Penyelamat

188 18 3
                                    

"Bangun. Pemalas!"

Krystal terbangun karena wajahnya di siram air.

Dia mendongakkan kepalanya dan menatap wanita itu.

"Ckck. Sungguh malang sekali nasibmu, nak. Kau harus menderita karena kesalahan yang diperbuat oleh ibumu hahaha"

"Ibu. Memangnya apa salah ibuku kepadamu, bibi?"

"Bibi? Kau memanggilku bibi? Aku bukan bibimu!" teriaknya.

"Kau ingin tau apa kesalahan yang telah dilakukan oleh ibumu, hah?"

Krystal mengangguk.

"Ibumu telah merebut suamiku"

Krystal hanya terdiam dan bingung.

"Tidak. Pasti kau salah orang. Ibuku tak mungkin merebut suamimu"

Wanita itu mengambil sesuatu di dalam amplop coklat yang sedari tadi dia pegang.

Dia melemparkan foto ke wajah Krystal.

Mata Krystal terbelalak, dia benar-benar tak percaya dengan apa yg dilihatnya.

"Kau lihat itu? Dia ibumu, kan?"

Krystal hanya terdiam, airmatanya menetes. Dia tak menyangka jika ibunya berbuat hal serendah itu.

"Ckck. Ibumu sudah berhubungan lama dengan suamiku hingga dari hasil hubungan gelap kalian lahirlah anak haram seperti dirimu"

Krystal merasakan sakit di dalam hatinya saat wanitabdi hadapannya menyebutnya sebagai anak haram.

"Maaf"

Hanya kata itu yang mampu keluar dari dalam mulut Krystal.

"Maafmu tak berarti, karena ibumu kini suamiku semakin menjauh dariku dan putriku, lihat saja jika dia bisa merebut perhatian suamiku maka aku akan segera menghabisimu"

Wanita itu mengambil sebilah pisau dari balik saku celananya. Dia mengarahkan pisau itu dan mendekatkannya ke wajah Krystal.

"Jangan. Ku mohon bibi. Jangan lakukan itu"

Wanita itu hanya tersenyum sinis.

DDRRRTT.. DRRTTT..

Getaran di ponselnya membuat dia bangkit dan mengambil ponselnya.

"Ya hallo"

"...."

"Baiklah. Aku akan segera kesana"

Wanita itu menatap sinis ke arah Krystal.

"Jangan mencoba untuk kabur dari sini, jika kau lakukan itu aku tak segan-segan untuk melukai ibumu, camkan itu!" ancamnya.

Krystal hanya terdiam, dia mengangguk pasrah.

Wanita itu keluar meninggalkan Krystal.

***

"Apa? Mengapa kerja kalian tak becus? Aku tak mau tau, aku ingin Krystal segera di temukan!" teriak Kai.

Dia membanting ponselnya.

Suho yang baru saja datang menatap iba ke arah Kai.

Dia menepuk pelan bahu Kai.

"Tenanglah. Aku yakin secepatnya Krystal akan segera ditemukan"

Kai hanya mengangguk dan mengusap wajahnya kasar.

***

"Suster. Dimana putriku? Bukankah dia dirawat di kamar ini?" tanya Yoona yang baru saja datang.

"Maaf nyonya saya tidak tau, saya hanya diperintahkan untuk membersihkan kamar ini"

Yoona bingung dia keluar dari kamar iru, matanya berbinar saat dia melihat Kai. Dia langsung berlari menghampiri Kai.

"Dokter" teriaknya.

Kai menoleh dan tersenyum kaku kepada Yoona.

"Dokter. Dimana Krystal? Mengapa dia tak berada di kamarnya? Apa dia pindah ruangan?"

Kai hanya terdiam dan menunduk.

"Dokter. Mengapa kau hanya diam? Katakan dimana Krystal? Apa dia baik-baik saja?"

Kai menggelengkan kepalanya.

"Maafkan aku nyonya, Krystal hilang"

"APAAAA???"

Yoona benar-benar sangat terkejut.

"Bagaimana bisa? Krystal hilang? Tidak, tidak mungkin"

"Dia diculik"

Yoona terus berteriak histeris dan kemudian pingsan.

***

Bola mata Krystal memutar menatap setiap sudut ruangan yang gelap itu, matanya tertuju pada langit-langit.

Dia mengatupkan kedua tangannya.

"Tuhan, ku mohon bantu aku, kirimkan seseorang yang bisa menyelematkan aku. Aku mohon Tuhan kepadamu, aku yakin kau tak akan membiarkanku seperti ini. Aku mohon" ucapnya pelan.

Krystal memejamkan matanya, tiba-tiba jendela ruangan itu terbuka dan angin berhembus dengan sangat kencang.

BRRAAKKK..

Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, Krystal tersenyum.

Seorang pria bertubuh kekar datang dan menghampiri Krystal.

Dia tersenyum dan menatap Krystal. Dia mulai membuka ikatan di tangan Krystal. Mata mereka saling beradu.

"Jangan khawatir. Aku bukan pria jahat. Aku akan membantumu untuk keluar dari sini"

"Tapi. Nanti bibi itu—"

"Sstt. Jangan banyak bicara. Ayo ikut denganku"

Saat Krystal ingin bangun dia terjatuh, pria itu langsung menahan tubuh Krystal. Dia kemudian menggendong tubuh Krystal.

Mata Krystal terus menatap pria tampan yang tengah menggendongnya itu.

'Siapa pria ini? Mengapa dia sangat baik kepadaku? Apa pria ini sengaja Tuhan kirimkan untuk menolongku?' batinnya.

Krystal tersenyum saat melihat wajah tampan pria itu.

To be continued...

SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang