07. cilok🍡

369 41 10
                                    

Pulang sekolah Caca dan Rayyan tidak langsung pulang kerumahnya, melainkan mereka berdua tengah mencari warung seblak yang buka.

Sudah dua jam mereka berkeliling kota Jakarta. Namun tidak ada satupun warung seblak yang buka. Hal itu membuat mood Caca semakin buruk.

Rayyan memberhentikan motornya dipinggir jalan yang lumayan banyak pedagang kaki lima dan orang yang lalu lalang, di sana. Caca langsung turun dari motor Rayyan dengan bibir yang bergetar, matanya sudah berkaca-kaca.

Rayyan menghela nafas panjang dan turun dari motornya."Seblaknya gak ada, Ca kita cari yang lain aja."

"Gak mau. Pokoknya Caca pengen Seblak!"

"Ya tapi seblaknya gak ada," kata Rayyan pasrah.

Sungguh berkeliling Jakarta dua jam itu sangat melelahkan, begitupun dengan Stepen. Motor vespa berwarna kuning itu terlihat kelelahan.

"Seblak!"

"Seblak!"

"Seblak!"

"Pokonya Caca pengen seblak!" Teriak Caca dengan kencang, membuat keduanya diperhatikan oleh penjalan kaki yang lalu lalang.

"Stttt ... Ca jangan teriak-teriak malu," bisik Rayyan, kepada Caca. Karena sendari tadi Caca tak henti-hentinya berteriak di tempat umum, meminta dibelikan seblak, tetapi tidak ada satupun warung seblak yang buka.

Hiyyaa!

Brukkk

Caca menendang motor Rayyan dengan sekuat tenaga karena sakin kesalnya. Membuat motor berwarna kuning itu terjungkal.

"YA AMPUN STEPEN!" teriak Rayyan."Ya ampun babe kamu gak apa-apa, kan?!"

Rayyan terus saja mengusap motor ke sayangannya dengan lembut dan membantu motornya kembali berdiri.

Caca merenggut. "Gililan sama motol aja di peduliin, gililan sama gue aja enggak, dasal pacal lucknut!" Caca mengacungkan jari tengahnya ke arah Rayyan.

"By, jangan dengerin babi ngoceh ya," bisik Rayyan kepada motornya.

"Bicala apa balusan?!" Teriak Caca melirik Rayyan dengan mata yang sudah membara.

"Enggak," kata Rayyan enteng lalu berjalan menuju pedagang kaki lima yang tidak terlalu jauh dari sana.

"Mau kemana?" tanya Caca, sedikit kesal.

"Mau beli ciloklah!" Seru Rayyan.

"Caca gak mau cilok, Caca maunya beli seblak!!" Teriak Caca murka.

"Siapa yang mau beliin kamu, orang ini buat Bunda. Gr," kata Rayyan. Membuat Caca yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Caca malu. Tentu saja Caca malu. Udah sewot salah lagi. Itu benar-benar memalukan. Bahkan sangat.

Brukk

Caca kembali menendang Stepen, dengan kesal. Melampiaskan rasa malunya kepada motor yang tidak bersalah itu.

I LOVE SEBLAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang