Malam harinya Selene, Aaron dan Flora pergi ke suatu mansion. Mansion tersebut bisa dibilang sangat besar namun terkesan gelap.
Untuk Selene, mansion tersebut adalah hal baru untuknya karena jarang sekali ia melihat mansion. Bukannya Selene orang berkekurangan hanya saja Selene memang anak yang sederhana dan dari keluarga yang sederhana saja.
Disaat semua orang sudah berkumpul, seorang pria dewasa sekitar umur 30-an berambut pirang berdiri. "Kita masih kekurangan satu orang, putraku akan turun sebentar lagi", pria itu duduk.
"Tidak masalah Lucius", ucap Flora.
"Narcissa, sudah kau panggil dia?", tanya Lucius kepada istrinya.
Selene merasa agak canggung disana, gaya makan malam seperti itu bukan stylenya, ia hanya bisa belajar table manner sebentar saja tadi dengan Flora.
Di depannya ada seorang anak perempuan mengenakan dress berwarna biru, rambutnya pirang putih indah. Sepertinya Selene pernah melihatnya sebelumnya, wajah gadis itu tidak asing.
"Maaf semuanya, aku terlambat", ucap seseorang ketika turun dari lantai atas.
Selene seperti mengenal suara itu, ia membalikkan badannya.
"Oh, kau?", ucap anak laki-laki yang baru turun itu, ia berambut pirang dengan gaya rambut yang menurut Selene menyebalkan, mengenakan tuxedo yang pas untuk ukurannya yang berumur 12 tahun terlihat menggangu dimata Selene, Draco Lucius Malfoy.
Harusnya Selene tau ketika masuk mansion ini ia melihat papan nama Malfoy.
"Kalian saling mengenal?", tanya Lucius, ia menatap Selene dan juga Draco secara bergantian.
"Iya ayah, dia juga masuk Asrama Slytherin", ucap Draco membalas pertanyaan ayahnya kemudian duduk disamping ibunya.
"Oh, putriku berada di Asrama Ravenclaw!", ucap laki-laki yang duduk didepan Aaron.
"Halo, aku Luna", ucap gadis dengan dress biru tadi memperkenalkan diri.
"Halo Luna, aku Selene", Selene menyapanya kembali.
Setelah itu para orang tua berbicara tentang beberapa hal dan kadang tertawa tetapi Luna, Selene dan juga Draco hanya diam saja.
"Oh, Draco bagaimana kalau kau mengantar kedua temanmu untuk berjalan-jalan di taman?", tanya Narcissa kepada putranya.
"Baik ibu", ucap Draco. Selene dan Luna berdiri. "Ikuti aku", lanjut Draco kemudian berjalan ke taman rumahnya.
"Aku tidak tau kau memiliki rumah sebesar ini", Selene menatap sekeliling, ia memperhatikan taman yang tampaknya terawat dengan sangat baik.
"Tentu tidak, untuk apa juga kau tau?", balas Draco ketus dengan attitude tidak bersahabat.
"Mungkin dia akan sering berkunjung, kalian kan teman", ucap Luna dengan senyumnya yang polos nan manis.
"Luna, tidak semua yang berada di satu asrama itu bisa akrab. Apalagi anak seperti dia!", Selene membisikkan kata terakhir sembari menunjuk Draco.
Draco hanya menatapnya tajam.
"oh benar... tidak ada yang berbicara denganku atau berteman denganku di Ravenclaw", Luna teringat masa-masanya di sekolah.
Selene merasa iba. "Hey, lain kali jika kau perlu teman bicara aku disini", ia merangkul Luna kemudian tersenyum.
"Terima kasih Selene!", Luna ikut tersenyum.
"Menjijikan", ucap Draco kasar namun sebenarnya didalam hatinya ia juga merasa kasihan kepada Luna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin Girl || Draco Fanfic
FanficI love you, more than my ego - Draco Malfoy Semua karakter milik J.K. Rowling terkecuali Selene, Aaron, dan Flora. © J.K. Rowling