part 6

11.8K 803 15
                                    

Nia POV

Karena terlalu lelah menangis tak terasa terlelap sampai pukul 9 pagi.. kubuka handphond ternyata ada 20 panggilan tak terjawab dari kak Kei, mungkin dia khawatir. Semalam aku menelfonnya menangis seperti orang gila. 10 panggilan tak terjawab dari kak Olive dan Aileen, serta beberapa sms, line, dan BBM.

"maaf telah membuat kalian khawatir" batinku..

Kuregangkan otot ku yang mulai kaku akibat kelelahan akhir-akhir ini. Meskipun cintaku tak terbalas bukan berarti duniaku hancur lebur seketika. Bagaimanapun life must go on, aku tidak akan terpuruk begitu lama. Siapa tahu suatu saat nanti, Tuhan akan mengirimkan lelaki yang baik seperti yang pernah Aileen ceritakan.

Aku harus bangkit dan tidak boleh menjadi lemah, aku sudah berjanji dengan Kak Kei apapun hasilnya, aku tetap menajdi diriku.

Setelah cukup lama berendam dan memakai pakaian yang nyaman serta menaburkan make up yang sederhana. Rasanya dandanan ini sudah pantas untuk menemuinya terakhir kalinya, setelah ini aku tidak akan menggangu hidupnya. Aku tidak akan mau menjadi penghancur hubungan orang lain. Aku sudah menyerah dan saatnya menyampaikan salam perpisahan buat dia, serta meminta maaf atas kelakuaan ke kanak-kanakanku selama ini, yang membuat dia tidak nyaman.

Baru membuka pintu rumah, sudah berdiri Aileen di depan pintu.

"Thank's God" sahutnya memeluku.. "mau kemana, hm?" tanyanya melepaskan pelukan..

Dengan ragu ku menjawab " mau menghampiri kak Raka..." lirihku.

" noooooooo" potongya " jangan bilang kalau..........."

" Aileen dengarkan dulu" ptongku sebelum dia akan menceramahiku pagi ini.

"Aku bukan mengemis cinta lagi...sumpah! aku menemuinya hanya untuk minta maaf karena selama ini selalu menjadi penguntit" sahutku menjelaskan.

Aileen menatap intens kearahku.......

"kalau kamu nggak percaya, oke....ikut aku" ptongku cepat...

Dia mengangguk, tanpa pikir panjang menarikku......

******

Berdiri di depan gedung rumah sakit tempat kak Raka berkerja, rasanya tidak sanggup melangkahkan kaki menuju ruangannya. Aku harus kuat karena ini adalah hal yang terbaik sebelum kak Raka bertambah membenciku.

Kaki ini gemetaran karena semakin dekat dengan ruangannya..

" Nia kamu nggak perlu melakukan ini" kata Aileen

"harus" potongkku

Aileen mengangkat bahu.........

Ku gigit bibir bawah untuk menghilangkan kekhawatiran, apakah kak Raka mau bicara denganku..

" nah kita udah sampai di ruangannya, kamu masuk aku akan tunggu disini" Aileen memberi semangat untukku.

Terdengar suara candaan mereka, ini seperti dejavu. Mengingat kembali hal beberapa waktu yang lalu. Dengan pelan ku buka pintu ruangan kak Raka..

Kak Raka menatapku sedikit kaget melihat keberanianku berada di tempat ini. Chelse dan teman-teman kak Raka yang lainnya juga ikut berdiri melihatku...

Aku menatap lama kearah matanya, menyugingkan sedikit senyuman terakirku untuknya, bibirku bergetar menahan tangis melihat orang yang paling kucintai sangat kucintai. Aku akan menatap lama wajahnya karena setelah ini kupastikan aku tidak akan melihatnya lagi.

Langkah kaki ini menuju kearahnya, dia masih membeku ditempat duduknya. Aku semakin mendekat.

" ma..maafkan aku ka" suaraku bergetar

Forgive me, I can't stop loving you! (Revis Berjalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang