Ajakan Komitmen.

140 27 5
                                    

Sekarang 4:12.

Aku bangun, kamu udah gak ada.

Buru-buru banget? Padahal we can have another round at 5:00, kan?

Ah.

Kaos kaki kamu, tuh, ketinggalan sebelah di bawah kasur aku.

Rada nyesel ketiduran.
Soalnya sebelum aku tidur, kamunya cantik.

Warna lingerie-nya bagus banget di kulit kamu.

(((TERNYATA MIMPI!!!)))

Yailaaah.

Gak gini, sik, caranya.

Kalo dulu kamu gak mau komitmen,
BILANG AJA!

... Kan, aku juga gitu.
Sama, kok,
kita.

"Aku gak cocok sama konsep marriage!" kata kamu. Sambil megangin kepala. Marah-marah.

"Terus gimana?"

"Kita selesai aja!" kata kamu. Makin marah.

"Kalo aku jatohnya di kamu gimana?"

"Bukan urusan aku! Jangan pake ilmu sastra kamu kalo kita lagi berantem!"

"Ilmu sastra apa, sik? Dah gila, ya." Jidat aku nekuk. Heran dalam hati kenapa kamu gak sadar kalau kamu adalah wujud nyata dari sastraku.

... Walau aku sarjana hukum internasional, sih. Ha.

"Pokoknya kita putus." Kamu ngebalikin kartu apartemenku. "Nih."

"Tar dulu, ini beneran?" kataku bingung.

"IYA, LAH!"

"Kamu aneh banget."

"Kamu lebih aneh! Kita bisa bareng karena sepakat untuk gak saling komitmen!" kata kamu, teriak.

"Ya, oke. Gak jadi. Anggep aja cincin yang aku sodorin ini cuma prank."

"Gak bisa!"
"Aku juga gak bisa."
" .... "
" .... "

Diem dua-duanya.

Aku gak bisa ngapa-ngapain lagi selain natap mata kamu.
Harapannya,
kamu mau percaya,
.
.
kalau dua orang yang sama-sama membenci konsep pernikahan,
.
.
"Makasih dua tahunnya."
.
.
... punya kesempatan keduanya untuk mencoba lagi, tapi ....
.
.
" ... Oke."
Ternyata memang gak mudah.
.
.
Ah,

nyesel aku seumur hidup.

Fuck, lah.

"Tapi kita masih bisa ketemu, kan, Yv?"
.
.
.
.
.

Tulisan 5 Menit,
oleh imsoboredbaby
© 2020

Tulisan 5 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang