#19 Always Want Me 🔞

2.1K 70 22
                                    

Chani baru saja keluar dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang tersampir menutupi barang berharganya.

Saat rowoon memasuki dorm mereka, chani menundukkan wajahnya malu untuk sesaat, sebelum rowoon menatap nya dengan lapar, seolah ia adalah makanan yang siap di santap.

"Chaniya, kau tidak ikut yang lain? Pergi ke caffe? Yang lain menunggumu ayo kesana. " Tanya rowoon, menatap kulit chani yang tak tertutupi.

"Aku baru bangun tidur, lagipula aku tidak yakin, kita bisa pergi ke caffe saat ini. " Jawab chani, menyadari pria itu, menatap lapar pada tubuhnya.

"Iya kau ada benarnya, saat pandemi seperti ini lebih baik menjauhi tempat ramai kan.. " Balas rowoon, manatap chani penuh minat.

"Lihat apa? " Chani menelisik.

"Tidak ada. " Kilah rowoon.

"Kau menginginkan aku kan? " Seloroh chani dengan polosnya,

"Ayo, mumpung hanya ada kita berdua." Lanjut Chani melepaskan kaos hitam yang rowoon pakai, menaruhnya di lantai, menampilkan tubuh sixpack menggiurkan rowoon.

Chani membantu melepas celana rowoon, menelanjangi namja itu dengan tidak sabaran, ia menelan ludahnya menyaksikan tubuh sempurna rowoon, lalu mulai melepaskan handuk yang tersampir di pinggang nya, membuat keduanya tidak tertutupi sehelai benangpun.

Rowoon mendorong chani, menempelkan tubuhnya ke tembok, lalu mulai kembali memasukkan miliknya, pinggul mereka bergerak dalam tempo yang seirama, chani menengadahkan kepalanya, bibirnya terbuka tapi tak mampu mengeluarkan suara.

Tubuhnya menggeliat, ketika rowoon memasuki miliknya terlalu dalam.

"Fwop fwop fwop... "

"Ughh.. Mm... Ahhggh.. Hah.. Shh.. " Desah rowoon nikmat, membuat chani semakin mabuk dalam permainan nakal mereka.

Rowoon kembali memijiti milik chani dengan tangannya yang lihai, membuat chani kewalahan. Chani menolehkan wajahnya dengan tatapan lemah, ia melumat bibir rowoon, untuk menahan suara desahannya keluar.

Kaki chani bergetar, namja itu terlalu lemas bahkan untuk berdiri, menopang berat tubuh nya. Entah sudah berapa lama, rowoon menghujami tubuh namja mungil itu, sampai chani sangat kelelahan di buatnya.

"Hyu.. Ngghh.. Akh.. Aku.. Ah.. ah.. Ah..hhh.. Shh...mhh.. " rowoon terus memasukkan miliknya, membuat tubuh chani berguncang, rowoon benar-benar menguras habis tenaga chani.

Rowoon mengeluarkan miliknya seutuhnya, membuat chani bernafas lega untuk sesaat.

"Apa kau lelah? " Tanya rowoon dengan sorot mata intents, menangkup wajah chani.

Chani merasakan wajahnya memanas, ia yakin kini wajahnya sudah semerah tomat, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi kau yang menginginkan ini, ingat? Maka kau harus bertanggung jawab. " Ucap rowoon, berhasil membuat chani meneguk air liur nya.

Rowoon menempelkan tubuh mereka, membuat chani terhenyak, sebelum mengangkat tubuh mungil namja itu, dan melingkarkan kedua kakinya di perutnya.

Chani mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh rowoon, ia melumat bibir namja itu rakus, sementara rowoon mulai memasuki dirinya, dari depan.

Chani merasakan selangkangan nya terasa perih bercampur nikmat, entah perasaan mana yang lebih mendominasi, yang jelas ia menyukai nya, hangat tubuh namja itu yang memeluknya, bibir nya yang terasa memabukkan, dan tiap hentakkan di bawah sana, yang kian mengobrak-abrik tubuhnya, memberikan sensasi penuh letupan, juga rasa diinginkan oleh seseorang secara seksual.

Crazy X InnocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang