"Jadi kau dan Dokter itu bekerja sama untuk menipuku?" suara datar nan dingin itu seketika membekukan nyalinya.
Menatap pria yang sedang duduk sembari memijat pangkal hidungnya lama. Hinata merasa ketakutan bukan hanya saja menyergapnya, tapi juga membungkus dirinya tanpa cela.
"Aku tidak bermaksud melakukannya!"
"MAU TIDAK BERMAKSUD ATAU APAPUN NYATANYA KAU SUDAH MENIPUKU!" Sasuke berteriak tanpa melihat wajah Hinata yang sudah sangat ketakutan.
Jujur, Sasuke tidak pernah mengira jika dirinya akan ditipu mentah-mentah sampai salah satu orang suruhannya melaporkan jika pencarian akan keberadaan Hinata Hyuuga sudah menemukan titik terang dan semakin terang kala satu fakta terungkap.
Fakta yang menyebutkan jika Dokter Shizune adalah saudari Hinata Hyuuga.
Hinata Hyuuga, setelah menjadi yatim piatu harus tinggal bersama seorang Nenek tua yang tinggal di desa. Disana, Nenek itu memiliki tetangga yang begitu dekat dengannya juga Hinata hingga Hinata diangkat mereka menjadi anak.
Sialnya, tetangga yang mengangkat Hinata menjadi anak adalah Ayah dan Ibu kandung Dokter Shizune Mitokado.
Harusnya Sasuke mencaritahu lebih rinci tentang asal usul Hinata Hyuuga. Tapi karena rasa tak sabar yang dimilikinya ia justru bertindak ceroboh dan membiarkan kakak beradik itu mempermainkannya.
"Tuan..."
"DIAM!" bentaknya cepat. Sasuke merasa jika sakit yang melanda kepalanya semakin terasa menyakitkan tiap kali wanita di hadapannya itu membuka suara.
Tubuh Hinata bergetar. Ia takut, sangat takut hingga rasanya ia ingin menangis. Apa ini akhirnya? Apakah dirinya akan dipisahkan dari anak-anaknya? Memikirkannya membuat dada Hinata berdenyut sakit. Apakah hanya 5 tahun, waktu yang diberikan Tuhan padanya untuk bisa merawat dan hidup bersama kedua anaknya? Lalu bagaimana dengan putra keduanya, bagaimana dengan Higeyoshi? Hinata bahkan belum bertemu dengan putra keduanya.
Meski sebentar. Hinata ingin bertemu dengan Higeyoshi yang selalu di rindunya.
Terlepas dari dirinya yang bertindak seperti seorang yang tak tahu diri. Hinata sangat ingin bertemu Higeyoshi meski hanya sekali karena sejak sore kemarin, dadanya terasa sesak setiap kali melihat Hideyoshi. Perasaannya mengatakan jika sudah terjadi hal yang buruk pada Hige putranya.
Hinata sadar jika dirinya tidaklah pantas untuk disebut sebagai seorang Ibu atas apa yang sudah di lakukannya tapi...
Andai bisa, saat itu Hinata sangat ingin membawa kabur ketiga anaknya tapi tidak bisa. Ia takut jika hal tersebut ia lakukan justru malah akan membuatnya tak bisa memeluk ketiganya hingga jadilah ia memberikan Higeyoshi demi agar dirinya bisa memeluk Hideyoshi dan Himeka.
"Maaf..." sesal Hinata. Wajahnya tertunduk dalam tak berani menatap wajah lawan bicaranya.
"Apa aku terlihat akan memaafkanmu?"
Suara yang lebih mirip geraman itu semakin menciutkan nyali Hinata. Tubuhnya bergetar bahkan kedua mata indahnya mulai memburam karena terhalang genangan air matanya.
"Tidak..." bisiknya lemah.
Hinata merasa jika ia sudah tak memiliki kesempatan untuk bisa membela diri karena pada dasarnya dirinyalah yang bersalah. Jadi yang bisa dilakukannya hanyalah menunduk sembari menahan tangisnya agar tidak pecah.
"Angkat wajahmu." desis Sasuke, namun bukannya mengangkat wajah. Hinata justru semakin menunduk, membuat Sasuke yang melihatnya merasa marah.
"KUBILANG ANGKAT WAJAHMU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE ❤
FanfictionYang Sasuke inginkan hanyalah memiliki seorang keturunan. Jika hal itu sulit di dapatnya dari sang Istri maka Sasuke akan mendapatkannya dengan cara lain. Lalu ketika Sasuke berada di penghujung jalan yang telah ia pilih. Disana, Sasuke di pertemuka...