Perihal Pulang [1]

3.4K 282 20
                                    

Happy reading ❤

—❤—

[1] TAHUN PERTAMA SMA

—❤—

"Jangan, Jen!" seru seorang perempuan cantik dengan surai panjang hitam kecoklatan, menentang keras rencana itu.

Sedangkan perempuan lainnya yang namanya diserukan kecang dengan inisial 'Jen' hanya memutar bola matanya jengah, "Oh ayolah, Jis! Ini pasti berhasil, lo gak mau Rose pulang?"

"Gue mau dia pulang, tapi gak gini!" Jisoo, teman perempuan yang paling dewasa dengan umur yang lebih tua beberapa bulan dari mereka. Karena itu, ia merasa tanggung jawab dan menasihati semua teman yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Jennie membuang nafasnya jengah, bahkan sangat jengah, "Ya udahlah kalo lo gak mau. Lagian kalo rencana ini berhasil kami yang bakal nikmatin, lo gak usah!" ketusnya.

"Terserah"

Jisoo menyerah, ia memutuskan untuk kembali menikmati secangkir kopi hangatnya. Harusnya pertemuan dengan para sahabatnya untuk merayakan kelulusan mereka di sekolah menengah ini menjadi hal yang seru, namun ini sebaliknya. Karena rencana bodoh itu, ia khawatir akan menjadi tombak bagi persahabatan yang sudah terjalin bertahun-tahun di antara mereka.

"Maafin gue, Rose" Jisoo bergumam menyesal.

Mengabaikan Jisoo, Jennie mengarahkan pendangan ke dua orang laki laki yang masih termasuk dalam kelompok persahabatannya, "Heh, Jeff!"

Yang dipanggil, menoleh. "Hah?"

"Lo mau kan?" tanya Jennie lagi.

Remaja bergender laki laki itu menggeleng mantap, "Enggak" tolaknya mentah mentah.

"Jeff, come on!" Jennie terus bersikeras membujuk lelaki tampan itu.

Jeffri berfikir sejenak, setelah itu ia mengangguk, "Oke lah, lagian gua lagi kosong" akhirnya lelaki itu setuju.

Jennie tersenyum puas, tepukan tangan kecilnya menggambarkan kalau perempuan itu sedang merasa senang.

Jisoo makin merasa bersalah, ia merasa gagal menggiring sahabatnya sebagai anggota tertua, sebagai anggota yang selalu menjadi penanggungjawab atas semua anggota lainnya. Ia kecewa.

"Jangan salahin gue, kalau nanti akhirnya kita bubar"

"Gak akan pernah terjadi"

—❤—

"Rosee!! Laptop lo idup, woi!" seru Chaeyeon, teman satu sekolah serta satu barak Rose.

"Apaan sih, Chae! Hah, apan?" Rose berlari dari ruang cuci ke barak, sambil mengibas ngibaskan tangannya yang basah dengan air sabun, lalu mengelapnya di sisi baju yang ia kenakan.

"Itu laptop lo idup, ada yang telpon!" balasnya menyeru lagi.

Rose makin mempercepat langkah kakinya, memasuki barak perempuan berisi sepuluh orang dengan lima ranjang bertingkat. Dengan sigap mencabut kabel pengisi daya, dan membawa laptop berwarna abu-abu itu naik ke atas tangga, menuju ranjang nya.

"Siapa sih yang nelpon?" dumal Rose sambil membuka laptop yang setengah tertutup itu. Setelah melihat nama penelpon yang terpampang di layar lebar berukuran kurang lebih dua jengkal itu, senyumnya kian melebar. Tanpa berpikir dua kali, tangannya sudah lebih dulu men-klik tombol hijau. Lalu layar itu mulai menampakkan wajah seseorang.

Perihal PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang