__________
____________________CԋαɳBæƙʳᵉᵛⁱˢⁱ
____________________Salah satu bawahan membantu membukakan pintu mobil. Dengan pasti kaki jenjangnya melangkah keluar. Chanyeol berdiri tegak membetulkan posisi jas nya. Setelah penampilannya kembali rapi dia lanjut berjalan menuju tempat latihan berniat mencoba senjata barunya.
Terdengar tiga tembakan berturut-turut. Chanyeol menembaki tiga target pajangan, hebatnya ketiga tembakan itu tepat pada sasaran. Chanyeol menyunggingkan senyum puas pada senjata yang baru saja dia dapatkan.
"Senjatanya tidak pernah mengecewakan. Sungguh mengagumkan." Chanyeol berkomentar baik tentang senjata itu. Setelahnya ekspresi wajah Chanyeol kembali datar.
Seluruh anggota Fire phoenix tahu jelas bahwa ketuanya sangat menggilai senjata buatan kelompok Ghost ßee. Tidak heran mengapa Chanyeol menyukai senjata itu, dia sangat ahli dalam segala bidang. Bahkan semua bawahannya mengakui kehebatan Chanyeol saat menggunakan senjata api. Tembakannya tidak pernah meleset dari target dan seratus persen akurat mengenai intinya. Mungkin jika orang lain yang melihatnya, dia akan langsung mengagumi kehebatan sang Phoenix.
Setelah puas mencoba senjata itu Chanyeol melangkah pergi kembali ke kamarnya. Meskipun kamar tersebut dihiasi berbagai macam lampu, suasana di dalam sana masih terasa cukup gelap. Kamar tersebut di desain segelap mungkin dengan berbagai macam perabotan berwarna hitam.
Chanyeol melangkah mendekati lukisan abstrak lalu menggeser lukisan itu. Dinding kamar terbuka memberikan akses masuk ke dalam sebuah ruangan. Chanyeol berjalan santai memasuki ruangan tersembunyi di balik dindingnya.
Tempat itu adalah ruangan senjata pribadinya. Beberapa senjata yang di pajang adalah rancangan dari kelompok Ghost ßee. Senjata itu di simpan layaknya barang berharga. Namun tidak jarang juga senjata itu di gunakan untuk membasmi musuh-musuhnya.
Chanyeol menyimpan senjata barunya di tempat khusus untuk membedakan mereka. Sudah terhitung lima jenis senjata buatan kelompok Ghost ßee yang terpajang di sana. Setelah selesai menyimpan senjatanya, Chanyeol langsung meninggalkan tempat itu. Secara otomatis setelah Chanyeol melangkah keluar dari ruangan, dinding langsung tertutup rapat dan lukisan kembali ke tempat semula.
Chanyeol membuka kemeja juga jas yang menempel pada kulitnya. Setelan baju bagian atas itu di lempar ke arah kasur, kemudian tangan kekarnya meraih topeng yang setia bertengger menutupi sebagian wajahnya. Dengan tubuh atletis di lengkapi wajah yang sangat rupawan, manusia mana yang tidak akan tergiur dengan pemandangan seperti itu?
*****
Sehun sudah beristirahat di kamarnya. Sedangkan Suho dan Kai baru saja tiba di mansion. Karena merasa kelelahan Kai pamit lebih dulu untuk mengistirahatkan diri, dia melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari Suho. Suho memaklumi hal tersebut mengingat Kai baru saja tiba di Korea tadi pagi.
Suho berjalan menuju taman belakang, dia ingin menikmati suasana malam yang ditemani terangnya bulan. Tibalah dia di sebuah rumah kaca minimalis dengan atap kayu sebagai naungannya. Rumah itu dilengkapi beberapa furniture sederhana namun sangat nyaman dilihat oleh mata.
Setelah tiba di ambang pintu secara tidak sengaja pandangannya menangkap batang tubuh seseorang yang tengah duduk di salah satu kursi, suho mengenal dengan baik siapa sosok itu. Dengan langkah pasti Suho menghampirinya.
"Bagaimana dengan senjatanya phoenix?"
Suho memilih duduk membelakangi Chanyeol. Tatapannya mengarah pada bulan yang bersinar terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Phoenix and ßee [ Chanbaek ] ʳᵉᵛⁱˢⁱ
Misterio / Suspenso_Ⓔ_)(_Ⓞ_[🅑🅧🅑]_Ⓔ_)(_Ⓞ_ ¸,ø¤º°'°º¤ø,¸¸,ø¤º° - °º¤ø,¸¸,ø¤º°'°º¤ø,¸ Cerita ini dalam tahap revisi mungkin beberapa chapter di unpublis. Pertemuan ßee dan Phoenix sesama ketua dari kelompok mafia. Phoenix tertarik dengan sikap dan paras cantik sang ra...