UB 4

7.5K 714 154
                                    

Mengomel tidak jelas, mengeluh kelelahan, membersihkan toilet tidak segampang yang ia pikir. Bukan karena toilet yang jorok, melainkan harus membungkukkan badan untuk mengepel beberapa jam itu membuat punggungnya mengalami encok.

Di hari pertamanya kerja mengapa hal seperti ini terjadi. Ia membayangkan akan langsung ditendang dari kantor ini, tetapi hasilnya malah ia mengepel seluruh kamar mandi di sini. Sini, biarkan aku mengepel wajah Bos sialan itu. Ungkapan dalam hatinya begitu terlihat rasa benci terhadap manusia berambut model aneh bak pantat ayam.

Terserah ia mau mengata-ngatai Bosnya seperti apa. Ia tidak niat bekerja di sini, dan tujuan hidupnya adalah keluar dari sini. Dengan api membara di dalam matanya, ia mengepel lantai sampai kinclong seolah sedang mengepel wajah tampan bosnya.

"Apa susahnya, sih, mengeluarkan aku? aku masih bocah, masih terlalu muda untuk bekerja!" gerutunya sambil terus mengepel, wajah manisnya menggelap, dirasuki setan kamar mandi secara otomatis. Bayangan wajah bosnya membuat ia ingin mencincangnya hidup-hidup.

Ia marah karena tidak di keluarkan dari kantor. Aneh.

"Kalau masih bocah, kenapa kemarin kau membawa surat lamaran kerja? ya, walau tujuanmu bukan ke kantor ini." Suara merdu berasal dari belakang punggung Naruto. Secepat mungkin Naruto berbalik, dengan demikian maka jatuhlah tubuh si pirang ke atas lantai menimbulkan suara berisik di kamar mandi.

Bokong Naruto menempel di lantai basah, matanya bergerak ketakutan melihat penampakan hantu di depannya. Seorang berambut panjang dengan mata lavender sedang menatapnya. Ini sudah pukul enam petang, waktu pulang dari kantor, tetapi mengapa malah hantu yang pulang ke asalnya? tubuh Naruto memanas, tatapannya mengarah pada lampu yang berkedip-kedip. Ini akhir hidupnya.

Melihat wajah ketakutan Naruto, membuat si 'hantu' merasa sebal. Ia sibak rambut panjang yang menutupi bagian depan wajahnya, kemudian menatap ketus Naruto, "Minggir, aku mau menata rambutku." Katanya sambil melangkahi kaki Naruto yang memenuhi jalan.

Tubuh Naruto yang masih nemplek di lantai bergerak pelan mengikuti arah pergi makhluk yang ia kira setan tadi. Dia adalah Neji yang sedang menggerai rambut, sekarang sedang menghadap kaca untuk memastikan rambutnya tertali dengan apik. Jantung Naruto masih saja berdetak kencang walau sudah mengetahui sosok tadi adalah manusia.

Mengapa tangan kanan Sasuke ada yang seperti setan yang melegenda di Jepang? Sadako. Ia bergidik ngeri, Neji saja sudah mengerikan seperti setan, Kakashi mesumnya kelewat batas, dan Shikamaru anehnya minta ampun dengan rambut ke atas. Lalu Sasuke? jelmaan ketiga anak buahnya ini. Naruto makin menunjukkan wajah takut.

Puk.

Tepukan kasar di bahunya membuat ia merinding dua kali, jari entah milik siapa yang tidak sengaja menyentuh kulit lehernya terasa dingin, wajah Naruto membiru. Dengan serampangan karena takut ada hantu di belakangnya, ia membalik badan yang kemudian membuat ia menatap horor dan berwajahkan tomat.

Bibir Naruto dikulumnya erat. Naruto tidak menyangka saat ia berbalik malah mencium sesuatu di balik celana kerja yang keras dan besar. Ia yakin itu adalah kepemilikan dari seorang lelaki, sialnya ia menciumnya tadi. Hal paling mengejutkan lain adalah wajah datar bosnya yang menunduk menatapnya, membuat ia membulatkan kedua bola matanya, juga membuat kedua pipinya memerah. Kenapa harus Sasuke!

Sang bos sendiri di balik wajah datarnya sangat terkejut saat benda pusakanya dicium oleh karyawan kantornya. Terlebih anak baru. Tatapannya menajam saat melihat Neji yang menatapnya, anteknya itu pasti juga melihat bagaimana bendanya di bawah sana terkena serangan dari anak di bawahnya yang masih setia duduk.

Awalnya, ia hanya ingin menyuruh Naruto bangkit dengan menepuk bahu ketat anak pirang itu, tetapi malah ia yang dibuat bangkit gairahnya oleh ciuman Naruto. Mata kelamnya menatap wajah Naruto yang memerah, bahkan warna merah itu sudah menjalar sampai ke leher, juga bibir yang terkulum itu begini indah di bawah sinar lampu yang kelam. Ia menggeleng, tidak, ia masih waras untuk tertarik dengan Naruto.

UCHIHA BOSS || SASUNARU [TERSEDIA VERSI PDF]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang