Tujuh

1.1K 114 1
                                    

Fiorenza Maylea

Hidungku terasa perih. Keningku berdenyut, dan tubuhku sedikit menggigil. Aku terbangun dalam keadaan teringat bahwa terakhir kalinya, aku terburu-buru keluar dari kamar mandi, mengikat handuk disela kedua dadaku, dan ... oh, ya ampun!

Tidak ada yang bisa kutanyai tentang bagaimana tubuhku sudah mengenakan pakaian dan siapa yang bisa masuk ke kamarku yang terkunci. Apa mungkin Orion?

Ah, mana mungkin. Secepat aku berpikir itu dia, secepat itu pula aku merasa sangat tidak yakin dia sudi melakukan sesuatu terhadapku.

Tapi mengingat bagaimana dia menggigitku sebagai hukuman karena aku menipunya, itu cukup mengganggu pikiranku saat ini.

Tapi, ya, mungkin aku terjatuh dan Orion memanggil pelayan yang lain untuk membantuku yang pastinya tidak sadarkan diri.

Anggap saja begitu. Aku sedang tidak ingin mendebat pikiranku dengan beban baru yang bisa membuatku merasa malu padanya.

Turun dari ranjang, aku keluar kamar dan baru menyadari ini sudah tengah malam. Kulirik sekilas kamar di sebelahku. Orion pasti tidak akan terjaga malam ini karena aku tidak datang membantunya menyelesaikan pekerjaan.

Terkadang, jika gila kerjanya kambuh, dia akan membawa pekerjaan ke rumah, di kamarnya. Memanggilku seenaknya untuk membantu.

Padahal tentu saja, aku tidak bisa melakukan apapun selain dari pekerjaan bodoh, seperti memilah dokumen, menyiapkan kopi, atau mendengarkannya mengeluh tentang klien yang tidak kompeten dan para tamunya yang tidak mengutamakan kebersihan.

Ingat, dia si gila kebersihan yang menginginkan aku berada dalam jarak dua meter di antara kami. Aih, kapan ini akan berakhir?

Setidaknya, ubah aturan bodoh itu. Dokter July Meyer saja bisa terkena imbas dari sikap ringan tanganku tadi sewaktu di kantor, karena demi membela Orion. Si bajingan itu saja yang tidak tahu. Aku membelanya saat dia bahkan tidak tahu apapun.

Tapi setahuku, hari ini Orion sedikit luang. Jadi mungkin dia tidur cepat tanpa khawatir tentang masalah pekerjaan.

Di dapur, aku coba makan apapun yang tersisa. Rupanya menu makan malam kali ini utuh. Mungkin Orion dan anggota keluarga William yang lain, tidak menyentuhnya sama sekali.

Atau mungkin keluarga William bersama dengan yang lain makan malam di luar, seperti kebiasaan para orang kaya raya yang tidak tahu lagi harus membuang uang ke mana.

Saat sedang makan sepotong cake pisang sambil berdiri di dekat lemari es, aku disergap oleh sebuah suara asing.

“Tertangkap kau, pencuri makanan!”

Sebelum aku berbalik, dia, si sumber suara yang hampir membuatku tersedak itu berdiri di hadapanku sambil menekan sakelar di dinding melewati lemari es.

Wuah, dia tinggi menjulang. Persis seorang model. Siapa dia?

“Siapa kau?”

Dia justru bertanya padaku. Ya, sudahlah. Pria tampan memang akan dimaafkan jika berbuat salah. Itu sudah hukum alam. Wajahnya seketika mengalahkan kilauan dari cahaya lampu dapur.

“Aku Fiorenza Maylea.”

Dia memicing, seperti manusia gua tampan yang baru beradaptasi dengan cahaya. “Kau sungguh Fio anak paman Andrew Torin?”

Yeah, aku bukan anak dari paman Andrew. Aku hanya mendapat kemurahan hatinya karena dia memang pria tua yang baik. Dia bahkan tidak kunjung menikah sampai saat ini. Tapi yang yang jelas, bukan karena diriku.

𝐎𝐡, 𝐌𝐲 𝐌𝐚𝐢𝐝! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang