Part 19

1.4K 237 90
                                    

Janlup Vote Komen💚



Haechan sekarang duduk di tempat Changbin tadi. Dia masih aja nangis:(

Patah hati lah pasti.

"Hiks.. Bajingan!! Hiks.."

Tak lama kemudian, seseorang mengulurkan Coffe cup ke Haechan.

"Kak Mark.. hiks.." Haechan malu ketemu sama Mark, rasanya mau nenggelamin diri saja:(

"Sakit kan rasanya? Butuh pelukan hm?" Mark merentangkan tangannya.

Haechan menghapus air matanya lalu menangis di pelukan Mark.

"Huwee.. Kak Mark hiks.. ma.. maafin Haechan, Haechan harusnya percaya sama Kak Mark kemarin, Haechan bego Hiks.."

Mark ngelus pundak lalu kepala Haechan, "Hus! you're not stupid. Aku juga sudah maafin kamu, jangan sedih lagi."

Mark sebenarnya ngeliat Haechan sama Changbin tadi, awalnya Mark mau kesana buat nonjok Changbin. Tapi dia ngurungin niatnya.

"Thanks ya Kak hiks.." Haechan berusaha senyum.

"It's okay Chan. Changbin enggak pantes sama orang yg baik kayak kamu. Sudah ya." Mark memegang kedua pipi bulat Haechan lalu mengusap air yg keluar dari kedua mata tersebut.

Mark kebelet pengen gigit pipinya Haechan, gemoy!

"Udah, btw kamu ngapain ke Kampus hari ini? Enggak liburan?" Haechan menggelengkan kepalanya.

"Aku ada janji sama Bu Krystal jam 10." Haechan melihat jamnya.

SUDAH PUKUL 09.59

"Woah bentar lagi, Kak Mark aku duluan ya makasih kopinya!!" Haechan memakai tas Selempangnya lalu berlari meninggalkan Mark.

Mark sedikit lega, akhirnya Haechan tahu kebusukan Changbin di belakang; Haechan pun pantas untuk bahagia.




Yangyang turun dari kamarnya, dia ingin mengambil makan. Dan dia memakai baju yg sedikit transparan.

Yangyang ngerasa bagian belakang tubuhnya sedikit perih, dan sedikit basah. Wonwoo yang berada di dekatnya melihat baju Yangyang yg ada bercak darah sedikit.

"Ya ampun, punggung kamu kenapa Yangyang?" Yangyang sedikit meringis. "Berdarah ya Kak?"

"Iya, Kakak cek bentar ya." Yangyang mengangguk lalu mereka duduk di ruang tamu. Ortu Yangyang belum pulang kok.

Wonwoo membuka bagian belakang baju Yangyang dan dia terkejut ada goresan luka yg masih basah.

"Dek, ini luka kapan?? Kok masih basah gini?" Yangyang nundukkin kepalanya. "Luka kemarin Kak. Itu bekas pukulan Ayah."

"Yangyang kemarin enggak bisa ngobatin luka yg di punggung. Obat lukanya juga udah habis.." Yangyang ngulum bibir sambil nyambungin kedua jarinya.

Dalam satu minggu pasti Yangyang punya banyak luka dari orang tua sama saudaranya itu.

"Bentar, Kayaknya Kakak bawa obat dari rumah." Wonwoo mengambil obat luka dari dalam tasnya.

Wonwoo mengobati luka Yangyang dengan hati-hati. Lukanya benar benar terlihat meyedihkan.

"Ssh.." Desis Yangyang menahan perih. "Kalo masih belum baik, Yangyang ke dokter ya. Jangan dibiarin takutnya nanti infeksi. Kakak bisa temani kamu kok." Wonwoo menempelkan cairan antiseptik juga.

Wonwoo tidak berbohong, punggung Yangyang penuh goresan dan bekas luka yg mungkin enggak bisa hilang.

Itu lukanya pasti sudah bertahun tahun yang lalu. Wonwoo sudah sering mengobati luka Yangyang dari lama.

Domba Kecil [Kunyang]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang