7

106 9 5
                                    

Setelah membersihkan tubuhnya, arka keluar dari kamar mandinya sambil mengeringkan rambutnya dan menemukan deeva yang tengah kesusahan dengan gaunnya.

Arka pun menghampiri deeva dan berniat melepaskan ristleting yang berada di bagian belakang punggung deeva.

"Kau mau apa?!"ujar deeva sambil menyingkirkan bahunya menjauh dari arka.

"Membantumu" ujar arka pelan

"Membantuku?!"

Arka sudah cukup jengah dibuat oleh deeva dia sangat lelah hari ini, dia tidak ingin berdebat begitu lama dengan deeva. Pria itu pun memutar tubuh deeva dan menguncinya agar deeva tidak banyak bertanya lagi dan mengusik malamnya.

"Diamlah, kau ingin naik ke kasur kita dengan gaun sepanjang dan seberat ini? Kau bukanlah istri-istri di dalam sebuah drama yang menderita karna perjodohan deeva" ujar arka

Deeva lagi-lagi diam tidak berkutik dan mengikuti semua perintah arka, dia membiarkan arka melepas ristleting gaunnya.

Nampak punggung putih deeva terekspos dengan indahnya setelah ristleting itu terlepas, untuk beberapa saat arka terpaku di tempatnya. Biar bagaimanapun dia ini seorang laki- laki dia memiliki nafsu terlebih sekarang deeva telah resmi menjadi istrinya. Tapi, ia tidak akan pernah memaksa deeva melakukan itu jika mereka berdua belum saling mencintai.

"Arka apakah sudah terlepas?" Ujar deeva sambil menahan gaunnya agar tidak terjatuh di lantai.

Seketika arka menghilangkan fikiran kotornya itu dengan cara menggeleng pelan dan menjauhkan tangannya dari punggung deeva yang hampir saja mengelusnya.

"Hmm, sudah mandilah terlebih dahulu. Aku sangat lelah hari ini, jadi aku tidur duluan"ujar arka memutar tubuhnya menuju kasurnya dan memilih untuk beristirahat.

"Arka..." lirih deeva pelan

"Apa deeva?"ujar arka

"Hmm aku kan tidak membawa baju ganti kesini, sabunku dan-"

"Ya tuhan deeva, kita ini suami istri sekarang; kenapa kau menanyakan hal sesederhana itu. Rumah ini milikmu deeva dan segala isinya itu milikmu dan juga milikku jadi pakailah apapun itu" ujar arka

"Hmm baiklah arka" ujar deeva sambil menggeser gaunnya masuk ke kamar mandi

"Arka...bajuku ah maksudku piyamaku..."

Arka sedikit kesal sekarang pria itu bangun dari kasurnya kemudian menuju lemarinya mengambilkan deeva piyamanya.

"Pakailah ini ny. Arka; sekarang kau membutuhkan apalagi? Apa aku perlu juga memandikanmu?" Terang arka dengan wajah datarnya

"AH TIDAK....TIDAK!!! HANYA INI SAJA!"

Deeva pun menutup pintu kamar mandi mereka dengan terburu-buru, bagi arka itu biasa saja tapi lain hal dengan deeva itu seperti godaan untuk pengantin baru. Wajah deeva tiba-tiba saja memerah mengingat arka memanggilnya, Ny. Arka.

"Apa yang kau fikirkan deeva, fiuh" ujar deeva sambil menggelengkan kepalanya pelan

"Dasar gadis aneh" ujar arka sekenanya kemudian kembali ke kasurnya dan memilih tidur.

Deeva menyalakan keran air hangat di bath up arka dan memasukkan sabun cair arka, setelah cukup dia pun masuk dan merendam tubuhnya. Untuk beberapa saat deeva memejamkan matanya wangi sabun ini mengingatkan deeva dengan wangi tubuh seseorang, Ezra.

"Apa kabar dengan ezra sekarang? Dia pasti baik- baik sajakan? Dia pasti sibuk dengan cafenya di new york. Ah aku sedikit merindukannya, kenapa wangi ini sangat mirip dengan wangi tubuh ezra?" Batin deeva

Wedding Dress (JinYeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang