14. Penjelasan 🧐

137 18 0
                                    

Caca membawa Rayyan ke taman yang teletak di belakang sekolah. Karena Caca butuh privasi untuk menyelesaikan masalah yang sangat serius ini dengan Rayyan (tukang selingkuh).

Caca menatap Rayyan dengan sinis, kedua tangannya terlipat didada, siap untuk meminta penjelasan.

"Ka-kamu kenapa, Ca?" tanya Rayyan sedikit gugup, karena tatapan Caca itu begitu menyeramkan bagi Rayyan. Seperti tatapan mata Queen Munaroh. Itu sangat menakutkan.

"Udah tau Caca cembulu masih aja nanya!" kata Caca kesal.

"Cemburu kenapa, Ca?" tanya Rayyan kebingungan karena tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Caca. Intinya Rayyan tidak tau di mana letak kesalahannya.

"Jangan pula-pula gak tau lu, udah jelas-jelas Caca liat Layyan selingkuh depan mata Caca sendili!" Caca menunjuk matanya dengan kesal.

"Kapan aku selingkuhin kamu, Ca ... aku belum pernah selingkuh dari kamu. Cuman kamu Wanita yang aku cintai, ngapain juga aku selingku," kata Rayyan.

Caca langsung mengambil ponsel yang ada disaku roknya. Lalu memperlihatkan foto yang kemarin dirinya ambil.

"Telus cewek ini siapa? Kalau bukan selingkuhan telus apa lagi? Setau Caca Layyan gak punya adik ataupun kaka pelempuan!"

Rayyan menghela nafas panjang, ternyata Caca melihatnya. "Dia Nissa, Ca."

"Siapa Nissa?!" Bentak Caca, matanya mulai berkaca-kaca. Jujur saja mendengar nama perempuan yang kemarin dibonceng Rayyan, membuat hatinya sakit.

"Dia Annissa Arabella, Ca ... dia temen aku sewaktu di Bandung. Kamu tau, kan dulu aku waktu kecil tinggal di Bandung sampai kelas enam SD dan dia itu teman pertama aku di Bandung," kata Rayyan menjelaskan. Jujur saja Rayyan sedikit enggan untuk menceritakannya semuanya kepada Caca. Karena Nissa itu adalah teman sekaligus cinta pertama Rayyan sewaktu kecil.

Nissa memang cinta pertama Rayyan. Dulu Rayyan begitu mencintai Nissa tanpa mengungkapnya perasaan sukanya kepada Nissa. Maklum cinta monyet, tetapi itu dulu. Sekarang Rayyan mencinta Caca, hanya Caca. Karena bagi Rayyan, Caca itu adalah yang terakhir untuknya.

Caca menatap Rayyan dengan tajam."Telus ngapain kemalen kamu boncengin dia!"

"Kemarin aku gak sengaja liat dia di jalan, dan kebetulan aja dia baru pindah ke Jakarta. Rumah dia searah sama rumah aku, jadi aku kasih dia tumpangan untuk pulang bareng."

"Emang halus ya nganter dia pulang?" tanya Caca, dengan lembut. Amarahnya sudah diubun-ubun.

"Sesama manusia harus saling membantu, Ca."

"Sekarang itu teknologi udah canggih Layyan! Kalau mau pulang tinggal buka aplikasi aja, telus pesen ojol gampang, kan?"

Rayyan hanya diam saja. Binggung harus menjawab apa. Jika dirinya terus menjawab maka Caca akan terus memper panjangnya masalnya.

Caca mendengus karena Rayyan hanya diam saja. Caca menatap layar ponselnya, lalu melirik Rayyan dengan tajam. Rayyan gelagapan ketika Caca menatapnya seperti.

Caca menyodorkan ponselnya tepat diwajah Rayyan."Telus ngapain dia peluk-peluk kamu?!"

"I-itu---"

"Sempak bapak gue!" Terdengar suara teriakan dan suara orang yang terjatuh tidak jauh dari tempat Rayyan dan Caca berdiri. Membuat perhatian ke duanya langsung teralihkan oleh teriakkan itu.

Jangan lupa vote😄
Dan jangan lupa juga share cerita ini ke teman-teman kalian. Ingat berbagi itu indah☺.

I LOVE SEBLAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang