Nine

434 33 0
                                    

"Jimin?" Taehyung berujar lirih namun Ia tak sangguo untuk membalikkan badannya melihat seseorang yang menolongnya itu. Setelah itu Ia mendengar beberapa orang berdatangan dan menyerang orang bertubuh besar itu.

Taehyung tak dapat menoleh. Ia mentup matanya setelah seseorang itu berteriak namanya.

*End Flashback

Entah tiba-tiba satu bulir air matanya mengalir dengan pandangannya yang tertuju pada Jendela kamar.

***

Jimin yang masuk ke kamar Taehyung untuk sekedar melihat Keadaan Taehyung pun terkejut dengan satu bulir air mata yang mengalir jelas di pipinya.

"Taehyung kau kenapa?" Tanya Jimin yang langsung menghampiri Taehyung dan mengusap satu bulir itu. Taehyung tak menjawab, air matanya semakin deras turun sedangkan Jimin semakin khawatir.

"Taehyung kataka padaku, jangan menangis. Kau baik baik saja Taehyung" Kata Jimin yang ikut menitikkan air matanya dan memeluk tubuh Adiknya itu. Taehyung hanya diam, tangannya terangkat untuk membalas pelukan kakaknya itu, tapi dia belum sanggup untuk sekarang. Dia tidak tahu kenapa dia merasa masih sangat gengsi. Tangannya turun dan air matanya kembali turun, sebagai jawaban dari pelukan Jimin.

Maafkan aku Jimin... 

Taehyung menutup matanya agar Kakaknya mengira dia sudah tidur. Jimin pun segera melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya sambil memandang mata adiknya yang sudah tertutup—tertidur.

"Tidurlah yang nyenyak Tae, aku harap hari ini adalah hari yang menyenangkan" Kata Jimin dengan senyumannya yang lembut. Ia pun segera pergi dari sana.

Setelah Jimin menutup pintu kamar Taehyung, Taehyung pun segera membuka matanya dan mendudukkan dirinya dengan sedikit meringis karna lukanya masih sedikit sakit.

Ia termenung dengan ucapan Jimin barusan. Hari ini menyenangkan? Kenapa Jimin berkata seperti itu? Biasanya dia tidak seperti itu bukan?. Karna perasaannya yang tidak enak, dia berjalan ke arah kamar sebelah—kamar Jimin.
Pintunya sedikit terbuka, menampakkan Jimin yang duduk di bangkunya sambil tangannya yang bergerak memegang sebuah pulpen. Sedang menulis? Taehyung semakin penasaran saja, ingin saja Ia masuk. Tapi.. Taehyung menggeleng pelan. Setelahnya Ia sedikit menajamkan matanya ke wajah Jimin.

Jimin menangis?

-

Jimin kembali melangkahkan kakinya menuju kamar, dan berjalan ke bangkunya. Mendudukkan dirinya dan menatap siang yang begitu cerah.
Ia tersenyum pelan menatap dedaunan yang menari terkena angin siang yang begitu menghangatkan untuk hari ini.
Jimim teramat senang sekali dirinya telah memeluk tubuh adiknya saat itu.
Pertama kali setelah kejadian itu, walaupun pelukannya tak mendapatkan jawaban Ia tetap saja senang. Kapan lagi? Kapan lagi dia harus memeluknya? Mana mau Taehyung dipeluk seperti itu, bisa-bisa saja Ia di dorong sampai terjatuh.

Tak apa, untuk yang terakhir

-

Taehyung segera berjalan kembali ke kamarnya dengan bingung. Tapi tiba-tiba dirinya terjatuh

"Akh!"

Ia meringis sakit, karna kakinya yang sedikit luka terbentur oleh lantai, tiba tiba pintu kamar sebelah terbuka, menampakkan Sang kakak yang menghampirinya dengan raut wajah khawatir

"Taehyung..kau tidak apa apa?" Tanya Jimin sambil melihat ke arah kaki Taehyung.

"Kenapa keluar? Kamu harus istirahat Taehyung, ayo" Kata Jimin yang kemudian menuntun Taehyung berdiri dan berjalan menuju kamar.

Colors Of The RAINBOW √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang