Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari Halloween.
Kabar burung mengatakan jikalau salah satu SMA peninggalan Belanda itu memiliki sejumlah makhluk tak kasat mata yang dimana saat hari Halloween tepatnya di lantai tiga tidak seorang pun yang boleh ke sana.
Semuanya patuh terhadap rumor tersebut. Setiap tahun SMA Swasta Lusiano Jakarta merayakan halloween di sekolah. Siswa-siswi memakai kostum beraneka ragam ngerinya. Biarpun begitu, untuk satu hari saja, lantai tiga kosong melompong.
Entahlah, tidak ada yang tau peristiwa aneh apa yang terjadi di atas sana. Sebelum lantai tiga ditutup untuk hari itu, dulu sekali pernah terjadi kesurupan massal yang menyebabkan tiga siswa meninggal di tempat.
Hari Halloween.
Itu hari ini.
Empat murid yang memakai kostum berbeda sedang berkumpul serius membentuk lingkaran kecil. Suara mereka berbisik seakan tidak boleh orang lain ikut mendengar. Jimin Aldebaran Putra yang sebagai zombie melanjutkan ceritanya.
"Jangan takut pada hantu, cukup lihat mereka! Lihat ke kirimu, ke kananmu, di kolong mejamu, di belakang kursimu, dalam lokermu, tapi jangan pernah lihat ke atas! Dia benci dilihat!"
Tiga temannya merinding ngeri. Hanya Yuju Nara Cahyono saja—yang sedari tadi duduk santai mengabaikan lingkaran empat temannya—menghela napas gusar. Pasalnya Yuju yang memakai kostum kuntilanak itu sama sekali tidak tertarik dengan cerita yang katanya 'me-nye-ram-kan' ala Jimin.
"Kalau gak mau dilihat, ngapain dia ada di dunia coba? Tinggal pilih surga atau neraka aja beres!" celoteh Yuju diselingi wajah malasnya.
"Bukannya surga dan neraka itu belum ada ya?" sambung Eunha—temannya yang lain sebagai suster ngesot.
