- 3th - [2]✓

44 8 6
                                    

"Lo ... gak beneran ... nganter Sinbi ke lantai tiga, kan?" Jimin mulai curiga. Dia menunggu Yuju menjawab pertanyaannya.

"Haish, sialan!" Jeyhop mengumpat pelan sebelum berlari meninggalkan kelas tersebut. Jimin sempat bingung di antara tetap bersama Yuju atau mengikuti Jeyhop namun akhirnya Jimin memilih mengikuti Jeyhop.

Yuju masih berdiri di tempatnya dengan wajah menunduk. Dia salah. Dalam kesunyian, Yuju memilih cara yang salah.

Jeyhop membuka pintu lantai tiga dengan kepercayaan diri penuh. Jimin memekik kaget saat melihat Jeyhop masuk ke lantai tiga begitu saja tanpa berpikir panjang.

"Jeyhop, lo—" Jeritan Jimin tertahan karena sebuah tangan keluar dari dalam. Tangan dengan jari berkuku panjang itu menjulur keluar menarik knop pintu yang terbuka dan menutup pintu itu kembali.

"Hiii~" Jimin merinding melihatnya sebelum akhirnya lari menuruni tangga.

Jimin kembali ke kelas 1Ipa3 lagi namun Yuju sudah tidak ada di sana. Jimin bergegas turun ke lantai satu. Matanya memandangi sekeliling mencari keberadaan Yuju dan ternyata Yuju sedang dimarahi habis-habisan oleh Guru BK.

Dari kejauhan Jimin bisa menyimpulkan kalau Yuju baru saja menceritakan yang sebenarnya kepada guru tersebut. Dari kejauhan Jimin juga bisa melihat kalau Yuju ditampar oleh wanita paruh baya itu dengan kasar.

Jimin berjalan mendekat. Suara guru itu mulai terdengar.

"Perbuatan kamu tidak bisa ditoleransi. Kamu tau? 26 murid terluka gara-gara perbuatan iseng kamu itu! Kami harus memanggil paranormal kemari!"

"Maaf ...." Suara Yuju begitu lirih. Ia menunduk dalam dipenuhi ketakutan dan rasa bersalah. Lalu, di tengah gemetarnya tangan Yuju seseorang menggenggam tangan itu dengan penuh kehangatan. Yuju sedikit tersentak karenanya.

"Yuju gak sepenuhnya salah, Bu. Saya menceritakan cerita hantu padanya jadi saya pantas untuk dimarahi," ucap sosok pemilik tangan yang menggenggam tangan Yuju.

Air mata Yuju yang menggantung kini jatuh meluruh ketika mendengar suara Jimin. Yuju pikir Jimin akan ikut memarahinya namun ternyata sebaliknya. Sikap Jimin memang sulit ditebak.

"Terserah pada kalian! Saya akan memberi hukuman setelah semua ini beres! Sekarang kalian cari perlindungan atau tolong teman kalian yang butuh bantuan! Cepat!" perintah Guru BK sebelum pergi meninggalkan Yuju dan Jimin.

"Juy," panggil Jimin sementara Yuju tetap menunduk.

Yuju melepas genggaman tangan Jimin dan pergi begitu saja.

"Yuju!" panggil Jimin lagi tapi diabaikan oleh Yuju. Yuju justru mempercepat langkahnya hingga berlari kencang. "YUJU ANJER! TUNGGUIN GUA!"

Langkah Yuju benar-benar dah. Jimin sampai capek pun belum juga bisa menjangkau cewek dengan kaki panjang itu. Yuju terus menaiki tangga tanpa memedulikan panggilan Jimin berulang kali. Tangan Yuju memegang knop pintu masuk lantai tiga dan saat itu juga tangan Jimin menahannya.

"Apa-apaan sih lo?! Ngapain ikut masuk juga?" tungkas Jimin lalu melepaskan tangan Yuju dari sana.

"Lo yang apa-apaan?! Temen kita ada di dalam dan itu gara-gara gue! Gue harus nyelamatin mereka!" Yuju menepis tangan Jimin sambil menatap cowok itu dengan mata ketus.

"Lo gak denger kata guru tadi? Mereka mau manggil paranormal buat ngatasi masalah ini!"

"Gak sempat, Jimin! Mereka harus keluar secepat mungkin sebelum mereka mati terbunuh."

"Tapi lo gak harus masuk juga kan ke dalam? Di dalam udah ada Jeyhop kok, Juy."

"Kenapa sih lo?! Bukannya lo benci sama gue? Lo selalu ngelarang gue ini itu sesuka hati seakan—"

Special Day 》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang