1. Game On

119 18 63
                                    

****


Pagi itu di SMA Bakti Nusa, tepatnya di kelas X1 IS 4, terjadi perkelahian yang cukup panas. Antara cowok bernama Hita dan Arka. Entah alasan apa yang mendasari, yang jelas keributan itu menyita perhatian bahkan dari kelas lain. Belum ada yang berniat melerai. Anak-anak perempuan menjerit tertahan. Mereka semakin melipir seiring semakin luasnya area perkelahian. Sampai mendekati pintu kelas.


DUAAKK! BRUUKK!!

Hita tertendang sampai ke luar kelas.

"Akkhh ...!"
"Akkh ...!"

Ringisan yang sama dari dua vokal yang berbeda. Bram —teman Hita— melesat keluar dan menemukan Hita terduduk bersama seorang perempuan yang sepertinya tak sengaja tertubruk. Di sekeliling, berlembar-lembar fotokopian berserakan. Bram mengambil satu di dekat kakinya. Latihan Matematika bab matrix dan turunan Kelas XI IS 1.

Hita meringis dan melihat pada anak yang tertabrak. Sial, cuma liliput, cibirnya dalam hati. Sekilas, tinggi cewek itu hanya berkisar seketiaknya saja. Mendengus, Hita berdiri cepat tanpa niat memberi bantuan sama sekali.

Anak perempuan itu juga cuma melihat sekilas dan tak merasa terganggu dengan pandangan kurang ajar Hita. Dia lebih memilih mengumpulkan kembali kertas-kertasnya dan enggak repot-repot mengumpati mereka yang hanya melihat.

"Kei ...!!" Teriakan feminim menyita seluruh mata.

Ini baru cantik .

Hita bersiul dalam hati. Sosok cantik dengan tinggi 165 cm, mata sipit, wajah oriental yang menawan, hidung mancung, kulit putih, dan rambut lurus alaminya terurai indah. Dia menghampiri gadis pengumpul kertas yang dipanggil Kei tadi. Kei atau nama umumnya Krisan, sudah berdiri dan memeluk sejumlah kertas di dadanya.

"Elo nggak papa? Ada yang lecet?" Anis, si cantik, memeriksa sedikit heboh.

"Gue ok kok. Yuk!" Krisan menenangkan dan mengajak pergi. Namun, Anis belum ingin beranjak karna sibuk melotot pada Hita.

"Elo!" tunjuknya. "Minta maaf sama Krisan!"

"Krisan?" beo Hita.

Anis makin melotot. Hita baru paham setelah melirik name tag si liliput kucel.

"Oh ... namanya Krisan," ujarnya singkat.

"Gue bilang minta maaf sama Krisan. Kuping dua!" ulang Anis greget. Hita melongo dan yang lain juga sweatdrop dengan cara Anis memaki.

Jika Hita adalah trouble maker nomor satu yang digandrungi para gadis, meski dengan kebrengsekannya. Maka Anis adalah, dewi etika yang dipuja kaum adam. Hita membuat guru-guru migrain seharian dengan polah lakunya. Anis semacam happy virus yang membuat guru-guru tersenyum bangga dengan prestasi-prestasinya.

"Heh! Ngga denger apa?!" bentak Anis nggak sabar. Hita mengerjap. Mau buka suara ngga jadi, karna keburu dipotong Krisan.

"Nis, udah dong. Yuk masuk. Bentar lagi bel nih. Lo juga harus balik ke kelas, kan?"

"Elo tadi jatuh keras banget Kei. Dan makhluk ini sama sekali ngga ada tampang bersalahnya." Anis bersikeras. Krisan memijit pangkal hidungnya frustasi.

 Snowdrop Untuk KrisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang