Sebelumnya Jungkook memamg tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang kakak, Kakaknya meninggal setelah dilahirkan. Appa dan Eommanya sangat sibuk bekerja, dirinya hanya bertemu di pagi hari, karna pekerjaan itu memakan waktu sehari.
Dan benar saja, kali ini Ia merasa mendapatkan Kasih sayang yang benar benar utuh. Walaupun bukan saudara kandungnya Ia merasa benar benar bahagia jika berada disamping Jimin. Jimin lah yang membuatya tersenyum, melihat Jimin tersenyum adalah hal yang membahagiakan untuk Jungkook. Karna itu Jungkook sangat tidak rela, mungkin Minggu besok adalah hari-hari yang kembali ke asalnya, dimana Ia hanya akan sibuk membaca buku tanpa keluar dari kelas.
-
Taehyung segera beranjak dari situ, dan peegi duduk ke sofa sambil membuka Handphonenya, sedikit mengangkat bola matanya melihat ke arah Jimin yang berjalan menuju kamarnya dengan sesenggukan yang terdengar jelas di telinganya.
Apa dia harus menelpon Jungkook atau langsung menemui Jungkook untuk penjelasan dari ini semua?
Ah, untuk apa."Tapi, kenapa tadi seperti perpisahan?"
***
Jimin semakin tak dapat mengontrol Air matanya yang semakin mengalir deras, Ia duduk di tepi ranjangnya dengan pandangan matanya yang tertunduk ke lantai.
Hari ini Hari terakhir sekolah, besok adalah Hari Minggu hari terakhirnya menatap dunia juga Taehyung.Apa yang harus Ia lakukan? Ia tidak ingin menyesal setelah ini. Ah Ia masih ingat perkataan Pamannya, tak mungkin Taehyung akan menangisi.
Tiba-Tiba saja handphonenya berbunyi menandakan telepon masuk, Ia sedikit mengerutkan dahinya ketika itu adalah telepon dari orang yang tidak Ia kenali. Ia menghela nafasnya dan segera menjawab telepon dari nomor asing itu
"Halo?" Sedikit lama jawaban dari penelpon itu.
"Senin, segera jalankan kakimu ke tempatku. Atau aku yang akan menyeretmu dengan paksa. Nikmati Minggumu besok yang indah, anak baik" Jimin menelan kasar ludahnya dengan dirinya yang membeku. Teleponnya mati setelah itu. Handphonenya terjatuh begitu saja dengan tatapannya kosong. Air matanya tak dapat mengalir sekarang. Karna yang Ia pikirkan sekarang adalah.
"Ini semua demi Taehyung"
***
"Sudah siap kan?" Dengan gaya sombongnya Ia berkata pada dua orang yang merupakan temannya.
"Ya sangat siap" Jawab Salah satu temannya dengan senyuman licik.
"Aku tahu, setelah ini pasti akan sesuai rencana" Mereka tertawa bersama sambil mengangkat cangkir alkohol mereka masing-masing.
-
Taehyung sangat senang sekali karna besok hari senin libur karna sekolah akan dipakai untuk lomba. Setelah memakai sepatunya dan segera menaiki mobilnya. Persediaan snack di kamarnya sudah habis, jadi Ia memutuskan untuk pergi ke Supermarket untuk membeli snack kesukaannya. Taehyung penyuka snack, dia selalu menyimpannya di kamar, bukan di kulkas. Dan Jimin tahu itu, karna Terkadang Ia yang harus membuang sampah-sampah snack Taehyung yang berserakan di lantai, dan Taehyung sama sekali tak peduli tentang hal itu.
Setelah memilih beberapa snack, Ia segera membayar semuanya dan kembali ke mobil membawa plastik berisi snack yang Ia beli. Ia ingin segera pulang dan memakan snacknya.
Namun di tengah jalan yang sangat sepi, tiba-tiba mobilnya di hadang dengan tiga orang bertubuh besar bersepeda motor. Taehyung sedikit terkejut dan menghentikan mobilnya secara mendadak. Orang-Orang itu turun dari sepeda motor mereka, bukan orang biasa, seperti orang jahat yang akan menculik uang dengan pakaian serba hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors Of The RAINBOW √
Fiksi Penggemar[THE TRUTH UNTOLD] Jadi dimana Dia harus mencari warna-warnanya agar semuanya baik-baik saja? Akankah ada perpisahan atas kesalahpahaman yang harus dirahasiakan? Mengapa Ia tak pernah tahu bahwa ketulusan itu benar-benar nyata? [END] [VMin] [Brot...