Rara dan Dapur

594 88 172
                                    

''Biarpun mengandung sianida

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Biarpun mengandung sianida. Asal yang masak itu Rara, gue ikhlas mati, deh.''—Ganesha Haryan Putra.
🌼🌼🌼

Kelabu masih setia menyelimuti. Didukung padamnya listrik yang juga tak kunjung menemui titik terang, seolah hadir sebagai pelengkap derita. Bahkan sejak malam hingga sekarang, waktu di mana harusnya sang surya sudah menyombongkan terik.

Namun, deras butiran air di luar sana terlihat enggan mereda. Sedikit banyak mendukung efek keroncongan pada perut penghuni meja makan kala itu. Abang-beradik yang saling bertatap lesu dengan tangan bertopang malas di dagu.

Kerutan dahi mereka semakin dalam, ketika suara gesekkan wajan dan spatula kembali beradu lantang dari arah dapur.

''Masih niat makan masakan Rara?'' tanya Aldo dengan nada seratus persen ragu.

Ia semakin sangsi ketika terdengar suara nyaring benda jatuh— yang kuat diyakini sebagai wajan terbang.

Mata sipit lelaki bernama lengkap Cevaldo Anggara itu memicing aneh saat selewat bau menyenggat yang nyaris membuatnya bersin memasuki indera penciuman.

Ternyata korban selanjutnya adalah si bungsu—Reihanda Anggara yang bersin sejenak dan menggeleng dramatis. Baru setelah itu Reihan mengkhawatirkan nyawanya jika nekat menyantap masakan kakak perempuan yang sedang bereksperimen di dapur sana.

Jangankan memasak, untuk ke dapur saja Reihan berani bertaruh bisa menghitung kehadiran Rara dengan jari tangan.

Dalam empat bersaudara, Rara adalah anak gadis tunggal di rumah mereka. Membuat kedudukannya sebelas-dua belas menyamai tahta puteri kerajaan yang serba dilayani.

Jika lapar, haus atau ingin cemilan, Rara hanya perlu memanggil Bi Inem atau merengek manja kepada Anggara juga saudara laki-lakinya yang terverifikasi bucin. Alias tipe yang sangat memanjakan Rara.

Rara dan tempat bernama dapur, bagaikan mie kuah ekstra telur yang bertabur bon cabe level 30. Terlihat serasi juga nikmat, tapi cukup berbahaya untuk lambung.

Baru melamun sejenak, Aldo maupun Reihan balik dikagetkan dengan hebohnya suara benda jatuh.

''Astaga ... apalagi itu,'' gumam Aldo frustrasi. Agak menyesal telah memaksa Rara terjun ke wilayah kekuasaan saudara kembarnya—Deva. ''Dia masak apa latihan debus, sih?! Berisik amat!''

''Bang ... bang! Samperin, Bang. Gak lucu kalau rumah ini kebakaran, terus kita jadi gembel!" panik Reihan, menarik paksa Aldo yang pikirannya masih menggambang.

Begitu menyambangi tempat kejadian perkara, sepasang kaki Aldo dan Reihan membeku di tempat. Air muka pias telah menguasai wajah mereka saat menyaksikan hasil karya dari tersangka utama di sana.

Entah apa yang telah dilakukannya, sampai dapur keluarga Anggara itu tidak lagi pantas disebut tempat memasak. Padahal belum ada satu jam Rara gunakan.

Dear R #ODOC_TheWWG 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang