[01]

35 6 0
                                    

Rianti ialah seorang wanita muda yang mendedikasikan dirinya sebagai ahli tenaga medis sekaligus sukarelawan yang senang membantu merawat orang-orang sakit yang tak memiliki cukup biaya.

Cita-cita mulianya ini sudah ia impikan sejak kecil. Dengan segala usaha kerasnya, ia berhasil mencapai mimpinya. Maka, di setiap pekerjaan dan misinya ia selalu menjalani dengan ikhlas sepenuh hatinya.

Kebetulan hari ini Rianti mendengar kabar bahwa kompleks Tentara Indonesia terkena ledakan bom, sehingga menyebabkan banyak korban, baik pria dewasa maupun wanita dan anak-anak.

Dengan rasa empati yang sangat tinggi Rianti memutuskan untuk segera pergi ke tempat terjadinya  ledakan bom tersebut.

Rianti segera menelepon Aska untuk membantunya di sana. Karena Rianti juga perlu bantuan. Ia yakin akan kewalahan jika hanya seorang diri. Meski ada juga tenaga medis yang ditugaskan pemerintah dan sukarelawan lainnya, tetap saja akan lebih baik jika lebih banyak penolong.

"Hallo, Aska! Kamu dan Samuel bisa gak bantu aku? Aku mau pergi ke kompleks TNI yang terkena ledakan bom siang ini."

"Bisa kok,satu jam lagi aku sama sam sampai di rumah kamu" ujar Aska seraya memutuskan telponnya sepihak.

Aska dan Samuel tiba di depan rumah yang Rianti.ia turun dengan mobil sedan putihnya.

Karena sudah tau kalau aska dan samuel sudah datang rianti segera masuk ke dalam mobil di kursi belakang.

"Aska, bawa mobilnya  cepatan ya! Kasihan di sana sudah banyak korban yang menunggu bantuan kita," ujar Rianti sambil memeriksa kembali barang-barang medis bawaannya.

"Oke siap, Rianti! Btw itu perlengkapannya sudah lengkap kan?" tanya Aska yang masih fokus ke jalanan. Rianti bergumam seraya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Aska menancapkan pedal gas mobil dengan kecepatan yang tinggi namun tetap fokus dan hati-hati sehingga tidak memakan banyak waktu. Akhirnya mereka bertiga sampai di lokasi tujuan

Saat mengunjakkan kaki di tempat kejadian, sudah terpasang garis polisi di sekitaran lokasi. Tempat itu sudah tidak bisa dikatakan baik karena sebagian jalan aspal yang merupakan pintu masuk kompleks hancur akibat ledakan bom. Pagar besi tak jauh dari situ dan pos jaga yang tepat berada di pintu masuk juga hancur sebagian dan menggelap di sebagian bangunannya yang masih berdiri. Beberapa rumah juga mengalami kerusakan cukup parah.

Rianti melihat banyak korban yang berakhir tragis, bahkan ada juga korban yang masih hidup tapi harus kehilangan salah satu anggota badannya dan korban lainnya masih dalam kondisi baik namun keadaan mentalnya tidak stabil serta hanya luka-luka yang tidak terlalu parah. Bisa mereka bayangkan seberapa hebatnya ledakan itu.

Rianti dan kedua temannya itu segera membawa korban yang tergeletak di jalanan ke tempat yang sudah di sediakan oleh tim medis.

Rianti segera mengobati para korban tersebut dengan pengobatan yang sudah ia siapkan dari rumah walau hanya seadanya tetapi bisa untuk mengurangi rasa sakit

Lalu Aska dan Samuel membantu membawa korban-korban yang terkena ledakan bom itu dengan tandu ke tempat medis.

"Aska, kamu tangani korban yang kamu bawa dulu ya! Aku mau periksa ibu hamil ini. Kasihan kondisi kehamilannya memburuk," seru Rianti dengan panik.

"Iya siap Rianti. Kamu urus saja ibu hamil itu. Biar aku sama Samuel yang ngatasi."

"Oke makasih."

Aska dan Samuel membaringkan tubuh korban tersebut ke bangkar yang disediakan oleh tim lainnya dan mengobati korban tersebut.

Aska berlanjut memeriksa korban yang ada di samping bangkar tersebut.

Pahlawan Di Ujung Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang