Kilat

27 1 0
                                    

Selembut kapas dan secepat motor dijalanan ketika sore hari.

Hal yang aku takutkan, impianku.
Akhirnya kulupakan sudah.

Dan disini, beginilah adanya, aku tidak menemukan apa-apa, hanya dapat meraba dalam kegelapan tanpa tahu ini itu apa.

Cahaya itu menyakiti mataku lagi dengan kemerlap kemerlip seperti aurora yang kulihat di televisi yang langsung kubayangkan.

Bapa ku datang, membawa se jerigen air dari impianku yang sudah mulai kulupakan, memakai jubah yang wangi, dan air nya dia suguhkan kepadaku dan tak aku minum.

Dalam dalam dalam diri ini, ingin sekali lagi kumaknai kesederhanaan itu.

Belum Ada JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang