Aku harap cerita ini feelnya dapet ke kalian ya-! Dan pesan moralnya juga..
Jangan lupa vote dan follow. Ty!💫
Happy Reading💘
🔐
Gadis periang bernama Sasha Nafeesa Faranisa, merupakan anak bungsu dari Kentano Grizelle dan Elvina Grizelle.
Sasha tinggal di rumah besarnya bersama beberapa pembantunya. Sedangkan kedua orangtuanya tinggal di Swiss untuk beberapa bulan kedepan demi urusan pekerjaannya atau business trip.
Sasha memiliki kakak perempuan bernama Vanessa Nanda Fredella, yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan kuliah di Australia. Bernasib lah dia tinggal di rumah tanpa keluarga, mengharuskan dirinya untuk bisa lebih mandiri karna situasi tersebut.
Ketika pagi tiba, gadis berkulit putih dengan piyama hijau mint tersebut masih terlelap di ranjangnya yang empuk. Sampai akhirnya alarmnya berbunyi kembali setelah kurang lebih 6 kali ia matikan. Alarm dengan bunyi suara member boyband EXO bernama Kai, membuatnya terbangun untuk kesekian kalinya.
"Aghh, jam berapa sih," keluhnya serak, lalu mengambil ponsel yang terletak di nakas putih samping ranjang. Tak lama ia membulatkan matanya ketika menatap layar ponsel. "Kok udah jam setengah 8 sih?!" gerutunya setengah panik, membuka matanya lebar-lebar.
Gadis itu segera loncat dari ranjang dan berlari ke kamar mandi yang letaknya menyatu dengan kamar. 15 menit berlalu dengan amat tergesa-gesa, sampai akhirnya gadis itu siap untuk berangkat.
"Bi, aku berangkat ya," pamit Sasha terburu-buru, seraya mencepol rambut panjang kecoklatannya dengan asal menggunakan scrunchie kremnya.
"Ga sarapan dulu, Sa?" tanya Bibi Dewi lembut. Sasha menggeleng cepat lalu segera keluar dari rumah, dengan tangan yang kini sibuk memakai sepatu dengan tergesa-gesa.
Ia berangkat menuju sekolah menggunakan mobil pemberian sang ayah. Sesampainya di SMA Cipta, gadis itu segera berlari menuju lorong koridor yang sudah sepi, karena murid-murid pastinya sudah mulai masuk ke dalam pembelajaran.
Gadis yang kerap dipanggil Sasha tersebut sangat menyesal. Ia tak pernah seterlambat ini seumur hidupnya. Tidak lebay! Ia memang selalu rajin datang dan tepat waktu saat bersekolah meski dirinya bukan termasuk murid pintar di sekolah.
Bruk
"Awhh ..." ringis Sasha yang rupanya tertabrak dengan seorang lelaki yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.
"Jalan yang bener." Dingin lelaki itu seraya menepuk-nepuk kaos seragamnya, seakan ada banyak debu yang tertempel disana.
Sasha meringis pelan. "Maaf," ujar Sasha tak enak hati, sembari mengambil tas ransel hitam lelaki didepannya yang jatuh, lalu dikembalikan.
Saat memberi tasnya, Sasha sempat tertegun dengan kesempurnaan fisik lelaki di depannya. Mulai dari rambut hitam yang acak-acakan namun lembut, alis yang tebal, hidung mancung, rahang yang tegas, tinggi, tubuh yang atletis, dan ditambah aroma woody yang menguar dari tubuh lelaki itu, sangat memabukkan.
Wah.. Indahnya Ciptaan Tuhan.
Lalu yang tadinya raut Sasha nampak menyesal dan kebingungan, seketika berubah heran ketika menyadari sosok di depannya ternyata akan berjalan mengarah ke arah luar sekolah.
Dengan nyalinya yang tinggi, Sasha pun bertanya. "Btw lo mau kemana? Bukannya lagi jam pelajaran ya?" tanyanya, meski sedikit ragu.
"Bolos," singkat lelaki itu, berlalu pergi. Tasnya ia sampirkan di bahu kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Life
Teen Fiction[REPUBLISH 01-31-2023] "Lo yang buat gue sakit hati, tapi lo juga yang nyembuhin semua luka di hati gue, Var" -Sasha. __________________________________ Kisah ini menceritakan tentang kehidupan gadis bernama Sasha dan juga menceritakan tentang oran...