Chapter 7

7 5 0
                                    

Happy reading dear💛




Semangat Fenoora belum kembali sama sekali. Bahkan kepergian seorang anak klub tenis tadi juga membawa mood baiknya ikut pergi. Disaat teman-teman lain sibuk mengerjakan soal bahasa inggris yang diberikan guru yang tidak sempat hadir hari ini, Fenoora malah merebahkan kepalanya di meja dengan tangan kiri yang dijadikan bantal empuk.

Dia cukup menikmati pesan-pesan dari Kenzo yang cukup khawatir dengan diamnya kali ini. Bahkan cowok yang berada tepat di belakang punggungnya itu sampai tidak fokus mengerjakan tugas-tugasnya.

Kamu kenapa?

Ra, kamu sakit gigi atau apa?

Ra, ayo ngomong. Kelas rasanya tambah sepi kalau kamu diem kayak gini.

Bu ketua kelas, jangan di read aja. Dibales.

Ra, kalau aku punya salah ngomong. Jangan di diemin kayak gini.

Aku panggil nggak nyahut, aku kirim pesan juga cuma di read.

Ayuk, kerjain tugas bareng-bareng

Atau perlu aku salinin tugasku ke buku kamu juga?

Melihat pesan terakhir dari Kenzo membuat Fenoora menarik senyum segarisnya. Tapi ini tidak cukup, Fenoora ingin hal lebih sebagai tebusan.

Plus spaghetti karbonara sauce krim?

Tidak lama setelah itu, Kenzo tanpa ragu membalas.

Setujuu!!

Tanpa membalas pun Fenoora mendengar kalau Kenzo sedang menarik bangkunya dan menyimpan beberapa bukunya di atas meja, “kamu rebahan aja Ra, biar aku yang kerjain”

“Aku juga nggak niat mau bantu kok” balas Fenoora, posisinya bahkan tidak banyak berubah.

Kenzo tidak lagi menanggapi, ia sudah mulai mengerjakan apa yang murid-murid lain sibuk kerjakan.

“Ken, tolong rambut aku di elus-elus dong” pinta Fenoora dengan suara yang berat.

“Jangan aneh-aneh, nanti Cella marah gimana?!”

Mendengar penolakan Kenzo, Fenoora tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia memilih bungkam dan mencoba menutup matanya.

Beberapa menit berlalu ia merasakan samar-samar usapan lembut mendarat di rambutnya yang halus. Senyumnya tertarik begitu lebar ketika Kenzo mengelus kepalanya dengan sayang dan di sela-sela itu juga Kenzo mengerjakan tugasnya. Multi talent.

“Ken” panggil Fenoora dengan nada lemah.

“Hm?”

“Pengen makan spaghetti karbonara sauce krim buatan mama”

Kenzo tercengang ketika menyadari suara sedih dan lirih keluar dari Fenoora. Ia juga mengerti situasi Tante Morina yang kini di sibukan dengan syuting layar lebar dan kejar tayang yang begitu padat.

“Pengen pulang sekolah tasnya di rapiin mama”

“Pengen makan masakan mama lagi”

“Ra, kamu nggak apa-apa?” tanya Kenzo sedikit berbisik.

“I’m not okay, but it’s okay” balas Fenoora dengan datar.

Kini Fenoora mengangkat wajahnya dan menatap Kenzo dengan mata yang sudah berkaca-kaca, “I think, I can’t. Bu Naya udah minta komposisi nada dan kamu tahu, kondisi rumah buat suasana hatiku buruk. Aku jadi nggak bisa mikir Ken”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENOORA: When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang