[02]

19 2 0
                                    

PART KE-2

Keluarga dari korban datang,yang tidak lain adalah anak dari korban itu sendiri

Seperti pepatah bilang sudah jatuh tertimpa tangga, maka harus menanggung bebannya.

Belum cukup rianti menahan sesak didadanya,
kini sudah bertambah lagi beban dipundak Rianti.

"Kenapa bisa begini,kamu apakan bapak saya!"amuk anak dari korban

Rianti tak bergeming,tangannya bergetar. Bagaimana bisa ia menghilangkan satu nyawa seseorang didunia ini.

"Kamu dari keluarga korban,?"
tanya Sam

"Saya anaknya"

"Baiklah saya mohon kalian sebagai keluarga korban harap tenang. Bagaimana pun ini bukan kesalahan kami dan itu sudah takdir dari sang Illahi,"

"Bagaimana bisa itu bukan kesalahan kalian!Kalau kalian tidak terlambat membawa ayah saya kerumah sakit, ayah saya tidak mungkin akan kehilangan nyawanya!"

"jantung bapak anda melemah,kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat detak jantung bapak anda bertahan. Namun, yang diatas berkehendak lain!"kini aska yang ikut turun tangan menjelaskan.

sedangkan Rianti dia hanya diam mencerna setiap kata yang keluar dari bibir anak korban.

"Benar,kalau saja aku tidak terlambat pasti bapak itu selamat!
kamu bodoh Rianti,bodoh!"

Setelah mendengar penjelasan dari Aska, anak dari korban akhirnya tenang dan tidak kembali menuntut serta memaki Aska, Sam,dan Rianti

"Mbak maaf,  kami belum bisa menolong bapak anda. Saya harap mbak bisa tabah dan sabar menghadapi ini semua"ujar Rianti

Tak ada gemingan dari anak korban,baiklah Rianti memahami itu semua.Bagaimana pun ini juga kesalahan ia yang tak bisa bekerja dengan cepat.

Sam mendekat berbisik kepada rianti

"Udah,masih banyak korban yang harus kita selamatkan"ucap Sam.rianti mengangguk pertanyaan bahwa ia tau maksud dari kata kata Sam

"Iya Sam"

Akhirnya Rianti, Aska,dan Sam memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah sakit itu,dan kembali ke tempat kejadian.

Tak butuh waktu lama untuk ketiganya sampai ditempat kejadian.
Setelah turun dari ambulans Aska memberikan sedikit kata semangat untuk Rianti. Karena ia yakin kalau Rianti saat ini sangat terpuruk

"Kamu harus tenang dan percaya diri. Kalau setelah ini gak ada lagi korban yang akan kehilangan nyawanya!"Aska menyemangati Rianti

Senyum mengembang dibibir tipis itu.

"Makasih"

"Kalau gitu aku mau bantu korban yang lain"ujar Rianti

Rianti berjalan meninggalkan Aska,dari jarak yang cukup dekat mata rianti menangkap anak kecil yang tergeletak

Terkejud sudah pasti ia rasakan. Dengan sekuat tenaga ia berlari, tak peduli dengan kakinya yang merasa sakit. Yang ia pikirkan hanya satu nyawa anak itu harus selamat.

"Astagfirullah Al'adzim,"Rianti berteriak ketika melihat banyak darah di area kepala anak itu

"Dek kamu gak papa kan!"panik Rianti yang langsung memangku kepala anak itu

"K-kak ss-sakit!"rintih anak itu yang memegangi kepala dibagian belakang dan benar saja kepala anak itu bocor

Tak ambil pusing Rianti melepas penutup tangannya,menutup bagian kepala yang bocor itu. Berlari? Iya itu yang dilakukan Rianti,takkan ia biarkan satu nyawa pergi lagi

Pahlawan Di Ujung Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang