Terkadang demi orang tersayang, hal paling mustahil pun bisa jadi hal paling memungkinkan untuk dilakukan.
🌼🌼🌼
Bilik toilet baru saja Rara tanggalkan setelah menuntaskan panggilan kecil dari alam. Hanya saja, langkah pasti gadis itu harus terhenti begitu tiga mahasiswi datang menghadang.
Ia memilih acuh, mencoba menerobos jejeran ketiganya yang sengaja berbaris menutupi jalan.
Helaan napas malas Rara meluncur saat menyadari posisinya sekarang, yaitu kembali menjadi objek labrakan yang lagi-lagi terjadi di toilet. Seolah tak ada tempat lain untuk mengusiknya selain di dalam sepetak pengap tempat buang hajat itu.
''Permisi,'' ucapnya sesopan mungkin dengan nada dingin.
Rara sudah bosan berurusan dengan manusia tak jelas sejenis gadis-gadis di depannya. Terutama Meldi, yang tak salah diingat adalah salah satu pacar Ryan.
Ya, salah satu. Sebab hanya mengencani seorang gadis saja, bukanlah bagian dari visi misi hidup seorang Ganesha Haryan Putra.
Gadis bertubuh ramping itu berdiri angkuh diantara dua gadis tambun yang menemani.
''Wah, bisa bicara juga dia. Gue pikir yang namanya Rara itu bisu!'' Meldi terkekeh pongah mengikis jarak yang berakhir sengaja memojokkan Rara.''To the point aja, cewek centil!''
Jemari berkuku panjang rapi yang penuh warna itu menunjuk tegas. "Jauhin Ryan!'' hardiknya penuh emosi.
Satu menit ...
Dua menit ...
Mata indah Meldi berkedip gelisah ketika tak mendapatkan respon yang berarti dari gadis berwajah dingin di hadapannya. Ada rasa was-was bercampur geram yang terpancar jelas pada raut Meldi, sebab dari banyak informan yang mengenal Rara. Fakta lain gadis pendiam itu adalah seorang atlet karate. Itu juga yang membuatnya maju-mundur kesandung untuk melabrak Rara. Hanya saja, jiwa raga dan kecemburuan Meldi sudah di ujung tanduk setiap kali Ryan mengabaikannya demi satu orang yang sama, yaitu Cevara Caraneshya.
Gadis berkuncir kuda itu mendengkus. "Itu aja? Yakin?"
"Ma ... maksud lo?!"
Bola mata indah Rara refleks berotasi. "Lo repot-repot ke mari dan bawa bodyguard gini cuma mau bilang itu? Gak bisa WA atau kirim sms aja?"
"Lo!"
"Buang-buang waktu. Minggir!"
Tubuh angkuh Rara menerobos tanpa segan melewati celah, mematik api yang membakar habis sumbu kendali Meldi untuk tak bermain fisik. Tangan feminim itu tanpa ragu mencengkram ikatan rambut kecokelatan Rara, hingga gadis yang tak mengira akan keberanian Meldi itu pun ikut tertarik ke belakang dan di dorong kasar hingga punggung sempit itu menubruk dinding. Kedua bahu Rara ditekan dan ditahan oleh dua gadis tambun bawaan Meldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear R #ODOC_TheWWG 2019
ChickLitTersisa sebagai satu-satunya perempuan dalam keluarganya, membuat Rara selalu menjadi fokus utama. Walau jarang meminta, ia selalu mendapatkan apa yang dibutuh dan inginkan tanpa perlu banyak bicara. Namun mampukah Rara mendapatkan Ryan, sahabat ke...