Chapter 6

1.4K 223 8
                                    

Dan malam itu adalah puncaknya. Apa yang sosok itu takutkan benar-benar terjadi. Kekuatannya tak lagi berefek apapun pada gadisnya yang semakin lama kehilangan hawa kehidupan.

Hampir semua kekuatan yang telah diberikannya pada gadis itu telah kembali pada sosok itu.

Dan ia berdiri di sana dengan wujud aslinya menatap gadisnya yang tertidur lelap di bawah selimut. Tangannya terulur untuk menyibak helai merah jambu yang menutupi wajah cantik Nananya.

Ia mendudukkan dirinya di samping sang gadis dan mencium lembut bibir ranum gadis itu. Melumatnya pelan dan menyalurkan rasa rindu dan cintanya melalui ciuman. Berharap jika gadisnya akan mengingat dirinya kembali. Dan mau menerima takdirnya untuk menjadi pendamping hidupnya.

"Aku mencintaimu, Nana. Kembalilah padaku"

Pagi buta Jeff telah kembali ke rumah tua neneknya di dekat hutan setelah bermimpi buruk semalam.

Ia bermimpi jika ia kembali kehilangan adiknya untuk yang kedua kalinya. Nananya tidur di bawah selimut pink kesayangannya dan tak pernah lagi terbangun dari tidurnya untuk selamanya.

Jeff terbangun dan langsung terisak hebat setelah itu. Kekasihnya terus memeluknya agar prianya tenang. Saling berbagi kehangatan di bawah selimut yang menutupi tubuh telanjang keduanya.

Setelah beberapa saat berlalu, kekasihnya menyuruh Jeff untuk kembali ke rumah tua itu untuk melihat keadaan si bungsu yang telah dianggapnya seperti adik sendiri. Dan Jeff kembali ke rumah tua itu meski jam baru menunjukkan pukul 3 dini hari. Meninggalkan segala pekerjaannya demi sang adik.

Selama perjalanan Jeff terus menelpon adiknya berkali-kali. Tapi tak ada satupun panggilan yang terjawab. Dan itu membuat Jeff menangis sepanjang jalan.

Dan saat ia tiba di rumah tua neneknya, hal pertama yang ia lakukan adalah mengguncang tubuh adiknya dengan kencang membuat Nana akhirnya terbangun dan membuka kedua matanya.

Jeff tak bisa menahan kelegaannya pada saat itu. Ia menarik tubuh lemas si bungsu untuk mencium bibir ranum itu. Melumat bibirnya kasar sebagai pelampiasan rasa senangnya.

"Brengsek! Menjauh dariku, Jeffrey Jung"

"Tidak mau!"

Jeff memeluk adiknya dengan erat. Ia masih menangis sesenggukkan dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher si bungsu. Membuat gadis itu luluh dan menatapnya iba dan bingung menjadi satu.

"Jadi pada akhirnya kau mengalami gangguan dengan menyukai adik kandungmu sendiri?"

"Brengsek sialan! Membayangkannya saja membuatku muntah"

"Lalu kenapa kau melumat bibirku, Jung brengsek?"

"Diam! Kau juga Jung kalau kau lupa"

Nana mengalah dan memilih untuk menepuk punggung lebar kakaknya pelan. Seumur hidup di dalam memorinya, baru kali ini ia melihat Jeff kehilangan kendali dirinya hingga menangis. Si sulung terkenal dengan sifatnya yang tenang. Ia selalu pandai untuk mengatur emosinya agar tak keluar secara berlebihan.

Tapi entah kenapa pagi ini si sulung kehilangan pengendalian dirinya.

"Jadi, katakan padaku apa yang membuatmu menangis? Apa Bubu meninggalkanmu dan memilih pria lain yang lebih tampan?"

The Forest of Destiny | Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang