"Nona.. Apa anda baik-baik saja?" tanya seorang wanita muda berpakaian pelayan pada majikannya, yang memiliki paras bak boneka porselen dengan manik berwarna coklat madu yang setiap pancarannya begitu meleleh terkena sinar matahari.
Lilyana Eunbi Russel, pemilik mata tersebut.
Memiliki paras bak boneka porselen, dengan rambut hitam panjang bergelombang yang jatuh menjuntai sampai pinggang.
Kulitnya putih bersih seputih susu, dan bentuk tubuhnya adalah bentuk yang diirikan oleh kaum wanita.Ia tampak duduk termenung dengan wajah pucat dan bibir menghembuskan helaan nafas berat.
"Anna.. Bisakah kau bawakan aku obat yang diberikan Count Irland.
kepalaku kembali merasa pening." balasnya pada Anna si pelayan yang tampak khawatir menatapi junjungannya."kalau begitu aku akan panggil Tuan besar untuk membawa kembali Count Irland."
"tidak! Hanya bawakan obatnya saja."
"baik Nona.."
Setelah kepergian Anna, Eunbi menggigit kuku jari telunjuknya resah.
Setelah 5 hari tertidur panjang, ia terbangun dengan perasaan resah dan gelisah yang begitu mendalam.
Sejak kecil ia memang memiliki tubuh yang lemah, ia sering kali pingsan karna kelelahan, namun selama 19 tahun ia hidup ia tak pernah tertidur sampai selama itu.
Dan terakhir sebelum ia tertidur panjang, ia melakukan hal yang biasa ia lakukan.
Seperti bangun, makan, minum, tidur, membaca dan begitu terus.
Namun kebetulan saat itu ia datang keperjamuan pesta ulang tahun salah satu bangsawan yang ia kenal Yulia Tzuyu Lemozhar.
Dan selama perjamuan ia hanya ikut menimpali perbincang para Nona bangsawan dan setelahnya ia pulang dan karna merasa lelah ia tertidur dengan pulasnya.
Anehnya ketika ia terbangun pagi tadi, ia merasakan pegal luar biasa, juga emosi yang campur aduk berkat mimpi buruk yang ia alami.
Dalam mimpinya begitu banyak kejadian menyeramkan, dan juga begitu banyak darah, kematian juga pengkhianatan.
Bahkan ia masih merasa mimpi itu terasa nyata, karna orang-orang yang berada dalam mimpinya adalah orang-orang yang ia kenali."Nona.."
Eunbi mendongakkan kepalanya, kemudian meraih piring obat yang diberikan Anna padanya.
"terima kasih Anna."
"sudah tugasku, Nona.
Apa ada yang diperlukan lagi?"Eunbi menggelengkan kepalanya, kemudian meminta Anna untuk memberikannya waktu untuk beristirahat.
Setelah kepergian Anna, Eunbi beranjak dari duduknya, menuju meja kerjanya dan mengeluarkan berkas kertas kosong dan pena dengan ukiran Nama Keluarga Russel.Ia mulai mengingat kembali kejadian-kejadian didalam mimpinya, walau sesekali mengernyitkan keningnya karna kepalanya terasa panas dan pening, menulis semua kejadian-kejadian penting tersebut.
Merasa sudah menulis semua kejadian di mimpinya, ia menaruh penanya ke sisi kertas dengan helaan nafas berat."apa yang aku harapkan dari mimpi buruk tersebut, tapi setelah kuingat kembali ada sebagian kejadian yang sudah terjadi." ujarnya frustasi.