4

0 0 0
                                    

Ceklek!

Dela berjalan gontai menuju ranjang nya, menyimpan tasnya di atas meja belajar lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Ia memperhatikan langit-langit kamarnya, ah... Terlalu polos, sepertinya dela harus menempelkan sesuatu disana agar terlihat lebih hidup.

Sebuah ketukan dipintu mengambil perhatian dela.

"Non, ini ada dhafin. Pengen ketemu sama non"

Dela memutar matanya malas, ia memilih tidak menjawab mbok dan tidur membelakangi pintu.

Tidak dapat tanggapan dari dela, mbok membuka pintunya pelan. Terlihatlah dela yang tertidur, dan tentunya dhafin juga melihat hal itu.

Dhafin tertunduk sejenak, sampai akhirnya menitipkan makanan yang ia bawa ke mbok, lalu pamit pulang.

Sudah tidak ada suara yang terdengar, dela memutuskan bangun dan mengintip sosok dhafin dari jendela.

Hampir saja dela berteriak saat dhafin membawa motornya dengan kencang, kebiasaan buruk yang sulit ia rubah.

"Pelan-pelan b*g*, kalau jatuh gimana? Ishhh" dela berdesis kesal

Kelakuan dela tersebut tidak luput dari pandangan mbok yang juga berada di dalam kamar menaruh makanan yang dititipkan dhafin.

Mbok berdehem agar mendapat perhatian dari dela.

"Maaf non mengganggu sebentar, ini ada titipan dari den dhafin"

Dela menghampiri mbok, lalu membuka bungkusan makanan tersebut.

Sebuah burger, kentang goreng, pasta, dan minuman cappuccino kesukaan dela.waaah

Mata dela berbinar, seketika rasa kesalnya ke dhafin menguap begitu saja. Tau aja si dhafin kesukaannya dela.

Selembar tisu dela usapkan disekitar bibirnya agar bersih dari sisa - sisa makanan. Lalu menatap mbok

"Mbok, dela boleh minta tolong?"

Mbok menatap dela bingung

"Insyaallah non, memangnya non dela ingin meminta tolong apa?"

Dela menunduk memainkan jarinya.

"Tolong bilang ke dhafin untuk tidak mencari dela, dan berhenti berusaha menemui dela"

"Loh kok gitu non? Bukannya non dela dan nak dhafin pacaran?"

Tes....

Setetes air mata berhasil keluar dari mata indah dela, ia masih menunduk memainkan jarinya.

"Kenapa mbok berpikir kita pacaran?"

Dela menatap mbok serius,

"Karena sangat terlihat jelas dimata non dela dan nak dhafin bahwa kalian saling mencintai"

Perkataan mbok tersebut semakin membuat air mata dela mengalir dengan deras.

"T-tapi kita tidak pacaran mbok, kita cuma teman"

"Loh, tapi kalian ga seperti temenan"

Dela menghapus air mata yang terus-menerus mengalir di pipinya.

"Dhafin suka sama dela mbok, tapi dela...."

Alis mbok berkerut, bingung dengan keadaan ini. Ia merasa bahwa dela juga memiliki perasaan yang sama dengan dhafin.

"Non dela juga suka kan dengan nak dhafin? Mbok tahu itu, gerak-gerik non dela sangat menunjukkan hal itu"

Dela mengangguk rapuh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang