu kompak mendorong sebal Hadi-nama pemuda itu untuk menjauh, yang kemudian raut wajahnya kembali manis dan menoleh ke depan kamera.

"Ok, di video kita kali ini, kita akan membuat.... "

"Tahu bulat, digoreng dadakan," ucap Hadi lagi-lagi menyeruak ke depan kamera, buat ke tiga gadis itu kembali kesal dan menjambak rambut Hadi.

"UPO DIAM!!!" teriaknya lagi lalu mendorong Hadi secara bersamaan, setelahnya ketiga gadis itu berusaha mengatur napas dan kembali tersenyum ke depan kamera.

"Ok, di video kita kali ini.... "

"Akan membuat tempe bacem," tiba-tiba Hadi muncul dari belakang dan melambai ke arah kamera, buat ke-tiga gadis itu langsung emosi.

"UPO LO BISA DIAM NGGAK SIH HAH?" kata Salsa menjambak rambut Hadi kasar, buat cowok itu meringis kesakitan.

"Aduh ampun Sa, ampun."

"Mau gue patahin tubuh lo yang kerempeng ini," Zahra maju menarik kerah seragam Hadi.

"Eh buset Ra, serem banget sih lo."

"Atau, mau gue usir lo dari planet bumi ini," ucap Caca, yang selanjutnya membuat suasana kelas semakin berisik ada yang melerai dan ada juga yang mengompori.

Sampai.....

Braakk.

Pintu terbuka, dan menampilkan seorang gadis tinggi dengan tubuh idealnya tengah berdiri di ambang pintu, menatap tajam ke dalam kelas. Untuk anak SMA seusianya gadis itu memiliki postur tubuh ideal yang indah membuat semua siswa yang ada di dalam kelas jadi diam melihat ke arahnya, dan terpana begitu saja.

Lama terdiam, gadis itu lalu masuk ke dalam kelas, melangkah tenang tanpa tersenyum, menyapa, apalagi peduli kepada orang-orang yang kini tengah memperhatikannya, ia berjalan menuju kursi di pojok belakang, kemudian menjatuhkan ranselnya dan duduk di sana sendirian.

Tersadar dari lamunan, beberapa orang yang ada di kelas mulai berbisik-bisik mempertanyakan siapa gadis asing yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Sebagian ada yang mengagumi dan sebagiannya lagi ada yang terang-terangan menunjukkan sikap tidak suka melihat wajah gadis itu yang terlihat angkuh.

Satu menit setelahnya disusul seorang guru perempuan masuk kelas, yang tidak lain adalah Bu Dewi wali kelas untuk 11 ips-3.

"Pagi anak-anak," sapa Bu Dewi seraya melangkah menuju meja guru.

"Pagi Bu," jawab beberapa murid dan sisanya masih sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Ok, tidak perlu kenalan ya karena sudah tahu kan siapa saya, dan sudah bertemu juga di kelas sepuluh. Jadi sekarang saya menjadi wali kelas kalian di kelas sebelas,"jelas Bu Dewi, "Oh iya itu ada Jihan, kelas kita kedatangan murid baru," tunjuk Bu Dewi ke arah perempuan yang tengah duduk di pojok belakang, buat beberapa orang menengok ke belakang dan ber-oh paham, karena merasa pertanyaan sudah terjawab.

"Ayo Jihan maju ke depan perkenalkan diri kamu," kata Bu Dewi, buat Jihan berdiri dan melangkah ke depan untuk memperkenalkan diri.

Suasana kelas pun langsung berisik, banyak celetukan-celetukan nggak jelas dari anak-anak cowok, menggoda Jihan dan menanyakan hal-hal aneh membuat beberapa anak perempuan di sana berdecak sebal, seolah mengatakan 'apaan sih lebay banget.'

"Nama gue Jihan," ucap Jihan singkat padat dan jelas dengan ekpresi datar, lalu kembali ke tempat duduknya, buat beberapa orang jadi terdiam, mengernyit dan melongo, melihat aneh ke arah Jihan yang sudah kembali duduk.

"Eh, singkat banget," celetuk Roni dari arah depan.

"Nggak ada nama panjangnya nih? alamat rumah, atau no whatsapp gitu?" tanya Hadi yang langsung kena sorakan dari banyak orang.

"Nama panjangnya mungkin Jihaaaannnnn," kata salah-satu siswa yang langsung mengundang tawa semua kelas.

"Udah-udah berisik," lerai Bu Dewi.

"Jihan, ada lagi yang ingin kamu sampaikan? Biar teman-teman di sini bisa kenal sama kamu, atau mungkin nama panjangnya kamu?" Bu Dewi memandang Jihan.

"Nggak ada Bu. Saya nggak perlu kenal sama mereka," ucap Jihan tegas, memandang lurus ke depan dengan tangan dilipat di dada. Tidak ada senyum di bibirnya, wajahnya yang cantik seolah menyeramkan, sorot matanya yang tajam buat beberapa orang meneguk ludah dan nggan untuk berkata lagi, orang-orang yang awalnya terpesona dengan kecantikan Jihan seketika sirna setelah melihat sikapnya yang begitu angkuh.

"Anak baru songong banget," celetuk caca yang sepertinya sudah gatal ingin bersuara sejak tadi.

"So cantik banget ya dia," sambung Salsa yang sudah muak melihat sikap songong Jihan.

Sedangkan Zahra ia hanya diam menoleh ke belakang, menatap Jihan dengan tatapan tak terbaca, lalu menghela napas panjang dan kembali menatap ke depan.

~Bersambung.






My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang