Epilog (1/2)

1.5K 202 3
                                    

// I never thought it would take a long time to finish epilogue part. I'm so sorry *deep bow* //

// Sebagai permintaan maaf hari ini bakalan double update yay~ ♡ //

Happy reading and enjoy!


Gadis kecil itu menatap sang ayah dengan mata berbinar. Dongeng malam sebelum tidur adalah bagian kesukaannya. Ayahnya selalu datang ke kamarnya tiap malam untuk mengecek apakah ia sudah tidur atau belum serta tidak lupa untuk membenarkan letak selimutnya dengan benar.

Dan ketika sang Ayah mendapati putri kecilnya masih terjaga meski hari telah menjelang tengah malam, pria paruh baya itu akan menyempatkan diri untuk menemaninya tidur di bawah selimut yang sama seraya menceritakan dongeng pengantar tidur hingga putri manisnya itu mengantuk dan jatuh tertidur.

Ada satu dongeng yang begitu disukai oleh gadis kecil itu. Kisah monster yang hidup di tengah hutan dan seorang putri cantik yang baik hati. Dikisahkan bahwa monster itu hidup di sana untuk menghukum orang-orang jahat yang menebang pohon serta orang-orang yang menyakiti hewan-hewan di dalam sana.

Hingga suatu ketika putri cantik itu tersesat di dalam hutan dan menjadi teman monster selamanya. Putri cantik itu mengajari sang monster apa itu kebaikan hingga monster jahat dan arogan itu berubah menjadi pangeran tampan baik hati dan menjaga hutan bersama. Mengusir orang-orang jahat yang mencoba merusak wilayah hutan tanpa menyakiti.

Kisah klasik anak-anak dimana pangeran dan putri cantik itu berakhir hidup bahagia selamanya.

"Daddy?"

"Hm?"

"Aku senang sang putri mau berteman dengan monster di hutan"

Jeff menarik sebelah alisnya tinggi. Kemudian memiringkan tubuhnya untuk tidur menyamping dan menyangga kepalanya dengan siku. Menatap heran pada putri kecilnya yang baru kali ini tidak mengantuk setelah dongeng malamnya berakhir.

"Kenapa begitu?"

"Apa daddy tidak kasihan dengan monster itu yang hidup sendirian di tengah hutan? Dia pasti kesepian"

Wajah si kecil nampak sedih saat menatap sang ayah. Bibirnya mencebik turun membuat Jeff merasa sangat familiar dengan ekspresi seperti itu. Ekspresi wajah putrinya benar-benar mirip dengan seseorang yang sangat ia rindukan selama ini.

"Tapi monster itu jahat sebelum ia bertemu dengan tuan putri, sayang"

"No, Daddy! He just trying to protect the animal. Dia tidak jahat!"

Jeff terkekeh geli melihat wajah putrinya yang merajuk. Jika sudah mamasang wajah seperti itu, Jeff tahu bahwa putrinya tidak ingin dibantah.

Tapi Jeff sangat suka mengajak putrinya untuk bertengkar sebagai pelipur lara ketika ia merindukan pertengkaran dengan adiknya. Pria paruh baya itu bahkan seringkali membuat anaknya sendiri menangis karena tidak ada yang mau mengalah di antara keduanya. Berakhir dengan putri kecilnya itu yang mengadu pada sang ibu.

"Tapi keluarga tuan putri pasti sedih setelah kepergiannya. Kau tidak kasihan, Baby?"

"Nope. Keluarga tuan putri pasti memiliki orang lain yang bisa menemaninya. Tidak seperti monster itu yang tidak punya siapa-siapa. Tidak ada yang mau berteman dengan monster, Daddy. Coba bayangkan itu"

The Forest of Destiny | Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang