3

1 0 0
                                    

Tututu!! Tutututut!!!
Tututut!! Tutututut!!!!

Sebuah tangan dari balik selimut mulai meraba nakas di samping tempat tidurnya, susah payah ia meraih sebuah jam digital yang berbunyi dari tadi.

Kemudian tangan itu kembali masuk kedalam selimut beberapa menit, sampai akhirnya seseorang yang berada dalam selimut menampakkan dirinya.

Delaney meregangkan otot-otot tubuhnya sebentar, sebelum ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara itu di dapur, yang dikuasai oleh mbok yang sibuk memasak untuk sarapan pagi majikannya.

Kalau biasanya ia hanya perlu mempersiapkan roti, nutella, dan susu. Hari ini berbeda, karena anak dari majikannya tersebut sedang ingin makan berat di pagi hari, agar tubuhnya lebih berisi katanya.

Suara pertemuan antara sendal dengan ubin semakin jelas terdengar, terlihat sang majikan mendekat ke arah meja makan.

Dimana meja tersebut sudah tersedia nasi beserta lauk pauk yang telah dimasak oleh mbok.

Delaney tersenyum senang menatap semua makanan yang tersaji, semuanya makanan kesukaannya ternyata.

Ada tahu dan tempe bacem, sayur lode, opor ayam, rendang, dan gulai. Delaney jadi tidak sabar memakan semuanya.

"Mbok, tolong panggilin pak dani dan pak mono yah"

"Siap non, tunggu sebentar"

Sembari menunggu mereka datang, delaney memutuskan untuk mengambil gambar sebentar, dengan senyum yang terus merekah. Waah, sepertinya mood dela sedang baik hari ini.

"Iya non, ada apa?" Ucap pak mono dan pak dani bersamaan

"Duduk dulu pak, mbok juga"

Mereka bertiga saling tatap, sampai akhirnya delaney berfoto bersama dengan mereka.

Dela terkekeh melihat hasil fotonya, tanpa ia sadari kekehannya tertular ketiga orang yang berada dihadapannya.

"Maaf non, terjadi sesuatu?" Pak mono menginterupsi

Delaney hanya tersenyum, sambil mempersilakan mereka bertiga untuk makan bersama. Awalnya mereka menolak, tapi dela tetap saja memaksa.

Pak dani, pak mono, dan mbok saling melempar tatapan saat proses makan berlangsung, tatapan bingung yang penuh tanda tanya.

Tak lama, mereka berempat sudah selesai dengan makanannya masing-masing, makanan yang dimasak oleh bibi sisa sedikit, lumayanlah buat si darren Yang mungkin sebentar lagi pulang.

Mbok mengangkat piring kotor ke tempat pencucian piring, makanan yang masih ada di tata rapih di atas meja, lalu ditutup dengan tudung.

Ekhemm, delaney mengecek suaranya terlebih dahulu sebelum memulai obrolan pagi ini.

"Selamat pagii, sebelumnya dela minta maaf karena sudah mengambil waktu kalian sedikit, pekerjaan kalian jadi tertunda"

"Ga pp kok non, sudah kewajiban kita untuk mendengarkan perkataan non dela" ucap pak dani

"Baik, untuk mempersingkat waktu. Dela langsung ke intinya saja, yaitu dela ingin mengajukan pertanyaan"

Dela menatap ketiga pekerja di rumahnya itu dengan seksama, terlihat mereka yang tegang menanti pertanyaan dari majikannya.

"Dela mau nanya nih, keluarga di rumah apa kabar? Semua sehat?"

"Alhamdulillah, sehat non" jawab ketiganya kompak

Delaney mengangguk sambil tersenyum.

"Gaji kalian setiap bulannya lancar?"

"Lancar non, tuan menggaji kita dengan tepat waktu" sahut pak mono mewakili

SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang