Perfect | 06

218 13 1
                                    

"Mas, ini motornya udah bener." ucapnya sembari membereskan peralatan yang telah dipakai.

"Berapa bang?" tanya Chanyeol pada penambal ban itu.

"Lima belas ribu aja mas."

Chanyeol mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dan memberikannya kepada abang tukang tambal ban. "Itu bang, gak usah kembali."

"Makasih mas."

Terukir senyum di wajah Evelin kala Chanyeol mengucapkan kalimat itu.

"Udah ayo naik. Lo gak mau telat kan?"

"Gak bakal sempet. Paling-paling gerbangnya udah di tutup sama pak Lilik."

Pak Lilik merupakan satpam dimana Evelin dan Chanyeol sekolah. Terdengar gosip, beliau sudah mengabdikan diri selama tujuh tahun.

"Gue ngebut. Pegangan."

"Gak ah."

"Ntar lo jatuh gue yang disalahin. Gue udah ngingetin, serah lo aja lah."

"Cowok kok ngambeg."

Chanyeol dengan sengaja memutar gas sepeda motornya tiba-tiba dan menjadikan jump scare bagi Evelin. "Kan... gue bilang juga apa."

"Bangsat lo. Sengaja itu namanya,"

Chanyeol mulai memacu kuda vesinya di kecepatan tiga puluh dan berlanjut enam puluh. Tanpa sadar Evelin melingkarkan tangannya pada perut Chanyeol.

Chanyeol yang merasakan kehangatan tangan Evelin di pagi hari, dia melirik ke arah kaca spion dan tersenyum simpul.

Sekitar lima belas menit melintas di jalanan besar, kini mereka berhenti tepat di depan gerbang SMA Semesta yang sudah tertutup rapat.

"Bener kan gue, gerbangnya udah ketutup."

"Gue juga liat. Lo kira gue buta apa,"

Chanyeol turun dari motornya, mencoba diskusi sejenak dengan pak Lilik. "Pak, bukain dong gak liat apa seragam saya udah basah kuyup gara-gara dorong motor."

"Gak bisa."

Evelin mendekat ke arah Chanyeol dan ikut berbicara kepada pak Lilik. "Pak, baru juga telat tiga menit."

"Tiga menit dari hongkong. Kalian udah telat dua puluh menit."

"Tapi kan pelajaran dimulai setengah jam lagi pak."

"Gak bisa. Peraturan tetap peraturan."

Chanyeol menarik tangan Evelin, menyuruhnya naik ke motor dan menuju ke belakang sekolah.

Saat Evelin sibuk berbicara dengan pak Lilik, Chanyeol menghubungi 'rekannya' untuk mencarikan sebuah tangga dan menaruhnya di dinding belakang sekolah.

"Lo ke belakang mau apa?"

"Turun, lo nanti naik ke gue, terus naik ke dinding itu. Tenang aja dindingnya diameternya cukup lebar jadi aman. Di balik dinding ini juga ada temen-temen gue, plus ada tangga biar lo gampang turunnya."

"Terus lo gimana?"

"Nanti habis lo naik. Gue nitipin motor dulu ke bi Etti. Warung makan depan."

"Ohh.. ya udah. Tapi lo harus masuk sekolah!"

"Eh bentar lo make rangkepan celana kan?"

"Iya. Tapi jangan di intip. Gue tusuk mata lo ntar. "

"Iya." Chanyeol memosisikan dirinya. "Dah naik buruan."

Evelin mulai menaiki tubuh Chanyeol. Jujur, cewek itu baru pertama kalinya melakukan aksi seperti ini. Evelin sedikit takut dan gemetar.

"Udah pegangan ke dindingnya. Buruan, lo berat amat sih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect || Park Chanyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang