"Udaranya sangat sejuk bukan, nona? Apa kau sangat menyukainya?"
Krystal mengangguk, dia memejamkan mata dan merentangkan tangannya.
"Mungkin besok atau nanti aku tak bisa merasakan udara segar seperti ini lagi" ucapnya pelan namun terdengar jelas oleh Kai.
Kai hanya termenung dan entah mengapa hatinya terasa sesak.
"Nona Krystal.. Apa kau mau lihat pemandangan yang indah yang ada di rumah sakit ini?"
Krystal mengerutkan dahinya berpikir.
"Hanya kau nantinya yang akan tau"
"Tapi ini sudah malam, dokter. Apa tidak masalah jika aku masih berkeliaran di malam hari?"
Kai mengernyitkan alisnya.
"Memangnya kau hantu?" godanya.
"Tak masalah Nona Krystal selama aku berada di sampingmu"
"Krystal. Panggil aku Krystal saja"
Kai menghentikan dorongan di kursi roda Krystal. Dia bersimpuh di hadapan Krystal.
"Kalau begitu kau panggil aku Kai saja"
"Tapi dokter"
"Hm baiklah Nona Krystal"
"Iya Kai"
Mereka tersenyum, Kai mendorong kursi roda Krystal menuju ke sebuah tempat yang sangat gelap.
Krystal merasa sangat takut karena dia takut kegelapan.
"Kai. Kita mau kemana? Disini tak ada cahaya lampu yang meneranginya, Kai" ucapnya sedikit bergemetar.
"Memang tidak ada, tapi nanti kau pasti akan menyukainya"
"Kai. Kita pulang saja ke kamarku, besok pagi saja kesininya. Kalau malam hari kita tak bisa melihat pemandangan apapun disini"
Kai menghela nafasnya, dia memegang bahu Krystal.
"Kau tenang saja, aku bersamamu"
"Tapi Kai"
"Ssstt. Kau pasti akan menyukainya" ucap Kai pelan.
Mereka tiba di sebuah tempat yang hanya terdapat sebuah bukit dan pohon-pohon. Bola mata Krystal berputar melihat sekelilingnya. Tangannya masih menggenggam erat lengan Kai.
Kai melirik jam di tangannya.
"Sebentar lagi"
"Kau tutup matamu, Krystal"
"Kai. Aku takut, disini gelap jika aku tutup mataku lalu kau meninggalkanku aku sangat takut, Kai"
"Sssttt. Percayalah. Aku akan selalu ada di belakangmu, jangan takut" bisik Kai.
Krystal menoleh sejenak, matanya terlihat memohon. Namun Kai menggeleng.
"Ayolah Krystal. Tutup matamu"
Krystal menyerah, dia menutup matanya perlahan.
"Satu. Dua. Tiga. Buka matamu, mereka sudah datang"
Krystal perlahan membuka matanya, dia melihat banyak kunang-kunang yang bertebangan disana. Kilauan cahayanya benar-benar menghidupkan malam yang gelap gulita. Tangan Krystal berusaha untuk menggapai kunang-kunang itu. Dia tersenyum sangat bahagia.
Kai masih terpaku di tempatnya, dia menatap Krystal dan mengawasinya. Dia tersenyum saat melihat Krystal tertawa dengan sangat bahagia.
"Kai. Ini sangat indah, aku sangat menyukainya. Terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadness
FanfictionKRYSTAL POV Aku lelah. Aku jenuh. Aku bosan menggantungkan hidupku dengan obat-obatan ini, jika sisa hidupku memang sudah tak lama lagi mengapa tak kau renggut saja saat ini? Mengapa kau malah menyiksa aku dengan perasaan yang seharusnya tak boleh a...