"Elard.. Dimana Akyra?" tanya Rowoon setelah keuar dari ruangannya, menjamu Raja Arsen dari kerajaan Jaasir di wilayah utara.
Jooheon membungkukkan punggungnya penuh hormat, kemudian kembali menegakkan punggungnya seraya berkata.
"beliau tengah bermunajat ditempat favoritnya, Yang mulia."
Rowoon megangguk mengerti, kemudian terkekeh pelan kala mendengar suara Eunbi yang beriringan dengan suara deburan ombak.
".. Apakah nanti bayi dalam kandunganku ini mirip dengan Ibunya atau dengan Ayahnya?
atau gabungan dari wajah keduanya?
Tapi kuharap ia memiliki wajah yang tampan seperti Ayahnya.
Tapi untuk sifat berikan sedikit sifatku padanya.
Caiden cukup kejam- oh astaga apa yang aku katakan, pasti Caiden mendengarnya.
Mentari..
Bagaimana ini?""ah iya!
Elard.. Jika nanti Reika datang, cepat kabarkan aku.""baik.. Yang mulia."
Setelahnya Rowoon melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong, kemudian menuruni tangga dan melangkah keluar dari kastilnya.
"... Ugh!
Maafkan aku, Nak..
Jangan terlalu kencang menendang, tapi memang itu kenyataannya.
Ok baiklah..
Aku tidak akan berbicara yang tidak-tidak lagi tentang Ayahmu.
Responmu selalu seperti ini, jika aku mengatakan kalau Ayahmu itu keja-
Ok! Ok! Aku tidak akan mengatakannya lagi.
Ugh! Perutku astaga~
Aku seperti mengandung anak naga, yang tak pernah bisa diam dan selalu berputar."