Brak
Nara menutup pintu mobil berwarna hitam milik ayah dan ibunya.
"Terimakasih pak."
Nara baru saja pulang dari mini market untuk membeli beberapa barang yang di butuhkan nya. Nara di antar oleh supir pribadi ayah dan ibunya.
Nara membuka alas kakinya di halaman garasi, tepatnya pintu ruang tengah.
"Eh, neng Nara udah pulang, sini belanjaannya bibi bawain," ucap salah satu asisten di rumahnya.
Nara menatap dari sudut ke sudut ruangan. Nara tidak melihat adanya ayah, ibu, dan kedua adiknya di rumah. Dia hanya melihat para asistennya sedang sibuk menyiapkan sesuatu.
"Loh, bi Emi. Mamah, papah, Dika, sama Adhi dimana?" Tanya Nara sambil menyodorkan beberapa belanjaannya.
"Tadi pergi sebentar. Katanya nanti ada tamu penting datang. Oh iya, Nara di suruh di kamar aja, yaudah bibi taruh di kamar neng Nara dulu, bibi masih ada kerjaan," ucap bibi sambil meninggalkan Nara di depan pintu ruang tengah.
"Hah? Tamu penting?"
Nara mengangkat bahu tidak tau. Nara pun segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Bruk
"Aduh masa ke minimarket doang capek."
~Lalalala~
Suara dering telfon Nara masuk.
Mamah❤️
Nara segera mengangkat telfon dari Devi (mamahnya).
"Halo mah? Ya, ada apa?"
[Nak, kamu gak usah turun ya, di atas aja pas ada tamu.]
"Loh, kenapa sih mah. Emang tamunya siapa?"
[Ada. Ya pokoknya Nara gak usah turun. Nurut sama mamah.]
"Kan Nara malah kepo mah."
[Udah, nanti jaga adik-adik, sebentar lagi mamah pulang.]
"Oh, dikira Nara doang yang harus di atas aja. Oke deh hati-hati."
[Hahaha, dasar kak Nara. Yasudah assalamualaikum.]
"Waalaikumsalam."
Bip
Saat Nara mematikan telfon, dia melihat tanggal yang tertera di beranda kunci hp nya.
"Oh iya. Besok pertama sekolah SMA. Yey, besok MOP!!!" Nara melompat-lompat di atas kasurnya.
Nara segera membuka lemari dan mulai menyiapkan pakaian untuk berangkat sekolah besok. Murid baru masih mengenakan seragam SMP dulu, sampai baju seragam siap di sediakan kepada para murid baru.
"Syalalala."
Nara bernyanyi-nyanyi sambil menyiapkan kebutuhan yang harus di bawa esok.
Tring
[Notifikasi Instagram]
"Loh, notifikasi apa nih?" Nara menatap layar handphone nya yang memberi tau notifikasi.
"Ah, paling ada yang post foto," Nara kembali meletakkan handphone di meja belajarnya.
"Hahaha, iya silahkan masuk."
Nara mendengar suara mamahnya di lantai satu.
Sudah sampai ya? Nara berkata di dalam hati.
Tok tok
"Kak, ini Dika sama Adhi mau masuk," seseorang mengetuk pintu kamar Nara.
"Oh, iya sebentar," Nara berlari membukakan pintu kamarnya.
Ceklek
"Makasih teh Lulu," Nara menggandeng kedua adiknya masuk kedalam kamarnya.
"Eh, kita main yuk," ucap Nara sembari menunjukkan gigi putihnya.
"Ayo kak!" Dika menjawab dengan semangat.
"Kakak, Ati apar," pinta Adhi, adiknya Nara yang masih berusia 4 tahun.
"Oh, Adhi lapar? Untung kakak sudah beli makanan cemilan loh."
Nara membuka pintu meja belajar yang berada di antara lemari buku dan baju.
"Sini liat, mau makan apa?" Nara mengajak adik-adiknya untuk melihat isi pintu tersebut.
"Da au, Ati mau emi," Adhi cemberut.
"Hah, Emi?" Tanya Dika bingung.
"Haha, maksud Adhi itu pengen makan Mie, Dika," Nara tertawa. "Aduh tapi, di bawah ada tamu," Nara menggaruk-garuk kepalanya.
"Loh, emang tamunya di ruang mana kak?"
"Oh iya. Di ruang tamu lah pasti. Gak bakal keliatan. Ke tutupan tembok ini," Nara tertawa kecil.
"Yaudah, Dika jagain Adhi sebentar ya. Kakak bikin mie dulu. Gak lama kok. Sambil bacain cerita Dik, biar Adhi anteng."
"Oke kak. Dika juga mau ya kak."
"Iya, mie gorengkan, nanti kakak bikin dua di satuin. Kita makan bareng-bareng, oke?."
"Oke."
Nara membuka pintu kamarnya perlahan. Nara segera menutup pintu yang ada di belakangnya, lalu bergegas turun melewati anak tangga.
Saat sudah menginjak ubin lantai satu, Nara segera berlari menuju dapur melewati ruang tengah. Tiba-tiba Nara tak sengaja menoleh ke arah ruang tengah. Dia melihat beberapa orang dan kedua orangtuanya duduk di kursi sofa di sana.
Salah satu tamu dari mereka menatap Nara, tapi Nara tidak memerhatikan wajah tamunya karena berlari dengan sangat cepat. Ia segera berlari menuju dapur, dan bergegas memasak.
Saat Nara membuka bungkus mie.
"Kak Nara. Lagi ngapain?" Tiba-tiba salah satu asisten di rumahnya berbicara dengan sangat pelan.
"Eh, teh Lulu. Ssst. Adhi tadi bilang laper. Makannya Nara bikinin mie."
"Waduh, kenapa gak bilang teteh?"
"Atuh nanti teriak-teriak manggil teteh nya. Takut gak kedengaran."
"Iya sih, teteh gak pegang hp juga, nelpon juga gak bakal di angkat. Tadi teteh malah ada di dapur belakang."
"Nah kan."
"Yaudah, teteh bantu sini."
"Iya teh. Nara bukain bumbunya dulu."
Nara dan asistennya pun mulai memasak 2 mie goreng. Mereka memasak dengan sangat cepat.
Tak sampai 10 menit, mie sudah siap.
Nara segera membawa piring besar yang berisikan mie dan telur menuju kamarnya di lantai 2.
"Makasih teh," bisik Nara sambil berlari kecil.
Ketika melewati ruang tengah Nara menunduk, khawatir salah satu tamunya melihat Nara lagi.
Kritt
"Yey, mie nya datang!" Sorak Dika dan Adhi sembari berjalan mendekat ke arah Nara.
"Hush, pelan-pelan. Sini makannya jangan di atas karpet bulu. Nanti kotor," Nara mengambil meja kecil bergambar princess, meja itu, dia punya sejak TK, di belikan oleh mamah dan papahnya.
"Yey, ayo makan!"
Nara, Dika, dan Adhi pun menyantap mie nya bersama.
🌸 🌸 🌸
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita kami🤗❤️
Jangan lupa vote dan komen ya...🤗❤️
"See you again."❤️
~ You Are My Soul Mate ~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Soul Mate
Casuale"Aku kira, kau hanyalah pengganggu yang mencari perhatian. Tapi ternyata tidak seperti itu, ternyata aku sangat membutuhkanmu di sisiku." "Aku bukannya ingin mengganggumu. Tapi ini memang kewajiban ku untuk selalu ada di sisimu. Percayalah, bahwa ka...