4#Diam atau Lawan?

22 5 1
                                    

Adinda di buat mematung dengan suara-suara yang terus mengganggu pendengarannya. Dan itu sedikit berpengaruh kepadanya apalagi adinda hanya bisa mendengar jika menggunakan alat bantu dengar.

"eh itu rambut apa buntit kuda non" ledek bram kemudian tertawa renyah

"pinter sih tapi ga bisa ngomong pas presentasi jadi percuma"

"orang kalau sekolah bawa duit banyak bukan stiki note buat nulis kata-kata apalagi buat ngobrol" ucap bram tanpa memikirkan perasaan adinda

Apa salah gadis berkuncir dua itu sehingga banyak orang yang membullynya? Apakah penampilannya yang kuno? apakah pantas mereka menjadikan kekurangan orang lain sebagai candaan?

"anjing lo semua! " suara mila terdengar begitu kencang dan membuat penghuni kantin menatapnya.

"weh mba jago datang" ucap bram yang menyambut kedatangan mila. Bram? Heh pria itu sudah mendapatkan julukan playboy sekolah.

Raut wajah mila begitu kesal, ingin sekali dia mengcak-ngacak wajah yang sudah membully sahabatnya. Dengan paksa mila menarik lengan adinda.

" apa lo semua pantes jadiin dia bahan bullyan? "

"salah dia apa! Apa pernah dia ngusik hidup lo semua! "

"tenang mil" ucap dicky berusaha menenangkan mila.

"gue ngga bisa tenang selama sahabat gue di giniin dik"

"iya mil gue ngerti. Tapi lo jga harus ngontrol diri lo jangan emosi kaya gini"

Mila menghiraukan dicky dan lebih asik menatap bram dengan wajahnya yang penuh emosi. "lo bully dia berarti berurusan dengan gue! " tajam mila dengan jari telunjuk mengarah kepada bram.

Bram tersenyum licik. Tentu saja dia tahu bagaimana menghadapi gadis seperti mila, kemudian bram berjalan perlahan mendekati mila sehingga tidak menyisahkan jarak sama sekali.

"lagian temen lo cupu sih" ucap bram tanpa ragu

"dan yang parah dia itu bisu" sambungnya

"hahahahahhaha" suara tawaan bram dan temannya terdengar begitu renyah. Entah apa yang lelucon apa yang lucu jika di dapatkan dengan cara membully.

"Gue bisa saja ngelakuin hal yang sama kepada lo! Tapi sayangnya lo cukup gagah untuk di bully" ancam bram

"oh iya kalau temen lo cantik sexy menawan satu sekolahpun ngga bakal ko ngebuly dia" sambung bram kemudian pergi.

Mila mengepalkan kedua tangannya dan siap menghajar bram kapan saja. Tapi sayang hal itu tidak terjadi karena adinda akan mendapatkan bullyan yang lebih parah dari ini.

***

"mau pesan kopi apaan ger? " tanya alfin sembari basa-basi karena hampir setengah jam mereka berdua tidak bicara.

"kopi hitam aja" sahut gerry sembari memainkan rokonya.

"ok tunggu gue pesenin dulu" ucap alfin kemudian masuk kedalam warung.

Jam istirahat biasanyan para siswa nakal selalu pergi keluar sekolah agar mereka bisa menikmati kopi dan merokok karena lingkungan sekolah tidak menyediakan area bebas merokok.

Dan jalan yang di gunakan adalah tembok tinggi yang di gunakan untuk akses keluar masuk sekolah sesuka hati tanpa ketahuan guru.

"bi pesen kopi hitam 1"ucap alfin kepada bi inem sang pemilik warung

"diminum disini fin? "

"iya bi disini"

"tunggu ya"

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang