Part 4

17.5K 1.2K 61
                                    

Jika berminat novel versi pdf silahkan chat ke WA 081270304888

*****************

Aileen POV

Setelah memberi tahu Nia kalau mama dan papa mengajak dia makan malam, aku kembali kerumah. Meninggalkan Nia yang sedang berendam di kamar mandi, katanya untuk menghilangkan bukti. Untunglah dia tidak berlarut dalam kesedihan akibat ulang kakaku yang super nyebelin. Lihat aja kuliah nanti!, kami berjanji akan melanjutkan kuliah kedokteran di kampus yang sama. Awas kak Raka nanti aku akan mencarikan lelaki yang jauh lebih tampan, baik dan perhatian buat Nia. Terkadang aku berpikir apa Nia bisa mencintai orang lain, secara yang aku lihat selama ini, pusat dunia Nia ada di tangan kak Raka. Masa bodoh! Pokonya aku harus berhasil mencari pengganti kak Raka buat sahabatku itu yang telah berapa banyak mengeluarkan air mata nbuat si gunung es ( adek durhaka hihi).

Sesampainya diruang makan aku menyaksikan pemandangan yang tidak enak dilihat mata. Tuh si cewek nyebelin yang tiba-tiba datang di kehidupan kakak ku seenak dengkulnya duduk manis di sebelah kak Raka. Padahal tempat itu adalah punya Nia kalu dia makan malam atau sarapan disini.

" loh! Nia mana, leen?" tanya mama menatapku..

" katanya dia mau mandi dulu, secara anak kesayangan mama itu belum mandi dari tadi pagi" jawabku menekankan kata sayang agar si chelsea itu tahu kalau Nia sangat diterima di keluarag ini ( tahu diri loe, ular).

" kenapa? Dia sakit samapai belum mandi?" papa menyela

" katanya kurang enak badan, Pa...mungkin terlalu memikirkan pelajaran sampai dadanya nyesek" sindirku menatap kak Raka.

Tahu rasa tuh kak Raka karena perbuatannya bikin anak orang nangis.

" pantesan kak Nia nggak pernah lagi maian ma Dev" lanjut si bontot Davian.

Rasain loe chelse, adek gua Davian aja yang terkenal lebih dingin dari kak Raka sangat menyayangi Nia. Memang sih wlaupun Davian baru 5 tahun udah keliatan banget aura cool nya. Kak Raka aja ma kalah dingin, tapi Davian tidak sejahat kak Raka dia tahu cara menghargai perasaan orang.

"tapi kak Nia makan baleng kita kan kan" lanjut Davian

" iya dong"

" dave kangen ma kak Nia, udah lama kak nia nggak kesini"

"kenapa Dave nggak datangi kak Nia aja?" tanya mama menyela.

"Dave takut gangguin kak Nia , kemayin Dave liat Kak Nia matanya cembab ma" sahut Dave mengadu.

Ya si wajah dingin Kak Raka pura-pura tenang, aku juga liat kak Raka sedikit terkejut.

"kayaknya kak Nia cekarang lebih diam, nggak kayak dulu-dulu itu ma. Dave kacian, ingin peluk kak Nia nggak apa- apa kan ya bg?" tanya Davian lugu...terlalu lugu kearah kak Raka.

Semua mata tertuju kearah kak Raka, mampus tuh abang gue jawab noh pertanyaan bocah. biar tahu rasa.

"loh kenapa Dave tanya sama kak Raka?" tanya si dingin Kak Raka.

" iya...coalnya kata kak Nia, kak Raka ama kak Nia pacalan" lagi-lagi dave menyampaikan isi hatinya tanpa bersalah.

Yes...yes...kulirik wajah chelse sedikit kesal..huhahahah aku tertawa sahabat aku satu itu berhasil mencuci otak adekku.

Belum sempat kak Raka membalas, orang yang kami bicarakan telah nongol.

" maaf pa...ma..Nia mandi dulu"

Nia mengambil posisi duduk di sebelah Davian, aku juga memilih duduk sebelah Nia. Nggak rela kale duduk dekat-dekat gunung es itu, memang ia dia kakaku tapi sayang dia nggak punya perasaan.

"loh biasanya kak Nia duduk dicebelah Kak Raka" Davian menatap kearah Nia...

"dave"

Sebelum Nia sempat menjawab, Davian lagi-lagi bersuara.

" tante...tante...tempat duduk itu punya kak Nia" lanjut Davian menatap chelsea.

Wuahahahah tante...bagus adekku sayang, mari kita musnakan wanita satu ini.

" biar aja dave, kak chelseanya duduk di sana" Kak Olive menyela.

Setelah itu hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Kami semua membisu tanpa ada yang mau memulai pembicaraan. Syukur Nia tidak menunjukan rasa tidak enaknya melihat kedua pasangan yang sok oke itu. Si chelsea berusaha lembut dan mencari perhatian mama, papa dan Dave. Ya namanya Dave kalau belum terlalu akrab bakalan di kacangin ma dia.

"oia...mama ngajak kamu makan malam mau mengajak Nia pergi dengan kami jalan-jalan, apa Nia mau?" tanya mama memecahkan keheningan.

"hmmm.....emang kemana ma?" tanya Nia..

" berhubung kamu dan Aileen sudah ujian akhir dan liburannya cukup panjang, bagaimana kalau kita ke Bali selama 2 minggu, lagian Raka dan Olive kebetulan ada waktu senggang"

" iya Nia..ikut aja lagian kamu nggak kemana-mana kan liburan kali ini" kataku mengingatkan.

" iya kak Nia, kan udah lama kak Nia nggak main ama Dave, ikut ya....ya..ya.." Dave merajuk...

"hmmm...oke deh ma Nia ikut"

"olive nggak bisa ikut ma..pa.. soalnya Olive harus ke Belanda minggu depan. Olive janji kalu udah kelar bakalan nyusul kesana"

Mama dan papa manggut-manggut.

Suasana kembali hening kami sibuk dengan pikiran masing-masing.

Tiba-tiba kak Raka bersuara.

"ma...pa! ada yang mau Raka sampaikan berhunung mama dan papa ada di sini"

Aku, nia dan kak olive berbarengan menatap Kak Raka.

"Raka mau bilang kalau Raka sudah bertunangan dengan Chelsea. Kalau mama dan papa merestui segera mungkin kami akan melangsungkan pernikahan" sahut kak Raka tanpa jedah.

Pengumuman yang mendadak itu membuat kami semua melongo, terlebih lagi Nia. Tubuhnya mulai bergetar menahan tangis. Kuraih tangan Nia untuk menenangkan, kuatatap wajah Kak Raka tanpa rasa bersalah mengatakan hal yang demikian menyakitkan dihadapan Nia.

******

Nia POV

"Raka mau bilang kalau Raka sudah bertunangan dengan Chelsea. Kalau mama dan papa merestui segera mungkin kami akan melangsungkan pernikahan" sahut kaka Raka memecahkan keheningan di tengah makan malam keluarga.

Dunia ku runtuh, berakhir, hari ini adalah akhir dari kisah cintaku. Begitu cepat keputusan yang di ambil kak Raka untuk menikah, mereka akan menajdi suami istri secepatnya. Tak akan ada lagi harapanku. Tubuhku mulai bergetar menahan tangisan, kalau bukan saja karena tangan Aileen yang menengkanku, akan ku pastikan aku akan menangis sejadi-jadinya.

Dengan sisa harga diri yang masih ada, tidak kupedulikan lagi mama, papa, kak olive. Lari.....lari dari tempat ini adalah hal yang terbaik, sungguh tak sanggup ku melihat dan mendengar hal itu.

" maaf Pa...Ma...Nia udah selesai Nia mau pulang" aku langsung beranjak dan berlari menuju rumah.

Maaf Aileen kak Olive, aku menangis lagi.

Menutup seluruh tubuh dengan selimut dan menumpahkan semuanya tanpa ada yang di tahan tahan lagi. Mungkin isakan tangisanku terdengar di malam yang sunyi ini. Biarkan sekali ini lagi kulepaskan beban di hati ini. Aku tahu, akan berakhir seperti ini. Padahal aku telah mempersiapkannya, namun memang sia-sia.

Mengambil ponsel yang ada di di dekatku.

"kakak!...Nia ikut kaka! Kataku terisak.

******

Forgive me, I can't stop loving you! (Revis Berjalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang