Bersamamu

180 20 2
                                    

"Kau ingin membawaku kemana lagi, Sehun?"

"Ssstt. Jangan berisik, kau ikutlah denganku"

Krystal hanya mengangguk. Sehun terus menggengam erat tangan Krystal.

"Hei anak bodoh! Mau kau bawa kemana lagi gadis itu?" teriak Sooyoung yang melihat jika Sehun dan Krystal mencoba kabur.

"Krystal. Ayo lari"

Sehun berlari dengan menarik lengan Krystal.

"Krystal. Apa kau mengenal wanita itu?"

"Sstt jangan banyak bertanya dulu, yang terpenting kita lari dari sini"

Krystal mengangguk. Sehun berlari sangat kencang dengan tangan yang masih menggenggam tangan Krystal membuat Krystal kelelahan mengikuti gerak Sehun.

"Krystal. Ayo cepat"

Krystal mengatur nafasnya yg sudah tersengal-sengal, wajahnya terlihat sangat pucat.

"Sehun. Berhenti! Jangan kau bawa lari dia" teriak Sooyoung.

Sooyoung geram, dia mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya.

DORRR...

"AAAAAAAAA"

"SEHUUNN" teriak Krystal.

Tubuh Sehun tersungkur karena betisnya terkena peluru tembakan itu. Sehun mendorong tubuh Krystal untuk pergi meninggalkannya.

"Krystal. Ku mohon pergilah! Selamatkan dirimu"

"Tapi kau terluka Sehun" ucapnya dengan terisak.

Sehun hanya tersenyum, dia memegang pipi Krystal.

"Tidak usah memikirkan aku, anggap saja ini sebuah pengorbanan seorang kakak untuk adiknya"

"Kakak?"

Sehun mengangguk.

"Cepatlah. Kau pergi"

"Tapi—"

"Pergi"

Krystal meneteskan airmatanya, dia kemudia berlari meninggalkan Sehun.

"Hei gadis bodoh mau lari kemana kau"

Saat Sooyoung melintasi Sehun, dia menarik lengan ibunya, dia mengarahkan pistol yg di pegang Sooyoung ke dahinya.

"Tembak aku bu, jika itu bisa menyelamatkan Krystal dan membuat ibu puas"

Sooyoung benar-benar sangat geram, dia melihat wajah anaknya yg meringis kesakitan karena tembakan yg dia layangkan tadi.

Dia mengambil ponsel di dalam tas kecilnya.

"Hallo ambulans"

***

Krystal terus berlari tak tentu arah, dia sebenarnya bingung dengan ucapan Sehun tadi, yang mengatakan jika Krystal adalah adiknya.

'Apa maksud Sehun?'

Krystal terus berlari hingga keringat membasahi seluruh wajahnya. Pandangannya kini menjadi sangat buram, kepalanya terasa sangat pusing.

Dia kemudian pingsan namun dengan sigap seseorang menahan tubuhnya agar tak terjatuh.

"KRYSTAALL" teriaknya dengan menepuk pipi Krystal pelan.

***

"Hei bodoh! Mengapa kau bawa dia kesini? Mengapa tidak ke rumah sakit saja?" protes Suho kepada Kai.

"Jika aku membawanya ke rumah sakit itu tak akan aman, lagi pula ibunya sedang berada di luar kota"

"Kai, kau kan bisa membawanya ke rumahmu! Mengapa harus ke apartmenku? Nanti jika Irene melihatnya dia akan salah paham kepadaku"

"Aku dan Krystal akan menginap malam ini disini, besok aku akan membawanya pergi dari sini"

"Kau dan Krystal menginap disini?"

Kai mengangguk.

"Kai kau bahkan membawanya ke kamarku bukan kamar tamu"

"Memangnya kenapa? Ada yang salah?"

"Kai tapi.—"

"Kau tak ikhlas membantuku? Apa kau mau izin praktekmu aku hentikan, hah?"

"Ahh kau selalu mengancamku, baiklah! Lakukan sesukamu, tapi besok kau harus janji kau dan Krystal akan pergi dari sini"

"Iya bawel"

Kai pergi meninggalkan Suho dia masuk ke dalam kamar untuk menghampiri Krystal.

***

Kai menatap sendu wajah gadis yang sangat dia rindukan itu. Dia mencium punggung tangan Krystal dan mengecupnya.

"Akhirnya Tuhan mempertemukan kita lagi Krystal setelah sekian lama, besok aku akan segera menikahimu. Aku tak ingin lagi ada orang yang memisahkan kita. Aku sangat mencintamu"

***

Krystal perlahan mulai membuka kedua mata indahnya. Dia tersenyum dan bersyukur kepada Tuhan karena dia masih dapat membuka mata dan menghirup udara lagi. Saat dia ingin beranjak, dia merasakan ada tangan yg melingkar dan mencengkramnya kuat.

Krystal menoleh, dia terkejut saat melihat Kai ada di sampingnya. Dia benar-benar tak menyangka akan bertemu kembali dengan Kai pujaan hatinya. Dia tersenyum dan membelai wajah Kai. Dia mencium pipi Kai lembut.

Kai terusik dia kemudian membuka matanya. Dia tersenyum saat melihat gadisnya berada sangat dekat dengannya.

Krystal menunduk malu, dia mengalihkan pandangannya.

Kai semakin mengeratkan pelukannya, dia menyandarkan kepalanya di bahu Krystal.

"Kau menciumku diam-diam ya? Dasar nakal" bisiknya.

Krystal hanya terdiam menahan malu.

"Kai lepaskan"

"Hmm tidak akan pernah, jika aku melepaskanmu kau pasti akan pergi jauh lagi dariku"

"Kai. Kau ini"

"Aku mencintaimu Krystal, sangat mencintaimu"

Perkataan Kai membuat Krystal terdiam, jantungnya berdetak tak karuan, hatinya berdebar.

Kai mencium pipi Krystal.

"Aku akan menikahimu sayang, hari ini juga"

Krystal memutar tubuhnya karena terkejut saat mendengar ucapan Kai namun tak sengaja itu membuat bibir mereka saling bersentuhan.

Krystal menunduk.

Kai mengecup bibir Krystal singkat.

"Aku mencintaimu! Sangat mencintaimu. Kau mau kan menikah denganku? Menjadi istriku dan menjadi ibu untuk anak-anakku"

"Kai. Hentikan itu tak akan mungkin jangan banyak berkhayal!"

"Hmm. Kenapa? Kenapa aku tak boleh berkhayal dan berharap banyak denganmu?"

"Kai. Aku tak akan bisa menemanimu selama itu, kau harus mengerti Kai. Kau bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Jangan siksa dirimu untuk bersamaku karena pasti kau tak akan pernah bahagia jika kau menikah denganku"

"Kata siapa? Aku tak peduli dengan apapun Krystal, aku hanya ingin menikah denganmu dan tak ada penolakan. Suka atau tidak suka bahkan sekalipun dunia menolak aku akan tetap menikahimu karena aku sangat mencintaimu, aku tak ingin kau pergi lagi dariku"

Krystal benar-benar terharu dengan ucapan Kai.

Kai mendekatkan wajahnya, dia melumat bibir Krystal. Krystal yang awalnya diam kini hanyut dan terbuai dengan hasrat yang mereka curahkan bersama.

To be continued...

SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang