574 KATA DARI REZA

13 3 2
                                    

Gigi gingsulnya mengintip begitu senyum manis itu mengembang, tertawa, surai indah bak jelaganya mengayun dibelai angin, manis. Gadis itu bilang dia menyukai kucing, dan tentu saja makanan manis. Senyumnya selalu terukir begitu berhasil mengambil alih toples permen milikku, tak ada yang marah, semua orang menyukainya. Itu katanya, sebelum ibunya meninggal dunia dan polisi membawa ayahnya ke balik jeruji besi.

Dalam waktu satu bulan lebih dua minggu semuanya masih tampak baik, benar-benar baik. Tawa manis yang menyembunyikan luka itu masih tampak terlihat nyata, namun tidak setelah ia memintanku untuk menjauh. Memohon bersama air mata yang luruh membasahi pipinya. Minggu malam hujan lagi-lagi mengguyur bagian kecil dari bumi ini, salahkan aku yang memilih menuruti apa maunya? Salahkan aku yang mengiyakan semua permintaannya?

Rabu 16 Agustus, aku mendapatinya terbaring di atas tanah begitu menyelesaikan penampilanku di sekolahnya. Jangan tanyakan bagaimana kondisi sekolah saat itu, anak-anak perempuan menjerit, seperempat remaja-remaja tanggung mengambil beberapa jepretan dengan handphone yang mereka miliki, dan para guru panik menelepon pihak berwajib. Hari itu, aku kehilangan seseorang yang berharga lagi setalah kepergian kedua orang tuaku.

"Aku ingin hidup tanpa semua bisikan itu, ku mohon jauhi aku. Kau teman yang baik, benar-benar baik. Tapi teman-temanku tidak menyukai aku menjadi temanmu, ku mohon, bantu aku meringankan bebanku," suara cicitannya masih tergiang dalam kepalaku, itu permohonannya, permohonan yang selama ini salah ku artikan. Seharusnya aku menolaknya, menggengam tangannya lebih erat, bukan melepasnya begitu saja.

Kabar burung bilang permata kecilku itu memilih meninggalkan dunia atas kehendaknya, ia memang menyimpan luka menganga dibalik senyum manisnya, keluar masuk tempat psikolog untuk mengatasi halusinasinya, dan terkadang menangis tiba-tiba. Tidak, permata kecilku gadis yang kuat bukan? Ia selalu berkata 'aku akan membuat teman-temanku menyukaiku'.

Apa yang kalian pikirkan tentang permata kecilku? Apa yang kalian kira pasal yang permata kecilku lalui selama hidupnya? Dia tumbuh dewasa dalam pelukan hangat kedua orang tuanya, karirnya indah begitu menggeluti dunia modeling, tapi di usia remajanya yang seharusnya menjadi masa yang diisi dengan aroma romansa dan hahahihi bersama teman sebayanya diambil alih dengan isak tangis, jeritan tertahan, kata-kata tak pantas dan tindakan kasar dari teman sekelasnya.

Apa yang kalian pikirkan jika setiap pagi kalian mendapati bangkai tikus di kolong meja milik kalian? Kata-kata kasar yang ditulis di permukaan meja, hingga pukulan dan kekerasan fisik yang kalian terima setiap pulang sekolah? Permata kecilku mendapatkan semua itu setiap hari.

Permata kecilku bilang semua bisikan yang dipenuhi umpatan dan kata-kata kasar itu selalu hadir dalam setiap detiknya, dia menangis menceritakan semuanya padaku. Apa? Jangan berani katakan permata kecilku lemah dihadapanku.

Bukan hanya luka pukul dan kekerasan fisik lainnya yang membuatnya kehilangan eksistensinya di dunia ini, tapi juga kata yang orang-orang pikir hanya berarti kata. Mulut mu harimau mu. Jika saja mereka tidak menjejalkan kata-kata kasar ke pendengaran permata kecilku mungkin ia masih mendapati eksistensinya di dunia, tertawa dan menikmati permen yang ia rampas setalah berhasil membuatku ikut tertawa bersamanya.

Ku mohon, ku mohon berhenti mengambil alih kehidupan orang lain. Biarkan semua orang menjalani kehidupannya tanpa gangguan apa pun. Kalian punya kehidupan sendiri yang harus kalian kendalikan, jaga, dan urus. Bukankah akan lebih baik jika setiap langkah kalian digunakan untuk mengendalikan kehidupan kalian sendiri?

Permata kecilku, gadis mungil dengan gigi gingsulnya dan surai bak jelaganya. Ku harap dia korban yang terakhir, jangan lahirkan korban-korban lain lagi. Satu bisa menjadi sepuluh, seratus, seribu, bahkan milyaran korban. Dan aku harap cukup permata kecilku, jangan pernah ada yang lain lagi.

●●●

_______________________
___________________________________

Konnichiwa! Genki desu ka?
Bagaimana kisahnya, kalian menyukainya? Semoga kalian suka.
Cerita sedikit, sebenarnya bagian ini -574 KATA DARI REZA- sebenarnya bukan bagian dari kisah BLOODY LOVE. Masih ingat dengan kata saya di bab sebelumnya? Saya berniat membuat bagian lain dari sisi Reza. Nah, ini dia. Awalnya saya ingin buat versi panjang, tapi saya bingung. Dan jadilah seperti ini.
Silma, Sima, dan Shi-chan mengucapkan banyak kata maaf jika kisah ini sedikit sensitif, tapi saya harap kalian dapat mengambil sisi baiknya. Bagian ini bukan yang terakhir ya, masih ada lanjutan kisahnya sabtu depan.
Terimakasih telah membaca dan jangan lupa share pada teman-teman lainnya.
Doumo arigatou gozaimasu.

Bloody LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang