Chapter Five

8.1K 804 92
                                    

Saat ini Mew dan Gulf sedang diperjalanan menuju bandara, dijemput oleh anak buah kepercayaan Mew yang bernama Perth Tanapon, mereka akan segera pergi ke Thailand, negeri gajah putih yang merupakan tanah kelahiran Gulf. Ia akan berada di penerbangan udara bersama Mew kurang lebih selama 9 jam menuju Bangkok. Mobil yang mereka kendarai berhenti di dekat helikopter pribadi milik Mew yang berwarna hitam legam bertuliskan 'MSuppasit.co.' disepanjang badan helikopter itu.

"Silahkan, Tuan." Perth membukakan pintu untuk Mew, lalu pria dengan tatapan dingin itu turun dari mobil sembari memperbaiki kacamata hitam yang bertengger indah diwajah tampannya.

Perth menatap Gulf yang kesusahan tanpa dibantu oleh siapapun, ia berinisiatif untuk membantunya namun suara tegas dari Mew segera menghentikannya.

"Biarkan ia berjalan sendiri. Ia tidak perlu bantuan."

Ucap Mew. Pria itu berjalan duluan menuju helikopter meninggalkan Gulf yang sedang tertatih dengan langkahnya.

Namun, Perth tetap membantu Gulf dengan memapah pria itu agar langkahnya menjadi lebih cepat karena ia sangat tahu Mew tidak suka orang-orang yang bergerak lambat, Mew tidak akan mentoleransinya.

"Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak membantunya, apa telingamu sudah kehilangan fungsinya, Tanapon?" Tanya Mew dingin ketika Gulf sudah duduk di sebelah Mew dibantu oleh Perth.

"Saya hanya membantunya agar lebih cepat, agar penerbangan Tuan tidak terlambat dari jadwal." Jawab Perth sopan.

"Pergilah."

Perth mengangguk patuh segera pergi menuruti perintah dari Mew dan meninggalkan pria itu bersama Gulf. Perth bergabung dengan anak buah Mew lainnya yang ikut ke Bangkok.

"Selama penerbangan jangan membuat kekacauan apapun, atau aku akan mematahkan tanganmu!"

Gulf menganggukkan kepalanya patuh. "I-Iya, Tuan."

'Bahkan lebih baik jika kau melemparku keluar tuan.'

Walaupun mereka duduk bersebelahan, tidak satu kursi. Gulf tetap saja merasa takut, takut karena Mew bisa menyerangnya kapan saja. Mew selalu siap menyiksanya, dan sekarang pria itu sibuk dengan ipad ditangannya. Gulf menggeser sedikit duduknya lalu menatap kearah luar, melihat helikopter yang mulai lepas landas dan mulai naik. Gulf menyandarkan kepalanya, lalu mulai fokus menatap kearah luar. Tanpa sadar bahwa ada sepasang mata yang memperhatikannya.

**

Gulf tidak ingat sejak kapan ia tertidur, tadi saat sedang menatap awan-awan, rasa kantuk datang menyerangnya karena ia memang kurang beristirahat. Dan sekarang ia terbangun dengan perut yang lapar. Gulf menatap ke sebelahnya, tempat duduk itu kosong. Tidak ada Mew lagi disana, Gulf mengedarkan pandangannya dan tidak melihat Mew dimana pun.

"Tuan?"

Gulf mendongak dan menatap orang yang memanggilnya. Ia adalah Perth. Satu-satunya anak buah Mew yang baik padanya.

"Tuan Suppasit sedang melakukan meeting mendadak di tempat lain, saya membawakan makanan untuk anda."

"Terimakasih." Ucap Gulf pelan.

"Sebaiknya anda habiskan dengan cepat, kita akan sampai dalam 1 jam,"

"Iya."

Gulf segera memakan makanannya dengan cepat, sesuai dengan ucapan Perth.

Sementara itu Mew sedang melakukan meeting dengan anak buahnya sebelum mereka tiba di Bangkok.

"Kalian harus menutup rapat berita tentang Gulf Kanawut yang masih hidup, aku tidak ingin orang-orang tahu bahwa putra dari Traipipattanapong masih hidup hingga saat ini." Ucap Mew tegas.

"Baik, Tuan."

"Pastikan juga, ia tidak meninggalkan mansion, dan pastikan tidak ada yang datang ke mansion tanpa seijinku karena—

aku masih belum puas menyiksanya."

"Kami akan memastikan Tuan Gulf tidak akan meninggalkan mansion dan memastikan tidak menerima tamu selama belum diperintah."

"Bagus. Tidak ada yang boleh tahu tentang 'jalangku'."

Perth masuk setelah mengetuk pintu, Mew hanya mengangkat sebelah alisnya tanpa bertanya.

"Kita akan segera mendarat, Tuan Suppasit."

"Siapkan semua seperti yang kuperintahkan."

"Baik, Tuan."

Sepeninggal Perth, Mew beranjak untuk duduk kembali di kursinya, disamping Gulf. Sekilas Mew melirik Gulf lewat ekor matanya,

"Sudah bangun rupanya."

Mew berujar dingin, tubuh Gulf tersentak, sekujur tubuhnya bergetar ketakutan. Mew terus memandangi Gulf, setiap ia melihat wajah itu rahangnya mulai mengeras, teringat semua kelakuan seseorang dimasa lalu yang hampir menghancurkannya. Orang yang pernah menjadi kepercayaan Yamashita Toru dan menghianatinya, orang yang sama yang dimasa lalu hampir menghancurkan keluarganya, mengambil sebagian besar hartanya dan juga orang-orangnya.

Lalu satu setengah tahun kemudian orang itu kembali muncul kepermukaan, menampakkan eksistensinya ke publik dan menyainginya. Orang yang secara sengaja mengejeknya dan dengan terang-terangan mengibarkan bendera perang dengannya.

Dan setelah apa yang Mew lakukan sejauh ini, setelah orang itu mati di tangan suruhannya, sekarang Mew akan menghancurkan keluarganya dan generasi penerusnya, Gulf Kanawut.

Dendam masalalu mengalir didarahnya, ada banyak alasan mengapa iblis didalam diri Mew mengontrol seluruh pergerakannya. Sakit yang Mew rasakan dimasa lalu membuat sang iblis berbelas kasih pada Mew dan menolongnya.

Menolongnya menuju dasar neraka dengan sebuah kepuasan.

Hasrat.

Dendam.

Yang sudah Mew sumpahkan untuk seumur hidupnya.

Tangannya mengepal, menatap Gulf tajam. Ingin rasanya detik ini juga ia melempar Gulf keluar, namun Mew tidak sebaik itu membiarkan mangsanya mati dengan percuma.

"Tatap aku."

Gulf tersentak untuk kesekian kalinya, dengan badan yang masih bergetar, keringat dingin membasahi pelipisnya ia menolehkan kepalanya takut-takut kearah Mew.

PLAK!

Panas menjalar dipipinya, sangat jelas gambaran dimata Mew bahwa orang itu tengah marah yang sampai saat ini tidak ketahui Gulf karena sebab apa.

"Setiap aku melihatmu..semakin kuat rasanya diriku untuk menghancurkanmu—

Hingga bumi enggan menerimamu."

Setelahnya helikopter mendarat tepat di landasan dirooftop mansion Mew yang berada di Thailand. Mew segera turun, meninggalkan Gulf yang memegangi pipinya dan menggigit bibir bawahnya hingga berdarah, berharap belas kasih Tuhan agar semua sakit yang ia terima mulai dari sekarang tidak akan terasa oleh inderanya.

Tbc.

Jangan lupa vote + comment ya^^

Ohayou minna~

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang