Mendengar perkataan Prof.Darma membuat Nezu merasakan kebahagiaan. Perasaan yang selama ini ia impikan, kini ia dapatkan. Ia menitikkan air mata.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Prof.Darma yang terheran.
"Aku tidak sedih. Aku bahagia. Ini tangisan bahagia." jawab Nezu sambil tersenyum dan menghapus air matanya.
Mendengar itu Prof.Darma membalas senyum dan mengusap-ngusap kepala Nezu dengan penuh kasih sayang.
"Prof!" sapa Santo.
Santo berwajah sumringah begitu juga Feri dan Rayha.
"Bagaimana?" tanya Prof.Darma yang bertanya perihal aksi mereka.
"Menurut analisamu bagaimana Prof?" Santo bertanya balik hendak menggoda Prof.Darma.
Prof.Darma tahu persis keberhasilan mereka, terlihat dari wajah mereka.
"Good job." Prof.Darma tersenyum sambil mengacungkan jempolnya menandakan sebuah pujian terhadap mereka.
Mereka pun membalas senyum. Nezu tidak begitu mengerti apa yang mereka bicarakan. Ia hanya berdiri di sebelah Prof.Darma dan menyimak pembicaraan mereka dengan baik.
"Kamu Nezu? Aku Rayha." tanya Rayha yang langsung menyodorkan tangannya.
"Iya aku Nezu." jawab Nezu sedikit merasa malu.
"Aku Feri." kata Feri.
"Rambutmu keren." Santo tiba-tiba melontarkan pujian yang hampir tidak pernah ia katakan.
"Ahh..te..terima kasih." Nezu yang mendengarnya pun kaget. Karena rambut yang selalu dilihat orang aneh itu, kini ada yang memujinya.
"Ini Santo." kata Prof.Darma memperkenalkan Santo.
Santo tersenyum melihat Nezu. Nezu pun ikut tersenyum.
Santo yang melihat ada segelas coklat hangat pun terpicu untuk memesannya. Begitu juga Rayha dan Feri. Dinginnya musim dingin disertai salju yang turun membuat suasana hari itu begitu indah dan juga penuh kehangatan akibat secangkir coklat hangat di tangan mereka. Memori kebersamaan yang indah, tidak hanya bagi Nezu tapi yang lainnya juga, Rayha, Feri, Santo dan Prof.Darma. Mereka yang selama ini ada yang tercampakan oleh keluarga, teman maupun masa lalu kini menemukan sebuah titik kebahagiaan. Tapi memang ada yang kurang dari kelompok itu. Keberadaan Erwin.
___________
Sesosok orang sedang duduk di kursi panjang yang memang berada di taman dekat Wohnung. Kepalanya mengadah ke langit. Dari jauh disebelahnya terlihat tas punggung yang cukup besar yang biasanya digunakan oleh para backpacker.
Rombongan Prof.Darma semakin lama semakin mendekati sesosok itu. Mereka pun menghentikan jalan mereka. Memang benar sesosok itu bukan orang asing bagi mereka. Itu adalah Erwin.
Erwin berdiri dari tempat duduknya.
"Maafkan aku terlambat." kata Erwin sambil sedikit membungkukan kepalanya menyatakan ketidak enakan.
"Kamu tidak perlu meminta maaf. Aku senang melihatmu berada disini." kata Rayha tersenyum.
Prof.Darma dan Feri juga ikut tersenyum menyambut kedatangan Erwin.
"Sudah berapa lama kamu duduk disini?" tanya Prof.Darma.
"Tidak begitu lama." jawab Erwin.
"Syukurlah. Berarti kamu tidak akan kedinginan." kata Prof.Darma.
"Sebaiknya kita masuk kedalam." kata Santo memberi saran.
"Ah ya kau benar, Santo. Oh iya, Erwin. Ini Nezu." kata Prof.Darma memperkenalkan Nezu sambil memegang kedua pundak Nezu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet itu bernama Bumi | Part 1: Tentang Farbe
FantasíaDahulu ketika Planet Bumi belum berpenghuni, ketika Bumi hanya ditinggali oleh Dinosaurus datanglah makhluk luar angkasa ke Bumi. Karena keindahan planet itu, mereka pun tinggal disana. Walaupun saat itu Bumi dipenuhi bencana alam yang dahsyat, itu...