Sasuke tengah berlari melewati koridor Rumah Sakit yang terasa berliku dan tak memiliki ujung. Napasnya memburu, bahkan raut cemas itu tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya yang seharusnya selalu datar.
"Sebelah sana!" Yamato yang berlari dibelakangnya berseru, ia tidak peduli akan tatapan tajam yang terarah padanya. Bahkan ia mengacuhkan peringatan dari salah seorang perawat yang berpapasan dengannya dan lebih memilih untuk semakin memacu larinya kencang.
Mengikuti arah telunjuk Yamato, tubuh Sasuke secara refleks berbelok ke koridor bagian kiri. Jantungnya berdegup cepat, bahkan desiran aneh itu serasa memompa adrenalinnya hingga membuatnya tuli akan teriakan bahkan umpatan dan makian dari beberapa orang yang berpapasan dengannya.
"Ruangan itu!" kembali mendengar teriakan Yamato di belakangnya membuat laju lari Sasuke memelan, disana, tak jauh di depannya, ia bisa melihat ruangan yang dimaksud Yamato padanya.
Dadanya bergemuruh dengan letupan asing yang membuatnya ingin tersenyum lebar.
Dengan langkah yang sedikit gemetar, Sasuke mendekat pada ruangan tersebut hingga kini ia sudah berada di depan ruangan dengan kaca berukuran besar yang memperlihatkan beberapa box yang terisi bayi di dalamnya.
"Dimana putraku?" tanyanya dengan suara bergetar. Jemarinya terangkat menyentuh permukaan kaca yang menjadi pembatas antara dirinya dan putranya.
"Kau lihat bayi yang mengenakan selimut berwarna biru? Si mungil itu bayimu."
Iris jelaga Sasuke segera mencari keberadaan putranya, dan alangkah bahagianya Sasuke saat ia melihat putranya tengah menggeliat dalam tidurnya.
"Dia sangat kecil."
Sasuke jujur mengatakannya, tubuh putranya lebih kecil dari bayi lain yang berada di ruangan tersebut dan itu sangat mengganggunya.
"Itu..." sedikit menimbang apa yang ingin di ucapnya. Yamato tidak mau salah bicara dan membuat Sasuke marah.
"Dokter Shizune mengabariku jika Tuan muda terlahir dengan berat badan yang kurang. Jika berat badan bayi normal berada di kisaran angka 2,5 atau 3kg, Tuan muda justru lahir dengan berat dibawah 2kg jadi-"
"Bukankah kau bilang Nona Hyuuga dan bayiku sehat? Kenapa bisa sampai terjadi hal seperti ini? Apa kau tidak melakukan tugasmu dengan becus?"
Seolah ada gumpalan yang tersangkut ditenggorokannya, Yamato menelan ludah dengan susah payah. Sudah ia duga jika Bosnya itu akan kembali menyalahkannya. Padahal dia sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik tanpa sedikitpun mengeluh.
Andai Yamato bisa membantah, ia ingin berkata kasar saat ini juga karena tuduhan tak terbukti yang Sasuke layangkan padanya.
Sudah lelah disibukkan dengan urusan di kantor, ia juga harus berlapang dada menerima tugas tambahan dari Sasuke yang sudah di anggapnya sebagai adiknya itu. Bahkan ia tidak mempermasalahkan sikap kurang ajar Sasuke padanya yang lebih tua karena Yamato tahu.
Sasuke dan kekurang ajarannya adalah satu paket yang tak bisa dipisahkan.
"Bayimu lahir prematur. Dia lahir lebih cepat dari waktu perkiraan."
Mendengar penjelasan Yamato membuat Sasuke terdiam. Iris jelaganya masih berpusat pada bayi mungilnya. Dilihatnya jika bayinya itu memiliki kulit putih dan rambut yang sewarna dengannya, bahkan tanpa perlu melihat dari dekat pun Sasuke yakin jika bayinya adalah cloningan dirinya.
"Aku ingin melihatnya."
"Apa?"
"Aku ingin melihatnya."
"Tap-"
"Kau dengar perkataanku bukan?"
Mendengar nada dingin itu mengalun memenuhi pendengarannya membuat Yamato menghela napas panjang sembari dalam hati merapal doa pada sang kuasa agar kelak bayi a.k.a Tuan mudanya tidak menuruni sikap kurang ajar Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE ❤
FanfictionYang Sasuke inginkan hanyalah memiliki seorang keturunan. Jika hal itu sulit di dapatnya dari sang Istri maka Sasuke akan mendapatkannya dengan cara lain. Lalu ketika Sasuke berada di penghujung jalan yang telah ia pilih. Disana, Sasuke di pertemuka...