.
.
.
Ini foto aku ambil saat mood dia buruk. Lucu banget kan? Gemesh banget lagi.
- Irene -🐯
Taehyung masih menatapku tajam saat ia merogoh kantong celanaku mengambil ponsel, yah aku paham dengan tatapan itu agar aku tidak berkutik ketika ia ingin melakukan sesuatu. Cengkramannya sekarang tidak sesakit yang tadi. Lalu, ia mengetik sesuatu di ponselku dan menempelkan ponselku di telinga miliknya.Taehyung kembali menatapku dengan dingin.
Namun, bukan malah takut yang aku rasakan sekarang tapi aku senang dengan jarak sedekat ini aku semakin bisa mengagumi ketampanannya, ketajaman matanya, hidungnya yang sempurna, kulitnya yang mulus bahkan aku di dekatnya seperti ini. Bau sabun dari tubuhnya membuatku terbuai ingin memeluknya.
"Seulgi, ini aku Taehyung. Maaf tapi Irene tidak bisa pergi hari ini," kata Taehyung.
"Okay, sampaikan salamku pada Jimin dan Jungkook" Taehyung berucap sambil tetap menatapku, kemudian ia menjauhkan ponselku dari telinganya dan menutupnya.
Dia pun tersenyum manis di depan wajahku hingga membuatku lupa untuk bernafas.
"Jangan menatapku seperti itu sayang, kau jadi seperti menginginkan yang tidak-tidak,"
Dia berubah lagi kan? Lihat. Orang yang ada di depanku ini berubah lagi.
Taehyung secara tiba-tiba menjadi lembut dengan menyentuh pipiku gempalku.
"Sayang, aku tidak akan melakukan hal yang seperti tadi jika kau menurut kepadaku. Dan maaf jika itu membuatmu sakit," katanya sedikit berbisik dengan sengaja untuk menggodaku.
Jujur saja, dia memang terlihat sexy namun sangat menakutkan.
•••
Ke esokan paginya, aku datang ke kampus terlalu pagi yah bisa dibilang kepagian. Aku bertemu Taehyung dan dia meminta ijin padaku untuk ikut masuk ke dalam kelasku, ini memang tidak biasanya. Aku merasakan ada yang aneh padanya tapi aku menepis pikiran burukku ini, yah anggap saja kekasihku sedang tobat.
Taehyung mengikutiku seperti anak kucing yang mengikuti ibunya kemanapun tanpa bisa ku cegah. Kalian tau anak kucing kan? Kalo kalian bertatapan mata atau memanggilnya bahkan sekedar lewat pasti anak kucing berlari mendekati kita. Yah seperti itu.
"Ya! Tumben sekali dia ikut masuk kedalam kelasmu Ren," Seulgi berkomentar sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh Taehyung.
"Ah, beruntungnya dirimu. Pasti harimu tidak akan membosankan ya, karena ada aja kelakuan Taehyungmu itu. Berbeda sekali dengan Jimin," lanjut Seulgi.
Aku tersenyum, "Hariku memang menyenangkan tapi juga menakutkan dalam kurun waktu bersamaan," kataku.
Ya, aku sadar bahwa hubunganku dengan Taehyung tidaklah sebaik apa yang orang-orang lihat. Taehyung sudah seperti Rollercoaster yang terkadang dia bersikap perhatian, seperti anak kecil, tapi dalam hitungan detik dia bisa berubah menjadi hewan yang sangat buas. Kami memang tidak pernah bertengkar, tidak pernah sekalipun. Dia selalu melindungiku dan perhatian, mungkin sikap buasnya itu tergantung situasi dimana dia gak suka aja.
"Kau harus membawanya ke psikiater tau. Kalau terus-terusan begini bisa bahaya," bisik Seulgi lebih pelan dari sebelumnya untuk memastikan agar tidak terdengar oleh Taehyung.
"Andai saja aku bisa... Pasti udah aku lakuin dari dulu Seulgi," kataku yang kemudian membayangkan nanti malah dokter nya yang dianiaya oleh Taehyung, itu membuatku tertawa bahkan ngeri merinding disko.
BRAAKK!!!
Sebuah suara dari arah kursi dimana Taehyung duduk membuatku menoleh.
Sontak, aku membulatkan mataku melihat apa yang dilakukan oleh Taehyung yaitu membelit leher orang yang ada di depannya dengan lengan kanannya. Dia terlihat sedang membisikkan sesuatu kepadanya yang kemudian melepas belitannya itu.
Taehyung pun kembali duduk dengan benar lalu ia menengok ke arahku dan melempar senyuman kepadaku seakan tidak terjadi apapun yang padahal seisi kelas sudah menoleh ke arahnya. Taehyung benar-benar sudah mencuri perhatian semua orang hingga membuatku menatapnya tajam sebelum aku kembali mengalihkan pandanganku kepada dosen yang sedang mengajar. Untung saja, dosen nya udah lansia jadi dia sabar dan tidak mengurusi hal seperti itu.
•••
"Kim Taehyung, kau tau. Kau membuatku malu," protesku saat kami sudah berada di kantin kampus. Tapi seperti dugaanku, dia pasti tidak akan mendengarkan omelanku. Atau lebih tepatnya ia sedang pura-pura tidak mendengarkanku.
"Ini makan. Enak sayang," katanya dengan menyodorkan Tteokbokki ke arahku. Aku mengelaknya.
"Ayolah sayang jangan marah, aku hanya sebal karena dia menatapmu terus makanya aku beritahu dia agar menjaga matanya. Itu saja," jelas Taehyung.
Ah, ternyata dia juga tahu bahwa aku sedang marah padanya.
Tapi sedetik kemudian, ekspresi wajahnya pun berubah. Dimana Taehyung menatap kearah belakangku dengan tajam dan tak suka.
Apalagi kali ini? Ah, kumohon tidak ada korban lagi. Aku takut jika ada seseorang yang diicar menjadi korban selanjutnya.
Tapi aku penasaran, siapa yang Taehyung lihat. Jadi aku menengok ke belakang karena penasaran tapi orang dibelakangku malah menarikku dengan paksa bahkan kasar banget bikin aku hampir jatuh dan orang itu menodongkan ku sebilah pisau keleherku.
"Tae... Taehyung.." Kataku gugup.
Tolong, ini apalagi? Taehyung, siapa dia? Jadi kau selalu mengikutiku apa karna ada musuhmu yang sedang mengincarku? Taehyung.. Aku tidak peduli dengan itu. Kumohon, tolong aku.
Uwaaa... Gimana nih? Siapa ya cowok yang nodongin pisau ke Irene?
Penasarankan? Sengaja aku gantung. Biar rasain, di gantungin itu gak enak gais 🐶
Stay terus ya 🐯
Salam bulan gosong, jangan lupa tinggalkan jejaknya my bulgos 🌚🌚🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend PSYCHOPATH ✓KTH (Season 1 & 2)
Mystery / Thriller[COMPLETED] [Follow dulu sebelum membaca] ________________________________ KIM TAEHYUNG itulah namanya. Pria tampan itu adalah kekasihku. Dia juga adalah psikopat yang tidak segan-segan menghabisi mangsanya yang berani menyentuh barang atau sesuatu...