[04]

12 1 0
                                    

Keheningan terjadi disaat Rangga mengucapkan kalimat itu,menurut rianti kata-kata yang di ucap rangga sangat sakral bagi dirinya.
 
Hal itu juga yang membuat Rianti terdiam seribu bahasai entahlah rasanya kali ini otak dan hatinya tidak bisa diajak bekerja sama,ia
Tidak dapat menalari semua ini

"Rianti,anda mendengar saya?" tanya Rangga memecah hening.
karena ia yakin saat ini rianti sedang kebingungan

“Eh,i-iya, kita sedang membicarakan apa?”tanya Rianti kembali,mencoba mengalihkan perhatian dirinya dari kalimat Rangga yang membuat ia sangat terkejut tadi.

Rangga yang sadar akan hal itu hanya bisa tersenyum pahit

“Hmmm...nggak apa-apa kok”jawab Rangga tersenyum tulus sembari menutup kotak merah itu dan memasukkannya kembali ke dalam saku jas sneilinya

“senja sudah mulai terlihat,saya pikir sudah waktunya kita untuk pulang,Rianti”ajak Rangga kemudian.

“I-Iya,kalau begitu saya pamit pulang dulu ya”ucap Rianti yang masih sedikit gugup

“Hati-hati di jalan,Rianti” ucap rangga seraya melambaikan tanganya

Rianti hanya tersenyum singkat dengan Bus yang sudah mulai berjalan maju.

"Nggak,aku nggak bisa menerimanya?Bagaimanapun ini terlalu cepat!"

Rianti duduk di dalam bus tepat dipinggir jendela sembari menatap senja yang terlihat jelas di hadapannya saat ini.

***

Rianti tinggal di apartemen tak terlalu jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja.Jarak apartemen ke rumah sakit tidak terlalu jauh dan tidak pula terlalu dekat,oleh karena itu Rianti suka sekali  berjalan ketika pergi ke rumah sakit.

Setiap-tiap pagi Rianti terlihat sangat semangat menjalani hari-harinya,berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah sakit,bahkan sekalian ia membantu orang lain yang sedang kesulitan.

Seperti pagi hari ini,ia melihat seorang nenek tua yang ingin menyeberang,namun terlihat ragu-ragu.karena jalan yang tak henti-hentinya dilalui kendaraan

"Sepertinya nenek itu ingin menyeberang,”gumam Rianti yang memerhatikan nenek tua itu dan menghampirinya.

“nenek mau menyeberang?”tanya Rianti saat tiba di dekat nenek tersebut.

“I-Iya nak,tapi Nenek ragu,setiap ingin menyeberang nenek takut karena terlalu lama berjalannya.” jawab nenek itu.

“Kalau begitu mari aku bantu nek" ucap Rianti

Setelah berhasil menyeberang bersama dan mengantarkan nenek itu ke bus yang ingin dinaiki, Rianti pamit untuk bersegera menuju rumah sakit.

Dan ternyata ditengah-tengah ia membantu nenek tersebut,rianti menanyakan dimana rumah nenek itu,dan ternyata ia tinggal di apartemen yang sama dengan rianti

"Kamar 217.kalau nanti weekend aku mau main deh ke rumahnya nenek”ucap Rianti sendiri ketika sudah tiba di depan rumah sakit tempatnya bekerja itu

***

Rumah sakit

“Rianti,hari ini kamu bagian operasi ya,” ujar salah satu teman kerjanya.

“Oh oke,thanks remindernya,” jawab Rianti yang masih terlihat sibuk menulis sesuatu.

Drrrrt...Drrrrttt...

Ponsel Rianti berdering dan tentu saja rianti akan mengangkatnya

“Halo!”ucap Rianti mengangkat telepon yang ternyata dari Sam.

Pahlawan Di Ujung Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang