The Problem

105 6 11
                                    

D I S C L A I M E R

Copyright ©️ Diamond 💎 2020

Terdapat sedikit-banyak hal maupun kata-kata dewasa secara implisit maupun eksplisit di beberapa bagian cerita. Bagi pembaca berusia di bawah 17 tahun, dimohon untuk membaca dan menanggapi cerita berikut dengan bijak. Tidak ada niat Author untuk mengajarkan hal yang tidak baik, tapi hal tersebut merupakan sebuah elemen pendukung cerita yang Author tulis. Para pembaca diharapkan bisa mengambil hal-hal  positif darinya dan menjadikannya suatu pelajaran dalam bersikap di dunia nyata.

























Kalian tahu sebuah ungkapan yang berbunyi; Tidak ada manusia yang sempurna? Nyatanya, ada manusia yang terlihat begitu sempurna sampai kita harus mengenalnya lebih dalam untuk mengetahui ketidaksempurnaannya.

Seorang pengusaha muda bidang perhotelan di Korea, memiliki segalanya. Kekayaan, ketampanan, kesuksesan sudah pasti mengikuti, ditambah puluhan, ratusan atau bahkan ribuan wanita cantik menggilainya. Sayangnya, dia tak mengenal dengan yang dinamakan 'cinta'.

Entah sudah berapa banyak wanita mendekatinya, tapi dilirik olehnya pun tidak. Mereka hanya bagaikan angin lalu di matanya. Sebentar bertiup, sebentar tidak. Apalagi kalau mereka datang mendekat hanya karena mencium bau uang dan kekuasaan.

Jeon Jeongguk, CEO muda, 28 tahun, pendiri sebuah grup hotel yang sedang berkembang pesat di Korea Selatan. Berkat tangan dingin dan hospitality a.k.a keramahan tingkat tinggi, membawanya duduk dalam jajaran pengusaha sukses.

Tapi manusia tampan yang sering diplesetkan namanya menjadi Cheonguk, Cheon dari Cheonsa ( 천사 ) yang artinya malaikat dan Guk yang artinya negara, dengan kata lain manusia dari dunia lain, malaikat ini, tidak mengenal 'cinta', selain dari mengejanya; C.. I.. N.. T.. A..

Lha, piye?, kalau kata orang Jawa. Jawa kok nyasar ke Korea? Gak masalah. Di Korea khan ada Jang Hansol, orang Korea yang medok.

Ok. Back to story.

Jeongguk memulai usahanya dari sangat muda. Dia tidak berasal dari kalangan elit. Ayahnya hanya pegawai bank pemerintah dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Tapi sepertinya surga memberkati manusia yang menjadi warganya secara ilegal ini.

Memulai pekerjaan sebagai pekerja part time di hotel milik sahabat baik ibunya, Jeongguk membangun pondasi kerajaan bisnisnya sedikit demi sedikit. Menyisihkan sebagian pendapatan part timenya, berinvestasi, memulai dari B&B, motel, hotel 10 lantai, hingga puluhan hotel dengan beberapa bangunan hotel cabang tersebar di seluruh Korea Selatan.

"Eomma, Appa, besok Jeongguk mau ke Bali, Indonesia. Ada 2 hotel di Bali yang masuk dalam daftar hotel terbaik tahun ini jadi Jeongguk mau melihat hotelnya."

"Bali? Banyak orang dari negara kita yang juga liburan ke sana. Artis pun sering pemotretan di sana." cerita ibu Jeongguk antusias.

"Iya, Bali punya keindahan alam yang ditawarkan sebagai objek wisata dan menjadi poin utama industri wisata, selain budaya dan pilihan wisata yang beragam." Jeongguk menguatkan statement yang dikeluarkan ibunya.

"Kamu tahu, Bali dikenal untuk pilihan wisata apa? Honeymoon." ibunya kembali melanjutkan pembicaraan konferensi meja bundar mereka di tengah waktu sarapan mereka.

"Hm." kali ini Jeongguk hanya menanggapi ibunya dengan singkat sambil tetap berusaha menikmati menu sarapan yang disiapkan ibunya sejak pergantian shift bulan dengan matahari beberapa jam lalu.

Psychiatrist LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang